Mohon tunggu...
Karina Trijono
Karina Trijono Mohon Tunggu... Wiraswasta - @soloputri.id

Happy mompreuner with beautiful daughter Founder @soloputri.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Batik Indonesia, Kecantikan Sekaligus Tantangannya

28 Oktober 2020   09:41 Diperbarui: 28 Oktober 2020   09:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batik Indonesia asli memiliki kecantikan luar biasa dengan nilai seni yang tinggi. Hal ini membuat warisan ini terus dicintai dan disukai banyak kalangan. Batik juga telah diakui sebagai bentuk warisan dunia sehingga setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai  Hari Batik Nasional.

Berbicara kecantikan dan keindahan batik tentunya tidak akan pernah ada habisnya. Mengingat setiap goresan dibuat secara manual dan penuh makna. Namun, dibalik kecantikannya batik memiliki beragam tantangan khususnya di era perdagangan dunia seperti saat ini.

Tantangan tersebut begitu dirasakan oleh pengrajin lokal yang tersebar di beberapa daerah. Sebut saja daerah Pamekasan Jawa timur, Tegal Jawa Tengah, hingga daerah lain yang terus tergerus akibat arus tantangan yang semakin meningkat.

Karena hal paling penting yang harus diketahui, batik adalah proses, bukan sekadar motif.

Biaya Produksi yang Kian Meningkat

Batik dibuat dengan proses yang rumit. Karena pengrajin menggunakan cara manual dalam setiap prosesnya. Dengan bermodal canting, malam, hingga pewarna alami untuk hasilkan goresan cantik. Prosesnya yang sangat manual tentu membutuhkan tenaga maksimal untuk setiap prosesnya.

Tak hanya tenaga saja, ternyata pengrajin digempur dengan semakin mahalnya harga-harga produksi. Terjadi peningkatan besar-besaran biaya produksi mulai dari lilin, kain mori, pewarna, hingga minyak tanah yang mulai langka. Hal ini membuat motif asli semakin tinggi harganya.

Harga jual yang terlalu tinggi membuat pengguna cenderung memilih jenis print dengan harga lebih murah. Hal ini membuat para pengrajin semakin kebingungan dalam memproduksi batik dan menjualnya di pasaran. Sehingga membuat semakin sulit untuk terjual di pasaran.

Gempuran Produk Sejenis serta Munculnya Produk dengan Harga Lebih Murah

Batik Indonesia asli selain digempur biaya produksi tinggi, juga ditantang oleh munculnya produk dengan harga lebih murah. Saat ini tersedia beragam pilihan kain print bermotif batik dengan harga sangat murah. Tidak heran jika masyarakat beralih ke batik print karena harganya.

Belum lagi ditambah dengan munculnya beragam kain motif batik impor dengan harga murah. Hal ini membuat pengrajin semakin tertekan keberadaannya. Produk impor juga menyediakan motif beragam yang tidak kalah dengan motif asli Indonesia. Sehingga masyakat cenderung lebih tertarik karena mendapatkan harga lebih murah.

Adanya regulasi perdagangan bebas juga membuat batik Indonesia harus mampu bersaing dengan produk Negara lain. Pasalnya, kini penjualan produk ke Negara lain mejadi semakin mudah, sehingga meningkatkan kompetensi antar pengrajin. Jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas, maka pengrajin akan kehilangan pelanggan dengan cepat.

Faktor Alam dan Cuaca yang Menjadi Tantangan Pengrajin Batik

Batik dibuat menggunakan proses manual yang masih sangat menggantungkan cuaca. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi pengrajin jika cuaca tidak memungkinkan untuk menjemur kain. Alhasil, proses produksi harus dihentikan sementara hingga cuaca mendukung.

Faktor cuaca menjadikan proses produksi tidak bisa diprediksikan. Berbeda dengan kain print yang dapat diperkirakan proses pengerjaannya. Belum lagi ditambah tantangan penggunaan warna alam yang sulit didapatkan. Terkadang pengrajin harus menunggu lama hanya untuk mendapatkan satu warna.

Berbeda dengan penggunaan warna sintetik yang tersedia dalam jumlah beragam tanpa batasan. Hasilnya pun lebih cerah dan merona sehingga lebih menarik perhatian pelanggan. jelas hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengrajin untuk dapat bersaing di tengah-tengah keterbatasan yang ada.

Tantangan pengrajin harus segera dibantu untuk penyelesaiannya. Pasalnya, jika terus dibiarkan maka lama kelamaan pengrajin akan gulung tikar dan batik dapat punah perlahan tapi pasti. Sehingga menjadi tugas kita semua untuk bersama melestarikan batik Indonesia asli agar tetap diminati.

Sangat penting untuk terus menerus mengedukasi masyarakat, bahwa batik adalah proses dan bukan sekadar motif. Bahwa kain print motif batik bukanlah batik itu sendiri. Dan dengan melestarikan batik, berarti kita membantu para pengrajin batik.

Tidak ada gunanya setiap tanggal 2 Oktober semua orang memakai baju "batik", tetapi ribuan pengrajin batik gulung tikar. Karena bukan batik yang dipakai melainkan kain dengan motif batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun