Â
JAUH sebelum kehadiran pandemi melanda bumi, setiap menjelang malam pergantian tahun sebagian besar masyarakat kita menyambutnya dengan berbagai cara dan acara, salah satunya kumpul bersama teman atau keluarga baik di rumah atau pun di berbagai tempat sambil menyantap menu panggang daging  atau kalau di kita lebih populer dengan menu kambing guling.
Begitu pula dengan para pegiat sepeda, banyak diantaranya yang menggelar kegiatan bersepeda dan berkemah (bike camping) ke pegunungan atau perbukitan dengan harapan jika kondisi cuaca bagus bisa melihat dari ketinggian kemeriahan pesta kembang api di pusat kota.
Tak hanya itu, mereka lebih memilih melakukan kegiatan tersebut dari pada bersepeda malam di tengah  kepadatan dan kepenatan kota yang berlangsung dari siang hingga  malam pergantian tahun.
Menurut mereka bike camping lebih mengasyikan dan menyenangkan, selain terbebas dari kepenatan di kota, suasana keakraban dan syahdu antar peserta begitu terasa terutama saat makan bersama dan berkumpul ditengah api unggun sambil merenung, berbagi cerita, bersendau gurau, bernyanti dan bergembira.
Kegiatan bike camping di akhir tahun cukup besar yang akan digelar sudah direncakan dan dipersiiapkan jauh-jauh hari sebelumnya dari mulai penentuan lokasi, peserta, logistic, perbekalan, atribut, dan rangkaian acara.
Tapi ada juga yang melakukannya secara mendadak begitu saja tanpa perencanaan dan persiapan, biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil pesepeda yang tiba-tiba ingin bike camping saat pergantian tahun.
Saat tiba waktunya, mereka mengawali kegiatan dengan bersepeda bersama dari tempat titik kumpul menuju lokasi tempat kemping yang sudah disepakati. Sementara sebagian tim khususnya bagian logistik dan masak berangkat lebih dulu menggunakan kendaraan.
Â
Bahkan sebagian tim lagi melakukan bike camping lebih awal sehari sebelumnya untuk mempersiapkan dilokasi tempat berkemah dan berkegiatan seperti mendesain lokasi untuk pemasangan tenda-tenda, untuk tempat masak, pusat kegiatan, dan sebagainya.
Renungan Malam dan Kambing GulingÂ
Di lokasi kegiatan, ada yang mempersiapkan acara, memasak, memasang tenda, bersantai sambil bernyanyi, bersendau gurau, dan asyik berfoto diseputar area.
Selain permainan dan pembagian hadiah yang digelar hingga sore, usai makan malam sambil menunggu detik-detik pergantian tahun, mereka berkumpul di tengah api unggun untuk sekedar merenung tentang apa yang sudah dilakukan selama tahun sebelumnya, khususnya terkait kegiatan bersepeda.
Lalu, dibahas pula tentang rencana-rencana kegiatan bersepeda yang akan dilakukan di tahun depannya. Setelah itu bergerak ke lokasi yang pas untuk melihat pesta kembang api dari tempat ketinggian, setelah itu bergegas kembali ke lokasi untuk menyantap menu yang sangat ditunggu-tunggu yaitu kambing guling.
Kambing guling yang sudah mulai di bakar sejak sore tersebut diolah teman-teman pesepeda yang kebetulan ahlinya, dari mulai pemilihan kambing, disembelih, racikan bumbunya yang khas dan mengundang selera, cara pembakarannya, serta pembagian potongan-potongan daging.
Meski demikian, tetap saja ada beberapa yang agak susah diatur saling serobot dan berebut karena saking enaknya daging kambing guling tersebut hingga ketagihan, malah diantaranya ada yang terus menyantapnya hingga sayatan terkakhir.
Tak cukup di situ, pagi harinya yang sudah terbangun lebih awal mengikis habis sisa-sisa daging kambing guling sampai benar-benar hanya tinggal tulang belulang saja.
Semua nampak senang dan nampak puas dengan kegiatan bike camping di malam pergantian tahun tersebut serta kebahagiaannya makin bertambah terutama bagi mereka yang pulangnya ke rumah masing-masing mengawali  tahun baru dengan bersepeda.
Sambil mengayuh mereka berharap akan banyak kebaikan di tahun baru yang akan mereka lalui kedepan. Selamat Tahun Baru, menyimpan kenangan di tahun 2022, menyongsong harapan di tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H