Pria lanjut usia yang akrab di sapa Wak Oong menuturkan  saat itu dia tidak berani menyebarkan penemuan tersebut karena masih sebagai pendatang, meski kemudian sudah bertempat tinggal di sana pun dia tidak lantas mengungkapkan penemuan itu, kalau pun sesekali diobrolkan dengan keluarganya hanya ditanggapi biasa-biasa dan bukan hal yang penting, sehingga didiamkan dan diabaikan bertahun-tahun lamanya.
Pada tahun 2006 sempat ada orang yang mengetahui dan menelitinya. Setelah merasa yakin akan kebenaran prasasti tersebut orang itu melaporkannya ke dinas terkait dan pemerintah kota, namun karena tidak ada tanggapan akhirnya menyebarkannya melalui media pada tahun 2010., meski kemudian tak ada penelitian dan tindakan lebih lanjut sampai sekarang hingga semuanya kembali melupakan dan mengabaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H