Dalam kesempatan kali ini, saya uraikan beberapa kali perjalanan bertaling di minggu pertama saja. Sebelumnya, saya cek kondisi sepeda dan mempersiapkan seperangkat alat salat yang selalu saya bawa kemana pun pergi.
Bertaling perdana dilaksanakan Jum'at, 1 Maret 2022 di Masjid KH. Ahmad Dahlan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukajadi, Kota Bandung. Saya dulu sering ke sini sewaktu masih aktif di PCM Bandung Wetan.
Masjidnya cukup luas, tapi saat itu Jemaahnya tidak begitu banyak hanya  2 saft kurang, karena masyarakat di sekitarnya sebagian besar mulai melaksanakan ibadah puasanya pada hari Minggu, 3 Maret 2022 sesuai keputusan pemerintah.
Sebelum melaksanakan tarawih ada pengumuman dan ceramah atau kuliah tujuh menit (kultum) yang disampaikan salah satu Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Â dengan tema sikap saling meghargai atas perbedaan waktu 1 Ramadan 1443 H.
Bertaling hari kedua dilaksanakan di Masjid Sabilussalam di daerah Cihampelas, Tamansari, tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan, serta menjadi aktivis di masjid itu saat berusia muda. Disana, selain mengenang juga ingin bersilaturahmi dengan para tetangga dan teman-teman.
Masjid yang lumayan luas dengan berkapasitas kurang labih 125 Jemaah tersebut saat itu dalam keadaan cukup penuh, dominan anak-anak, remaja dan pemuda. Para sesepuh yang berada disekitarnya sebagian besar melaksanakan di masjid satu lagi. masih satu Rukun Tetangga (RT), hanya berjarak sekitar 10 blok.
Kultum sebelum tarawih di sampaikan oleh ustaz pengurus DKM setempat, teman yang usianya lebih muda dari saya. Tema yang diambil adalah tentang peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta.
Memasuki hari ketiga, pagi harinya saya bersepeda ngabeubeurang (aktivitas menunggu waktu siang) ke Katapang, Kabupaten Bandung yang berjarak kurang lebih 25 kilometer dari rumah di Sukagalih, Sukajadi. Dari situ rencananya kembali ke Kota Bandung sore hari ngabuburide menuju lapak gorengan punya salah seorang teman pesepeda.
Sayangnya, sebelum waktu Ashar turun hujan besar dan tidak berhenti sampai menjelang buka, membuat saya tertahan yang akhirnya saya buka dan salat magrib di Katapang. Setelahnya saya langsung tancap pedal meski diiringi rintik hujan yang berangsur-angsur mengecil.
Di tengah perjalanan, saat tiba waktunya salat Isya, saya berhenti dan menuju sebuah masjid kecil di perbatasan antara Cangkuang dengan Sukamenak, Kabupaten Bandung, sekaligus menjadi Jemaah tarawih di masjid yang berkapasitas sekitar 70 orang tersebut.