MENELAAH sejarah legenda sepeda Federal memang cukup menarik dan unik, yang mana Federal merupakan sepeda asli buatan dalam negeri yang diproduksi ditengah terjadinya krisis moneter tahun 1986 silam, pernah berjaya hingga era 90an.
Sayangnya, isu damping yang dituduhkan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) Â menjadi salah satu penyebab kejayaannya meredup, hingga kemudian perusahaan pembuat menghentikan produksinya pada tahun 1996. Padahal sepeda Federal sempat laris manis di pasaran Eropa saat itu, hingga akhirnya tenggelam seiring perjalanan waktu.
13 tahun berlalu, tepatnya pada tahun 2009, saat gairah masyarakat bersepeda mulai menghangat kembali, berawal dari seorang pemuda pegiat sepeda asal Jogjakarta, Bagas Triaji,  membagikan foto sepeda federal yang dimilikinya di media sosial, ternyata psotinganya tersebut  mendapat respon dari beberapa orang yang sama-sama tertarik dan ingin membangkitkan kembali sepeda Federal.
Mereka pun saling berkomunikasi hingga kemudian sepakat membentuk komunitas bernama MTB Federala Indonesia (MTBFI) pada tanggal 16 Januari 2009 dengan mengusung jargon We Recycle, Rebuild, and Conserve.Â
Dalam perjalanannya, sepeda Federal semakin banyak menarik minat pegiat sepeda di hampir pelosok Negeri hingga banyak bermunculan "harta karun" dari masyarakat yang masih menyimpan sepeda federal, bahkan banyak yang dalam keadaan masih terbungkus rapi atau New Old Stock (NOS).
Kondisi tersebut sedikitnya telah menumbuhkan gairah ekonomi terutaam toko, kolektor, bengkel, dan lapak sepeda dan semakin memicu terbentuknya chapter-chapter federal di berbagai daerah di hampir penjuru Tanah Air. Â
Hingga saat ini, sudah tercatat 100 lebih chapter daerah terbentuk, salah satunya adalah Federal Bandung Indonesia (FBI) yang berdiri pada 30 Mei 2011, dimana saya kemudian mulai bergabung pada bulan Januari, saat FBI menggelar kegiatan bertajuk Tunjukan Federalmu dalam rangka hari jadi MTBFI tahun 2014.
Belum lama bergabung, saya langsung aktif dan bersama teman-teman dari Bike to Campus (B2C) dan Bike to Kampoeng (B2K) dipercaya oleh FBI untuk mambantu panitia inti menjadi tim pelaksana kegiatan Jambore Nasional (Jamnas) Â ke-2 MTBFI, yang mana Bandung menjadi tuan rumah setelah Jogjakarta di Jamnas pertama tahun 2012. Sejak saat itu, saya sering mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan FBI seperti bike turing dan bike camping.
Si F4 (eFSe), Sepeda FederalkuÂ
Street Cat yang bernunsa warna khas putih dan hijau cerah adalah seri sepeda Federal yang saya miliki dan sudah menemani sejak tahun 2013, melengkapi perjalanan, pengalaman, petualangan dan eskisstensiku di dunia sepeda dari tahun 2008 dan menambah perbendaharaan sepedaku menjadi 3, yang dua sepeda mtb merk lain. Â
Kuberi nama Si F4 (baca efse) mengadaptasi salah satu judul drama Korea yang tengah ngehits saat itu dengan alasan riwayat atau latar belakang mendapatkan sepeda federal kesayanganku tersebut. Waktu itu, hatiku tengah ceria (Fun) karena tengah memiliki sejumlah uang (Fulus), melalui jasa salah seorang teman pesepeda (Fahmi), saya akhirnya mendapat sepeda (Federal). :))
Selanjutnya, saya lebih sering menggunakan Si Efse untuk beraktivitas seperti kerja, berkomunitas, hobi dan rekreasi, baik sendiri maupun beramai-ramai. Debut pengalaman dam petualangan perdana bersepeda dengan Si Efse adalah loop Bandung -- Limbangan, Garut dan bersepeda akhir tahun 2013 dari Bandung menuju Purwakarta via Cagak Subang. Kedua kegiatan tersebut dilakukan bersama anak-anak Bike to Campus (B2C) Bandung.
Tahun 2014, pernah digunakan untuk gowes sendirian jarak jauh saat puasa di bulan Ramadan atau gowes mudik Bandung - Purwakarta. Dan salah satu yang berkesan adalah saat mengikuti kegiatan bertajuk "FBI de'Tour 200 Tahun Tambora Menyapa Dunia" tahun 2015 dengan menjajal bersepeda dari Denpasar, Bali menuju Dorocanga, kaki gunung Tambora, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sepanjang kurang lebih 450 kilometer lebih, namun saya hanya bisa melakukan perjalanan setengahnya saja karena alasan kesehatan.
Saat pindah ke Purwakarta tahun 2015, si Efse saya gunakan untuk berbagai aktivitas sendiri maupun bersama teman-teman pesepeda di sana. Pada tahun 2016 saya kembali ke Bandung, karena akses aktivitas lebih banyak di sini.
Sejak tahun 2016, saya mengurangi mengikuti kegiatan bersepeda hobi dan rekreasi bersama komunitas, lebih banyak menjadi bagian tim pelaksana kegiatan bersepeda dan lebih sering mengikuti gerakan kampanye bersepeda, lingkungan, dan kerelawanan.
Tahun 2018 saya benar-benar menghentikan mengikuti kegiatan bersepeda apa pun, tapi tetap berkomunitas dan membantu tim pelaksana kegiatan yang diselenggarakannya. Bahkan di akhir tahun 2021, saya memutuskan tidak lagi berkegiatan baik menjadi pelaksana maupu peserta, dan tidak lagi berkomunitas
Saya lebih focus bersepeda sendiri dan menjadikan sepeda sebagai moda tranportasi ke mana saja sambil kampanye #biketokamanawae (bersepeda kemana saja) dengan Si Efse harta sepeda satu-satunya yang tersisia, karena 2 sepeda mtb yang saya miliki sudah dijual.
Selain itu, saya lebih focus menulis, semua kampanye gerakan ke-bike-an yang saya tuangkan melalui tulisan atau caption postingan foto di media sosial
Si Efse, sepeda Federal seken yang kubeli dengan harga yang murah meriah tersebut, meski sering mengalami perbaikan, atau perubahan grup set, tapi hingga hari ini frame originalnya saya biarkan begitu adanya seperti pertama kali mendapatkannya, beberapa bagian yang catnya yang pudar tidak pernah di cat ulang.
Malah ada orang yang menyatakan bahwa sepeda saya terlihat seperti sepeda rongsokan, tapi di satu sisi ada juga pesepeda yang ngebet menginginkannya, alasannya karena melihat adanya nila sejarah perjalanan dan petualangan yang mengagumkan.
Apapun kata orang, Â saya tetap menikmatinya karena sudah menjadi ikatan batin yang kuat. Saya merasa bangga menggunakan dan memilikinya, apalagi federal adalah karya anak bangsa yang harus tetap dilestarikan,
Tapi jauh dari semua itu, saya hanyalah seorang penikmat sepeda Federal, bukan pesepeda Federal yang hebat apalagi ahli sepeda Federal. Tapi dengan sepeda Federal yang kumiliki dan kugunakan untuk moda tranportasi, semoga bisa memberi inspirasi dan motivasi dalam gerakan kebaikan bersepeda untuk Indonesia yang lebih baik. . Â
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan dirgahayu yang ke-13 buat MTBFI semoga tetap jaya, guyub, dan menginspirasi. Tak lupa juga mengucapkan selamat atas pencapaiannya mendapat apresiasi dari Bike to Work (B2W) Indonesia sebagai salah satu komunitas yang konsisten budayakan bersepeda
Salam sehat, semangat, dan selalu waspada. Selalu menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan, semoga pandemic segera sirna. Salam Gowed dan Go Green.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H