Desa Pronanggan berada di wilayah administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta lebih tepatnya berada di Padukuhan Karangmojo, Purwomartani, Kepanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Desa Pronanggan merupakan sebuah desa kecil seperti desa-desa lain pada umumnya. Sebuah desa yang dihuni oleh pribumi yang diwaris secara turun-temurun dan dari generasi ke generasi oleh leluhur.
Desa yang sebagian besar warganya bekerja sebagai petani, buruh tani, pedagang, peternak hewan, dan sebagainya. Masih belum banyak warga desa yang bekerja disektor industri dan merantau mengadu nasib dikota orang. Desa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kesadaran kolektif dan masih menjaga tradisi leluhur.
Tetapi semua itu berubah sejak lima tahun belakangan ini karena adanya para pendatang yang mendatangi dan mendiami Desa Pronanggan. Dalam pengertian bahasa Indonesia, kata "Pendatang" itu merujuk pada seseorang atau sekelompok orang asing yang kemudian datang berkunjung kemudian menetap ditempat yang bukan tempat asalnya. Sedangkan pribumi (disebut pula orang asli atau penduduk asli) adalah masyarakat yang merupakan keturunan penduduk awal dari suatu tempat dan telah membangun kebudayaannya di tempat tersebut dengan status asli (indigenous) sebagai kelompok etnis asli yang bukan pendatang dari daerah lainnya.
Desa Pronanggan jarang terjadi fenomena urbanisasi malah adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan fenomena ruralisasi. Urbanisasi adalah perpindahn dari desa ke kota, sedangkan ruralisasi adalah perpindahan dari kota ke desa. Kenapa ruralisasi yang terjadi di Desa Pronanggan bukannya urbanisasi seperti kebanyakan desa atau daerah lainnya.
Urbanisasi jarang terjadi karenakan kebanyakan muda-mudi di Desa Pronanggan masih menempuh jenjang pendidikan dan masih bergantung pada orang tua merkea. Orang tua atau dewasa yang sudah bekerjapun masih didalam lingkup Yogyakarta dan melakukan sistem pulang pergi. Itulah beberapa sebabnya terjadinya ruralisasi bukannya urbanisasi.
Para pendatang yang melakukan rulasisasi kebanyakan orang-orang pensiunan yang telah capek dan Lelah dengan kehidupan perkotaan. Kebanyakar para pendatang di Desa Pronanggan ialah orang-orang dari kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang. Â Para pendatang juga memboyong pindah keluarga mereka ke Desa Pronanggan sehingga menyebabkan naiknya tingkat penduduk Desa Pronanggan.
Adanya pendatang juga memiliki nilai positif dan negatifnya. Desa, dengan keterikatan hati antar penduduknya yang kuat tentu lebih merasa senasib dan sepenanggungan. Hampir tidak tampak perbedaan antara yang kaya dan yang miskin. Dengan keadaan jiwa (mental health) yang dimanjakan dengan ketenteraman hati karena merasa selalu ditemani oleh tetangga dan saudaranya, kehidupan di desa tentu lebih merasa aman ketimbang di kota. (Prabowo 2018)
Dengan konsep ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa, dapat mengurangi kepadatan penduduk perkotaan. Keuntungan yang didapat dari konsep ini selain pemerataan penduduk, pembangunan di pedesaan pun dapat berkembang dengan masuknya penduduk atau masyarakat perkotaan.
Adapun faktor lain pendorong ruralisasi di Desa Pronanggan ini selain wilayah yang luas dan masih banyaknya lahan kosong, diantaranya kejenuhan tinggal di kota, harga lahan di kota semakin melejit tinggi sehingga tidak terjangkau masyarakat dengan gaji UMR, keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya (modernisasi desa), merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan kerasnya perkota yang penuh dengan hiruk pikik didalammnya.
Faktor penarik diantaranya harga lahan di pedesaan relatif masih murah, pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana, menjunjung tinggi tradisi, masih adanya sistem gotong royong, suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani masa pensiun, dan adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil. (Sari n.d.)
Efek samping dari ruralisasi ini ialah meledaknya penduduk. Faktor yang mempengaruhinya ialah para pendatang Desa Pronanggan kebanyakan adalah keluarga bukan peroranganb. Didalam keluarga biasanya terdiri dari empat anggota keluarga. Inilah salah satu faktor yang mulai menyamai penduduk pendatang dan pribumi. Para pendatang biasanya kurang bersosialiasai atau srawung terhadap masyarakat asli Desa Pronanggan.
Yang mana menyebabkan kerap terjadinya kesalah pahaman. Sikap-sikap toleransi antara kelompok pribumi yang notabene jumlah mereka hampir sama dengan jumlah kelompok pendatang. Penyesuaian diri dari kelompok pendatang yang berusaha dan mencoba menyatu dan menenpatkan posisinya diantara klompok pribumi serta sikap menerima pribumi telah menjadikan Desa Pronanggan meminimalkan konflik. (Nuraini)
Desa Pronanggan sekarang penduduknya banyak dan padat. Didalamnya tidak hanya penduduk pribumi melainkan ada penduduk pendatang yang hampir menyamai. Belum lagi adanya wacana pemerintah bahwa di Desa Pronanggan akan di bangun rumah susun. Itu juga akan menyebabkan masuknya penduduk pendatang yang lebih tinggi lagi dan pertumbuhan penduduk yang cepat juga.
Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat tidak dapat dihindari. Namun yang terpenting ialah pertumbuhan penduduk tidap dapat dihentikan tetapi dapat dikendalikan, pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menguntungkan jika dapat dikendalikan dengan tepat dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H