Tugas B.Indonesia ( Cerpen )Â
Â
Arti Sebuah Persahabatan
Sepi dan hampa, itulah hal yang saat ini sedang ku rasakan. Setiap aku mengawali pagiku di sekolah swasta, aku selalu merasa terbuang dan terkucilkan, terutama di dalam kelasku sendiri. Namaku Aneska Wijaya, yang kerap dipanggil Anes.
Perasaan itu berawal sejak aku duduk di bangku kelas X. Aku merupakan anak pindahan dari sekolah lamaku, sekolah negri. Aku menjalani masa pengenalanku tanpa seorang teman dan dengan kehampaan. Aku dikenal dengan pribadi yang cukup pandai, polos, dan pemaaf.
Sahabat, itulah hal yang aku nantikan dan inginkan saat ini. Aku telah menjalani kehidupanku di sekolah 1 minggu lamanya dan sampai saat ini aku masih belum mendapatkan seorang sahabat. Disaat semua teman kelasku sudah memiliki banyak sahabat, aku bahkan belum memilikinya, walau hanya 1 sahabat pun. Aku cukup iri disaat melihat teman sekelasku sedang menebar canda tawa dan berbincang-bincang dengan ramainya.
Hari demi hari ku jalani sekolahku seperti biasa dengan duduk di bangku paling pojok belakang dan kembali merasakan kesepian. Namun, seperti sebuah keajaiban, secara tiba-tiba 2 orang teman sekelasku menghampiri aku dengan sebuah senyuman yang selama ini aku nantikan. Mereka adalah Kanaya Putri dan Elina Kalila.
"Hai, kenalin aku Elina, biasa dipanggil El dan ini temanku Kanaya, panggil saja Naya, kalau nama kamu siapa ?", tanya Elina.
"Halo, teman - teman salam kenal yah, nama aku Aneska, panggil saja Anes dan aku senang bisa berkenalan dengan kalian", girang Anes.
"Ngomong - ngomong hari ini katanya akan diadakan ulangan matematika yah, Nes ? Kamu sudah belajar, Nes ?", tanya Elina.
"Iya, benar kemarin lusa ibu guru mengatakan bahwa hari ini akan diadakan ulangan matematika dan aku kebetulan sudah belajar, memangnya kenapa El ?" tanya Anes.
"Oh enggak kenapa - napa sih, aku hanya sekedar bertanya, kamu keberatan tidak jika berteman dengan kita, Nes ?", tanya Elina.
"Wahhh mau banget dongg dan aku tidak keberatan sama sekali, karena selama ini aku merasa kesepian karena tidak ada teman di kelas, makasih yah Elina dan Kanaya karena sudah mau berteman dengan aku", girang Anes.
Pembelajaran matematika pun tiba ...
"Silahkan anak - anak untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk ulangan matematika hari ini yah", ucap sang guru.
"Baik bu, kami akan mempersiapkan diri sebelum ulangan berlangsung", jawab seluruh murid dengan serentak dan dengan lantangnya.
"Nes, kamu kan katanya pintar, kalo andaikan kamu bantuin kita untuk ulangan matematika, mau tidak ?, kan kita teman", bisik Elina.
"Hmm... gimana yah El, kan itu sama saja dengan bekerja sama, dan itu bukan hal yang baik untuk ditiru", nasihat Anes.
"Yahh... Anes, kata kamu sekarang kita temenan, masa kamu ga mau bantuin kita sihh, aku mohon, Anes bantuin kita dong", mohon Elina.
"Gimana dong El, aku bingung nih harus bagaimana, kalau nanti ketahuan oleh ibu guru bagaimana, El. Aku takut dimarahin oleh bu guru", jawab Anes.
"Yaudah lah terserah kamu saja, kalau kamu tidak ingin membantu aku dan Naya, kita tidak perlu temenan lagi dehh", kesal Elina.
"Eh iya iyaa, aku bantuin kamu sama Naya ulangan matematika biar nilai kalian bagus, tapi jangan tinggalin aku sendiri lagi dongg, nanti aku jadi kesepian lagi", sedih Anes.
"Nah gitu dongg, kalau kamu bantuin kita, kamu bakalan tetap kita anggap sebagai teman kita Nes, kamu tidak perlu khawatir tentang itu", jawab Elina.
Ulangan matematika pun berlangsung dan mereka akhirnya bekerja sama agar dapat memperoleh hasil yang baik dengan cara memanfaatkan Aneska.
Ulangan matematika pun telah usai dan jam istirahat pun tiba ...
"Makasih banyak loh Nes, berkat kamu, aku jadi dapat mengerjakan ulangan matematika tadi, makasih ya Nes sekali lagi", girang Elina.
"El, sudah ah jangan diulang kembali kejadian seperti tadi, masa kamu temenan dengan Anes hanya untuk memanfaatkan dia saja agar hasil kamu menjadi bagus, jangan begituh lah, memangnya kamu tidak kasihan kepadanya dan juga masa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan Anes jika tahu kita memanfaatkannya", tegur Naya.
"Ya, kita itu harus saling membantu, Naya, biarin aja lah dia kita manfaatkan, toh dia tidak tahu juga kan", bisik Elina kepada Naya.
"Iya sih kita memang harus saling membantu, namun tidak membantu dalam hal yang kurang baik, El. Yasudah lah, El, terserah kamu saja", ucap Naya.
Sejak saat itu, setiap ada ulangan harian di sekolah, Elina pasti akan selalu memanfaatkan sahabatnya yang memiliki kepintaran, Aneska.
Naya yang mulai geram akan kelakuan Elina yang terus menerus memanfaatkan kepintaran Aneska, akhirnya Naya memutuskan untuk mengatakan yang sejujurnya kepada Aneska bahwa selama ini motif Elina ingin berteman dengan dirinya adalah hanya sekedar ingin mendapatkan hasil yang baik dan tidak lebih.Â
Aneska yang mendengar fakta tersebut langsung merasa syok sekaligus kecewa, lantaran Elina yang telah ia anggap sebagai teman baiknya dan teman pertamanya di kelas, ternyata memiliki motif lain, yaitu untuk memanfaatkan kepintarannya. Namun, tak dipungkiri bahwa selama ini aku berteman dengan Elina dan Naya, aku merasa senang dan tidak lagi merasa kesepian.
Elina yang mendengar pembicaraan kedua temannya di balik tembok pun merasa kecewa pada dirinya sendiri karena kelakuan yang diperbuatnya. Akhirnya, Elina memustuskan untuk memunculkan dirinya dari balik tembok dan segera menghampiri kedua temannya.Â
Ketika Elina tiba di hadapan keduanya, Elina segera memeluk Aneska dan meminta maaf kepadanya dengan apa yang selama ini telah ia perbuat. Aneska yang terkenal dengan kepribadiannya yang pemaaf, akhirnya memaafkan perbuatan Elina kepadanya.Â
Elina pun berjanji untuk tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Naya yang melihat interaksi keduanya pun merasa senang sekaligus bahagia karena melihat kedua temannya. Dan disaat itulah pertemanan ketiganya pun terjalin dengan baik. Dari sanalah mereka akhirnya menabur canda tawa bersama dan Aneska merasa sangat bahagia, tidak merasa kesepian dan kehampaan kembali, serta ia beruntung karena memiliki 2 sahabat yang ingin menerima kehadirannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H