Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun Budaya Bersepeda Melalui Fasilitas Pendukung Pesepeda

10 Juni 2022   18:25 Diperbarui: 11 Juni 2022   18:07 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TBS Bandung tahun 2017 (Foto dok. Rafi Darma)

SEBUAH resolusi dilakukan oleh sebagian masyarakat di beberapa kota di dunia yang sudah memiliki kerangka berpikir ke depan terkait sepeda sebagai solusi dalam mengurai persoalan lingkungan dan kemacetan.

Mereka lalu beramai-ramai beralih menggunakan sepeda sebagai moda transportasi apapun aktivitasnya dengan menganggap bahwa mengendarai kendaraan bermotor seperti mobil pribadi bukanlah sebuah cerminan gaya hidup wah diperkotaan.

Hal tersebut bisa kita lihat contohnya kota Amsterdam di Belanda, Portland, Oregon di Amerika Serikat (AS), Boulder, Colorado (AS), Kopenhagen (Denmark), Davis, Caifornia (AS), Berlin (jerman), Sandnes (Norwegia), dan Barcelona (Spanyol), sebagai kota sepeda terbaik di dunia.

Lajur Sepeda (Foto dok. Swasono Raharo)
Lajur Sepeda (Foto dok. Swasono Raharo)

Tentu saja semua itu ditunjang dengan perhatian dan keseriusan pemerintah setempatnya dengan membangun banyak fasilitas bagi pesepeda untuk memotivasi semakin banyak masyarakat beralih menggunakan sepeda.

Di Indonesia, di tengah makin bergairahnya masyarakat bersepeda, beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya mencoba untuk menjadi kota sepeda di Indonesia.

Meski masih jauh dari harapan, tapi setidaknya saat ini tengah berupaya menciptakan menjadi kota ramah sepeda dengan membangun berbagai fasilitas penunjang bagi pesepeda diantaranya lajur sepeda, parkir sepeda dan meja parkir sepeda (Table Bike Stand)

Table Bike Stand (TBS)

TBS merupakan tempat parkir sepeda yang dapat digunakan untuk bersantai, mengerjakan tugas, makan ataupun minum tanpa harus turun dan meninggalkan sepeda. Didesain sedemikian rupa agar terlihat nyaman, dan menarik.

Terkait riwayat TBS mungkin bisa dicari diberbagai link di internet. Namun yang jelas, di beberapa negara Asia khususnya, sudah banyak yang mendirikan sarana atau fasilitas tersebut di berbagai sudut perkotaan, pedestrian, dan pusat-pusat keramaian. Bahkan ada yang secara khusus dibuat sebagai tempat kerja dan tempat nongkrong pribadi di kantor atau di rumahnya.

Uniknya, banyak pula yang berinovasi terkait rancangannya. Ada yang merancang sebagai alat rebahan sambil berjemur di tepi pantai, lemari kecil, mini gym dan sebagaianya.

TBS Bandung tahun 2017 (Foto dok. Rafi Darma)
TBS Bandung tahun 2017 (Foto dok. Rafi Darma)

TBS Bandung

Kota Bandung, yang pada tahun 2021 dinobatkan oleh Bike to Work (B2W) Indonesia sebagai Kota Ramah Sepeda kedua setelah DKI Jakarta untuk kategori Kota Metropolitan, selalu menjadi pelopor dalam inovasi, khususnya tentang fasilitas sepeda, termasuk pengadaan TBS.

Pada tahun 2017, pemerintah Kota Bandung merupakan kota pertama yang mengadopsi pengadaan TBS sebagai sarana penunjang bagi pesepeda di Bandung khususnya. Meski rancangannya dinilai sederhana tapi hal itu salah satu bentuk perhatian dalam upayan meningkatkan budaya bersepeda di Bandung.

TBS tersebut didirikan di empat titik pedestrian, yaitu pedestrian Taman Batu Balai Kota, pedestrian Jalan LREE Martadinata, pedestrian lahan kosong eks Gedung Palaguna Jalan Palestina, Asia Afrika, dan Pedestrian Taman Alun-alun Jalan Asia Afrika.

Tapi, saat ini yang masih berfungsi keberadaannya tinggal dua, yaitu di Taman Batu dan Taman Alun-Alun, sisanya sudah rusak dan tidak ada lagi.

Sebagai pelopor, Bandung kembali melakukan inisiasi untuk menghadirkan kembali TBS dengan lebih baik lagi sebagai fasilitas penunjang bagi pesepeda dengan mengajak gerakan bersama antara masyarakat, komunitas, swasta, korporasi, seniman, atau artis.

Gerakan tersebut dilakukan oleh Gerakan Relawan Kebaikan (Gerak) bersama Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda se-Bandung Raya (Forkom Bandung Raya) dalam rangka Hari Sepeda Dunia, 3 Juni 2022 .

Harapannya, dengan adannya gagasan gerakan bersama yang dilakukan itu semakin menumbuhkan partisipasi dari masyarkat, swasta dan BUMD untuk berkontribusi mendorong penyediaan fasilitas untuk para pesepeda.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM), Didi Ruswandi, sekaligus sebagai inspirator pegiat sepeda dan gerakan bersepeda ke tempat kerja, dalam media sosialnya menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada gerakan Bandung.

Menurutnya, Bandung akan selalu menjadi rumah yang nyaman untuk tumbuhnya inovasi dan gagasan-gagasan baru serta inkubator kolaborasi yang keren-keren.

Peresmian TBS Gerak Bandung 2022 oleh Walikota (Foto Dokpri) 
Peresmian TBS Gerak Bandung 2022 oleh Walikota (Foto Dokpri) 

Dari hajat sepakat dan sinergitas tersebut menghasilkan dua unit TBS yang rancangannya begitu menarik, cukup berbeda dengan yang dulu. Kali ini, TBS dilukis cantik oleh salah satu seniman lukis yang karyanya sudah mendunia, John Martono. 

Kedua TBS disimpan di pedestrian Taman Dago -- Cikapayang, pusat berkumpulnya para pesepeda se Bandung Raya terutama diwaktu libur. Diresmikan oleh Yana Mulyana, Wali Kota Bandung pada hari Jumat, (10/6/2022), didamping beberapa Kepala Dinas dan para kolaborator serta ratusan pesepeda dari berbagai komunitas pesepeda.

Menurut Tim Gerak dan Forkom, TBS tersebut diyakini akan menjadi sebuah ikon baru bagi para pesepeda di Kota Bandung, dan tidak hanya bermanfaat secara fungsinya saja namun akan menambah keindahan ruang kota.

Masyarakat terutama publik pesepeda bisa memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas yang disediakan tersebut dan membantu dengan menjaga serta memeliharanya. Semoga juga adanya fasilitas TBS semakin menumbuhkan gairah budaya gemar bersepeda di masyarakat.

Salam gowes dan go green.Bersepedalah dengan bijak, tertib, dan beretika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun