Dalam hal kesehatan mental, Gen Z lebih terbuka dan menjadikannya sebagai prioritas, sementara generasi sebelumnya lebih terbiasa "bertahan" dalam tekanan tanpa banyak membicarakannya. Selain itu, Gen Z lebih peduli pada kebahagiaan dan kesejahteraan diri dibanding sekadar bekerja keras tanpa henti, yang sering dianggap sebagai perbedaan mendasar dalam cara mereka menghadapi kehidupan dan karier.
Label "Generasi Strawberry" yang diberikan kepada Gen Z sering kali menimbulkan perdebatan. Di satu sisi, mereka dianggap rapuh dan kurang tahan terhadap tekanan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan. Namun, di sisi lain, Gen Z justru menunjukkan adaptasi yang berbeda, dengan lebih mengutamakan kesehatan mental, fleksibilitas dalam karier, inovatif, kreativitas, serta kepedulian terhadap isu sosial dan lingkungan. Mereka bukan generasi yang lemah, melainkan generasi yang memahami nilai keseimbangan hidup dan bekerja dengan cara yang lebih inovatif. Oleh karena itu, penting untuk melihat mereka secara lebih objektif, bukan sebagai generasi yang mudah hancur, tetapi sebagai generasi yang berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Stereotip ini perlu ditinjau ulang agar kita lebih memahami bagaimana generasi ini membentuk masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI