WAFATNYA Prof.Dr.KH. Ahmad Syafii Maarif (87) di Jogjakarta pada hari Jum'at, 27 Mei 2022, telah membuat warga Muhammadiyah dan bangsa Indonesia merasa kehilangan.
Sosok sederhana yang dikenal dengan panggilan Buya Syafii tersebut merupakan  salah satu putra terbaik Muhammadiyah dan pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah masa bakti 1998 sampai dengan 2005.
Usai habis masa kepemimpinannya yang selanjutnya diangkat menjadi dewan pembina di Muhammadiyah, beliau menjadi guru bangsa dan tokoh cendekiawan terbaik yang dimiliki negeri ini dengan wawasan dan pemikiran kebangsaaan serta kenegaraannya yang cukup tinggi dan ia curahkan melalui berbagai karya tulisnya.
Cara hidupnya yang sederhana menjadi perhatian sebagain besar masyarakat kita, terutama ketika di massa-masa tuanya, beliau hampir selalu bersepeda dalam setiap aktivitas apa pun yang dilakukan, bahkan jauh sebelum itu, kebiasaan bersepeda sudah beliau lakukan sejak lama dengan menggunakan sepeda onthel.
Dalam satu quotenya, beliau menyatakan bahwa bersepeda itu bahasa silaturahmi, karena dengan bersepeda menumbuhkan nilai-nilai interaksi sosial yang tinggi, bisa berhenti sejenak untuk bertemu, bertegur sapa, atau beramah tamah serta memberi motivasi dan keteladan.
Banyak cerita dan kesaksian mengenai kebiasaannya bersepeda, seperti Buya Syafii saat mengayuh sepanjang 7 kilometer menuju campus Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta atau sekarang beranam Universitas Negeri Yogyakarta. .
Terakhir, di tahun 2021, seorang bernama Budi Hermanto memvidio beliau dari dalam mobil saat bersepeda di salah satu pemukiman, lalu hasil dia unggah dan dishare di media sosial hingga menjadi viral dan menuai banjir pujian buat Buya Syafii. Â
Mendapat Apresiasi dari B2W Indonsia
Buya adalah sosok yang telah benyak meninggalkan kenangan tak terlupakan di dalam memori Bike to Work (B2W) Indonesia. Karena kepergian beliau untuk selamanya, membuat duka yang tak terkira dalamnya.
Bagi sebagian publik pegiat sepeda yang mengenalnya, Buya Syafii tentu saja menjadi salah satu tokoh
yang menginpirasi dalam budaya bersepeda harian.
Menurut B2W, baik dulu maupun disaat-saat menghabiskan masa tuanya selalu bersahaja, salah satu wujud dari sikap hidupnya tersebut adalah  caranya berpergian sehari-hari, sarana yang lebih banyak digunakan adalah sepeda.
Oleh sebab itulah B2W Indonesia menganugerahi beliau penghargaan sebagai insan yang berdedikasi kepada budaya bersepeda dari kalangan rohaniawan/cendekiawan. Diberikan saat perhelatan anugrah B2W Award pertama pada Desember tahun 2021
Sayangngnya, buya berhalangan hadir dalam seremonial yang digela di Perpustakaan Nasional,Jakarta Pusat. tapi buya berkirim pesan.
Motivasi bersepeda di Muhammadiyah
Pada masa kepemimpinan Buya Syafii tahun 1998 -- 2005, saya tengah aktif di organisasi Muhammadiyah di tingkat Pimpinan Cabang Muhamadyah (PCM) dan Pimpinan Pemuda Cabang  Muhammadiyah (PCPM)  Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Saat itu saya belum begitu mengenal lebih jauh tentang sosok beliau. Apalagi pasa masa itu saya baru masuk dalam salah satu organisasi berbasis keagamaan terbesar di Indonesia tersebut, bahkan awal-awal masuk masih merayap ditingkat Pimpinan Ranting (Kelurahan).
Saat aktif di kegiatan bersepeda tahun 2008, meski intensitas sudah menurun tapi saya tetap masih selalu ikut di beberapa kegiatan yang dilaksanakan Muhammadiyah, terlebih saya sudah berada di tingkat Pimpinan Daerah  Pemuda Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah sebagai wakil ketua seksi bidang lingkungan.
Hampir setiap menuju tempat kegiatan seperti pertemuan rutin dan kegiatan yang bersifat insidental saya selalu menggunakan sepeda. Saat itu ada juga beberapa anggota Muhammadiyah lain sudah aktif sebagai pesepeda harian sejak lama.
Sedikitnya, dengan aktifnya saya bersepeda telah memberi motivasi beberapa rekan anggota , seiring boomingnya aktivitas bersepeda, mereka pun mulai ikut-ikutan kegiatan bersepeda fun bike bahkan dikemudian hari PDPM dan ada PCM yang menggelar fun bike dalam rangkaian kegiatan miladnya.
Ya, sekali lagi, seperti apa ayang dikatakan oleh Buya Syafii, bahwa sepeda adalah bahasa silaturahmi yang bisa memberi motivasi dan keteladan bagi orang lain.
Selamat jalan buya Syafii !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H