Indonesia. Dikarenakan penularannya yang cepat, Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diharapkan dapat menekan penyebaran Covid-19, salah satunya dengan adanya PSBB. Berdasarkan PSBB, diterapkan juga Pembelajaran Jarak Jauh bagi siswa dan mahasiswa.
Sebenarnya, PJJ di Indonesia bukanlah hal yang baru, namun masih memiliki beberapa kekurangan yang harus dievaluasi. Hal itu menjadi kajian penulis untuk membuat penelitian mengenai dampak pembelajaran jarak jauh bagi siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran jarak jauh berdasarkan pengalaman siswa, mengetahui kendala apa saja yang dialami oleh siswa selama pembelajaran jarak jauh ini berlangsung.
Dari hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa di Indonesia sendiri, ternyata pembelajaran jarak jauh secara online telah dilakukan secara meluas, namun masih memiliki beberapa kendala, seperti kendala pada koneksi, dan device . Selain itu, kebanyakan siswa yang merasa jenuh selama pembelajaran jarak jauh berlangsung, dan tidak menginginkan sistem PJJ diterapkan kembali di Indonesia setelah pandemi Covid-19 berakhir, Oleh karena itu, diperlukan berbagai solusi yang dapat dilakukan demi mempermudah pembelajaran dengan sistem online ini.
Covid-19 merupakan penyakit yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut coronavirus 2. Pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, China, kini penyebarannya sudah meluas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 terdeteksi pada 2 Maret 2020, dan hingga saat ini kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin bertambah. Dikarenakan penularannya yang cepat, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diharapkan bisa menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia, diantaranya adalah pembatasan sosial berskala besar atau yang biasa disingkat PSBB.
Berdasarkan pembatasan sosial tersebut, diterapkan juga sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ untuk siswa dan mahasiswa. Pembelajaran jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi (Permendikbud No. 109/2013). Jadi, dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini, pelajar tidak perlu untuk datang ke tempat pembelajaran. Semua pembelajaran telah dilaksanakan secara online, dengan media komunikasi berupa handphone, tablet ataupun laptop.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Belajar dari rumah melali pembelajaran daring atau jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
b. Belajar dari rumah dapat di fokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;
c. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar dirumah;
d. Bukti aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa di haruskan memberi skor atau nilai kualitatif.
Sebenarnya, pembelajaran dengan metode jarak jauh bukanlah hal yang baru di Indonesia sendiri. Dimulai dari sejak tahun 1970-an, sistem pembelajaran jarak jauh telah mulai dirintis dengan penyelenggaraan eksperimentasi program radio untuk menatar guru sekolah dasar dalam bahasa Indonesia.
Lalu, pada tahun 1978, pemerintah Indonesia mendirikan Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM) dan lima buah SMP Terbuka guna memberikan kesempatan luas kepada siswa yang tidak dapat mengikuti pendidikan menengah secara tatap muka (Aminudin Zuhairi dan Effendi Wahyono, 2004). Pembelajaran jarak jauh di Indonesia terus mengalami perkembangan hingga kini dapat berbasis internet.
Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa karena pembelajaran jarak jauh lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian dari peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu sistem pendidikan yang tujuannya untuk menefektifkan metode pembelajaran dengan menggunakan internet. Sehingga, jarak dan waktu tidak lagi menjadi sebuah masalah.
Proses pembelajaran jarak jauh merupakan gambaran dari perkembangan teknologi dalam bidang informasi yang membawa pengaruh pendidikan melalui media pembelajaran (Munawaroh, 2005). Pembelajaran jarak jauh sebagai media dan sumber belajar yang memaksimalkan teknologi serta alat komunikasi yang modern berbasis internet dan dilakukan secara online merupakan sistem pembelajaran yang berfokus pada individu atau sekelompok kecil siswa yang menitikberatkan pada keaktifan siswa dengan dipandu oleh seorang guru secara jarak jauh tanpa tatap muka, interaksi, sehingga mulai dari penyampaian materi serta tugas sepenuhnya dilakukan secara online menggunakan internet.
Pembelajaran jarak jauh memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan di kamar, ruang tamu, dan sebagainya. Serta waktu yang di sesuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam. Pembelajaran jarak jauh juga dapat mengatasi permasalahan jarak, sehingga peserta didik tidak perlu pergi ke sekolah untuk belajar.
Namun, tak dapat dipungkiri, pembelajaran jarak jauh juga memiliki beberapa kekurangan yang harus dievaluasi, sebagai metode pembelajaran yang rata-rata digunakan pada saat pandemi Covid-19 ini. Kepuasan siswa dalam menjalani pembelajaran jarak jauh merupakan masukan dan evaluasi penting untuk perbaikan sistem pembelajaran jarak jauh di masa mendatang, sehingga dapat tetap digunakan sebagai metode pembelajaran terutama di saat pandemi ini.
Oleh karena itu, hal ini dijadikan alasan penulis untuk mengadakan penelitian mengenai dampak pembelajaran jarak jauh, dengan fokusnya adalah siswa, karena masih banyak siswa yang masih merasakan kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran jarak jauh berdasarkan pengalaman siswa, mengetahui kendala apa saja yang dialami oleh siswa selama pembelajaran jarak jauh ini berlangsung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data dan analisis mengenai dampak pembelajaran jarak jauh bagi siswa. Setelah itu, penulis menarik kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
Dalam pengumpulan data, dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk tidak keluar rumah, pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner elektronik melalui Google Form. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui platform seperti Whatsapp dan Line,, dibagikan melalui grup-grup chat maupun peorangan.
Melalui jenis penelitian deskriptif, penulis dapat menggambarkan permasalahan yang diselidiki dan diamati, karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Sehingga penulis dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai dampak pembelajaran jarak jauh bagi siswa ini.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk menyoroti permasalahan pembelajaran jarak jauh melalui proses pengumpulan data yang memungkinkan penulis untuk menggambarkan situasi lebih lengkap daripada yang mungkin dilakukan tanpa menggunakan metode ini. Ini sangat berguna ketika mengumpulkan informasi dengan gangguan pada subjek atau ketika tidak mungkin untuk menguji dan mengukur sejumlah besar sampel. Penelitian ini memungkinkan untuk mengamati perilaku alami tanpa memengaruhi mereka dengan cara apa pun.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan melalui kuesioner yang telah diberikan ke beberapa responden yang berasal dari SMA dan SMP, penulis dapat menemukan poin-poin penting terkait dengan dampak pembelajaran jarak jauh sebagai metode pembelajaran bagi siswa, yang dirangkum sebagai berikut.
Berdasarkan penelitian dan pengolahan skor jawaban responden yang telah dijabarkan sebelumya, di Indonesia sendiri, ternyata pembelajaran jarak jauh secara online telah dilakukan secara meluas. Hampir tidak ada sekolah yang tidak menerapkan konsep pembelajaran ini ditengah pandemi yang sekarang ini terjadi.
Pembelajaran secara online dilakukan mulai dari Senin hingga Jum’at. Sesuai seperti jadwal pembelajaran offline yang sebelumnya terjadi, namun perbedaan mendasar diantara sistem pembelajaran online maupun offline adalah waktu pembelajaran online yang lebih cepat, dilanjutkan dengan pemberian tugas oleh guru. Selain itu, pembelajaran online ini cenderung dilakukan dirumah.
Melalui kuisioner yang kami berikan, kami dapat memperoleh informasi bahwa kebanyakan responden menggunakan wi-fi ketimbang kuota sebagai sumber koneksi untuk kegiatan pembelajaran mereka, dengan sebagian besar juga dibantu oleh kuota yang secara gratis diberikan oleh pemerintah. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran jarak jauh ini dapat dilakukan secara efisien.
Pelajar yang mengikuti pembelajaran secara online cenderung menggunakan platform Zoom (73,1%), diikuti dengan WhatsApp (72,4%) dan Google meet / Gmeet (66,9%), dengan materi dan tugas yang akan diberikan oleh guru setiap sesudah ataupun sebelum pelajaran pada hari tersebut berlangsung. Siswa juga dapat melakukan absensi melalui platform seperti google document maupun aplikasi lainnya.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata memiliki banyak kelebihan, diantaranya adalah pembelajaran yang cenderung lebih santai. Siswa dapat mengistirahatkan tubuhnya dengan mudah setiap jeda pada pelajarannya karena berada di rumah, sehingga siswa cenderung lebih rileks dalam mengikuti setiap pembelajaran. Keunggulan lain dari sistem ini adalah siswa tidak perlu terbebani ongkos pergi ke sekolah karena seluruh pembelajaran dilaksanakan di dalam rumah. Siswa hanya memerlukan koneksi internet yang menunjang di setiap pembelajarannya.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, penulis juga dapat menemukan kekurangan dari konsep pembelajaran ini. Berdasarkan data jawaban responden dari kuesioner yang telah kami bagikan, beberapa kekurangan dari sistem pembelajaran ini diantaranya adalah kendala koneksi, maupun dari pembelajarannya itu sendiri.
Dalam segi koneksi, tidak sedikit responden yang mengakui sering berkendala koneksi dalam pembelajaran online. Seringkali koneksi mereka tidak stabil, atau banyaknya gangguan lain seperti mati listrik, kendala dalam device dan lain-lainnya. Bahkan, terkadang, kendala juga bisa berasal dari aplikasi pembelajaran, padahal siswa harus ikut pembelajaran pada hari tersebut.
Selain kendala koneksi, dari sistem pembelajarannya tersendiri, kebanyakan dari responden merasa setuju bahwa mereka merasa bosan di setiap pembelajaran online. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran secara online sebenarnya kurang menarik minat dari siswa untuk mengikutinya.
Siswa hanya mengerti sebatas materi yang diberikan oleh guru, tidak bisa menjelaskan kembali secara luas tentang materi itu. Kebanyakan dari siswa juga memilih tidak mengulang materi yang telah diajarkan sebelumya, sehingga pelajaran semakin tidak terlalu dimengerti oleh siswa.
Kesimpulannya, Berdasarkan penelitian dari kuesioner mengenai dampak pembelajaran jarak jauh bagi siswa, Hasil survei yang didapat dari penelitian, menyatakan pembelajaran jarak jauh telah diterapkan secara meluas di Indonesia. Kondisi fasilitas yang sudah dimiliki oleh pengajar maupun siswa dirasakan sudah cukup, hanya saja aksesibilitas masih banyak yang terhalang oleh jaringan yang terkadang tidak stabil. Para pelajar pun juga tidak merasa nyaman dengan pembelajaran jarak jauh ini bahkan, lebih banyak yang menginginkan agar pembelajaran tatap muka segera di berlakukan.
REFERENSI
Abdul Majid, perencanaan pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)
Anggito, Albi dan Setiawan, Johan, Metode Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018)
Aria Jalil, “PENDIDIKAN JARAK JAUH” Jurnal Ilmu Pendidikan Februari 1994, Jilid 1, Nomor 1
Arif S. Sudirman, media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, (Jakarta: raja Grafindo Persada, 2002)
Briliannur Dwi C dkk, Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Juni 2020
Darwyn syah,dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran pendidikan Agama islam, (jakarta: gaung Persada Press, 2007)
Hilna Putria, Luthfi Hamdani Maula, Din Azwar Uswatun, Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu Vol4 No 4 Tahun 2020
Isniatun Munawaroh, Virtual Learning dalam Pembelajaran Jarak jauh, dalam jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran nomer 2, Vol. 1 Oktober 2005
Wahyu Aji, “Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020.
Warsito, “Peran TIK dalam Penyelenggaraan PJJ”, Jurnal Teknodik April 2007. No. 20: 9-41. Jakarta: Pustekkom depdiknas.
William Horton, 2003, E-Learning Tools and Technologies
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H