Mohon tunggu...
Karina ayu
Karina ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

seorang mahasiswa jurusan Kriminologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Filsafat dalam Membuka Jalan Kriminologi

7 Mei 2024   09:31 Diperbarui: 7 Mei 2024   09:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

memahami lingkup kehidupan manusia Dimana mereka dapat lebih mengembangkan ilmu

yang nanti juga akan bermanfaat bagi dunia luas termasuk dengan ilmu yang mempelajari

tentang penjahat dan kejahatan, yaitu Kriminologi.

Kriminologi mempelajari tentang ilmu kejahatan Dimana kita dibimbing untuk
menjadi seorang kriminolog yang haus akan rasa ingin tahu akan suatu sebab dari suatu kasus
yang akan kita pelajari dan selidiki di kemudian hari. Lalu, bagaimana lanjutan filsafat dalam
membuka jalan atau memberi penerangan dalam ilmu kriminologi ?, berikut peran ilmu
filsafat dalam kriminologi :
* Untuk Mengerti Kejahatan dalam Kriminologi melalui Objek Kajian Filsafat
a. Ontologi
Dengan mempelajari berbagai pertanyaan dan rasa ingin tahu yang bersifat teori
mengenai sebuah ilmu, keberadaan dan kebenaran membantu kriminolog dalam
mengetahui berbagai kejahatan dari segi pelaku dan korbannya.
b. Epistemologi
Dengan mempertanyakan suatu proses atau cara sebuah pengetahuan dan ilmu
secara benar tentu akan membantu kriminolog menganalisis dan menilai suatu
bukti, filosofis dan memaparkan data dari suatu kasus yang akan di teliti oleh
seorang kriminolog.
c. Aksiologi
Dengan objek kajian ini mempermudah kriminolog untuk menyambung suatu
hubungan sebab dan akibat dari suatu kejadian dan memahami suatu perubahan
dari faktor-faktor dari perilaku criminal tersebut.
Dengan demikian dapat ditarik kesipulan bahwa filsafat dan kriminologi saling
bersinggungan dan perannya masing-masing harus dan dapat digabungkan, karena tanpa
mempelajari filsafat pemikiran seorang kriminolog tidak akan terbuka. Filsafat membuat
kriminolog melatih cara berpikirnya dengan mempertanyakan suatu pertanyaan dari yang
mendasar hingga suatu pertanyaan yang kompleks. Selain itu, kriminolog dilatih juga untuk
memiliki rasa ingin tahu yang buas dan haus akan jawaban yang kompleks. Jadi,
kesimpulannya adalah Kriminologi dan Filsafat tidak bisa dipisahkan dan merupakan satu
kesatuan yang utuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun