Di Dago, sekelompok masyarakat pegiat seni, budaya, olahraga, dan lingkungan melakukan gerakan bertajuk "Green Ravolution Cikapundung River (GRCR) 4300 Meter", dari Dago Bengkok, Cisitu, Mantheos, hingga Babakan Siliwangi.
Gerakan tersebut tujuannya adalah agar alamnya terjaga, mencegah makin tergerusnya alam disekitarnya oleh pembangunan pemukiman dan perumahan, Â serta mengangkat sungai Cikapundung menjadi bisa lebih dinikmati oleh semua orang untuk berwisata alam dan olahraga air, salah satunya arung jeram.
Insiden di Tengah Perjalanan
Sebelum kami berdelapan ( 6 laki-laki dan 2 perempuan) melakukan arung jeram, diawali dengan bersepeda bersama menuju lokasi dari tempat titik kumpul di Dago Juanda melalui Simpang Dago, Dago Pojok, Curug Dago, dan berakhir di Dago Bengkok tempat basecamp GRCR.
Setelah tiba di basecamp kami ngobrol cukup lama bersama dengan beberapa pengelolanya sambil mempersiapan peralatan safety arung jeram dan mencicipi jajanan yang ada disitu. Setelah membayar biaya arung jeram perorang, kami lalu bergegas menuju bantaran sungai di Dago PLTA/Dago Pojok tempat mulai.
Di situ sudah dipersiapkan dua perahu, masing-masing diisi oleh empat orang, kami pun membagi dua tim, tim SS 1 dan 2, saya berada di tim SS 1. Sayang satu perahu tidak bisa digunakan karena ada sedikit masalah dan harus ada perbaikan. Sehingga kami hanya menggunakan 1 perahu secara bergantian.
Tim SS 1 giliran pertama, dengan berbagai perasaan menyelimuti kami saat itu, antara ragu, takut, senang, semangat, coba-coba berbaur menjadi satu.  Namun, pada akhirnya kami berteriak kegirangan  sesaat perahu kami mulai melaju,
Kondisi aliran air relatif sedikit dan tidak begitu deras, bahkan di beberapa titik mengalir tenang. Kami harus ekstra mengayuh dan melalui berbagai rintangan bebatuan dan lahan-lahan kosong yang tidak teraliri air.
Ditengah perjalanan , sekitar daerah Ciumbuluit ada turunan pendek mengecil dan satu-satunya aliran air ke situ. Naasnya, perahu kami tersangkut di situ, cukup lama kami bersusah payah mengkondisikan, apalagi salah satu temanku kakinya terhimpit.