Diantarnya sebagai berikut. Dimulai dari dibatalkannya pamflet 27 Oktober; tentara sekutu menjaga di daerah tertentu saja seperti pelbuhan dan perumahan orang Eropa; mantan tawanan yang mayoritasnya wanita dan anak-anak di Darmo dijamin perjalanan ke pelabuhan serta adanya pembentukan biro kontak karena kecurigaan terhadap kesungguhan pihak sekutu.
Terdapat suatu insiden yang dialami oleh Brigadir Jendral Mallaby pada tanggal 31 Oktober yaitu secara tiba-tiba mobil yang dinaiki nya terkena tembakan sehingga menimbulkan ledakan dan terbakar. Namun, belum diketahui siapa pelaku nya. Kematian Brigadir Jendral Mallaby ini sudah menyebar luas di surat kabar dunia. Karena hal ini juga kondisi Surabaya semakin memanas.
Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengeluarkan ultimatum yang inti isinya memerintahkan masyarakat Surabaya untuk menyerahkan seluruh senjatanya ke pihak Inggris. Namun, para pejuang Republik Indonesia menganggap ultimatum tersebut sebagai penghinaan dan menolak untuk mematuhinya. pada pukul 23.00 melalui radio pemberontak, Bung Tomo menyiarkan pidato yang membakar semngat juang bagsa Indonesia.
Saat waktu subuh di tanggal 10 November, pasukan Inggris mulai melaksanakan serangan di seluruh pelosok kota dibawah lindungan pengeboman dari udara dan laut.Â
Pukul 06.00 Surabaya diserang sekutu. Sedangkan pada pukul 11.00 Pidato Gubernur Soerjo menyerukan warga untuk bertindak demi kehormatan Bangsa dan Negara. Hampir seluruh kota berhasil dikuasai Inggris dalam waktu tiga hari. Namun, pertempuran ini berakhir dalam tiga minggu setelahnya. Sekitar enam ribu rakyat Indonesia gugur dan ribuan lainnya meninggalkan kota Surabaya yang hancur.
Pertempuran 10 November ini sudah diakui oleh pemerintah pusat dan dikenang sebagai Hari Pahlawan Nasional. Sebab telah memberikan inspirasi kepada rakyat Indonesia untuk berjuang membangkitkan semangat Nasionalisme serta mempertahankan Negara Indonesia. Â Dapat dibayangkan bukan, bagaimana semangat rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah saat itu
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H