Mohon tunggu...
Takarina Devi
Takarina Devi Mohon Tunggu... Akuntan - Trisakti School of Management

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

True Grit: Kunci Kesuksesan Pemimpin dalam Mencapai Tujuan Jangka Panjang

20 Juli 2024   07:08 Diperbarui: 22 Agustus 2024   13:56 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Definisi Grit

Grit adalah semangat dan ketekunan individu untuk mencapai tujuan jangka panjang, seperti yang didefinisikan oleh Richard L. Daft dalam bukunya "The Leadership Experience" (2023). Grit mencerminkan sikap tidak kenal menyerah, mendorong individu untuk terus maju melalui berbagai hambatan seperti ketakutan, kritik, penolakan, kesulitan, dan bahkan kegagalan.

Pentingnya Self-Awareness dalam Kepemimpinan
Keberhasilan seorang pemimpin dalam organisasi, baik itu perusahaan maupun organisasi sosial, sangat bergantung pada self-awareness atau kesadaran diri. Pemimpin yang memahami dirinya sendiri lebih mudah memahami orang lain, membangun kepercayaan, dan berinteraksi secara efektif. Kepribadian, sebagai seperangkat karakteristik dan proses yang mendasari pola perilaku, memainkan peran penting dalam memaksimalkan efektivitas diri dan orang-orang yang dipimpin.

Lois Braverman, Presiden Emeritus Ackerman Institute for the Family, menekankan pentingnya memahami dan menerima kepribadian individu dalam kepemimpinan yang efektif. Braverman sering meminta calon pekerja untuk mengungkapkan kontribusi mereka terhadap organisasi dalam hal karakteristik kepribadian dan temperamen mereka, menekankan bahwa penilaian dalam perekrutan dipengaruhi oleh percakapan yang baik.

True Grit sebagai Faktor Penentu Kesuksesan
Grit menjadi atribut kepribadian yang signifikan dalam penelitian tentang kepemimpinan. Banyak pemimpin sukses memiliki grit sejati yang mereka pelihara dan kembangkan sepanjang karier mereka. Grit mendorong seseorang untuk terus bergerak maju ketika banyak orang lain sudah menyerah.

Contoh Kasus: Sara Blakely

Sara Blakely adalah contoh nyata dari true grit. Pada tahun 1998, dia menggunakan $5.000 dari tabungannya untuk memulai perusahaan pakaian dalam jenis baru. Dia menghadapi penolakan dari semua pabrik di Amerika Serikat yang dia temui. Namun, Blakely tidak menyerah dan terus maju, hingga akhirnya membangun perusahaan yang sukses dan masuk dalam sampul majalah Forbes sebagai miliarder termuda di dunia yang mandiri pada tahun 2012.

Penelitian Angela L. Duckworth

Penelitian yang dilakukan oleh Angela L. Duckworth dan rekan-rekannya terhadap kadet di West Point menemukan bahwa grit merupakan prediktor kuat mengenai siapa yang menyelesaikan pelatihan awal yang melelahkan selama enam minggu. Kemampuan bertahan dalam jangka waktu lama juga dikaitkan dengan kesuksesan akademis dan karier, menunjukkan bahwa individu yang tangguh menyelesaikan apa yang mereka mulai.

Studi Lain: Pat Summitt dan J.K. Rowling

Pat Summitt, pelatih bola basket wanita legendaris Universitas Tennessee, memenangkan delapan kejuaraan nasional NCAA setelah 13 tahun kepelatihannya. J.K. Rowling, penulis buku terkenal "Harry Potter", ditolak oleh 12 penerbit sebelum karyanya diterima. Kegigihan mereka menunjukkan bahwa true grit adalah kunci kesuksesan.

Indikator Grit
Richard L. Daft dalam bukunya "The Leadership Experience" mengungkapkan indikator kunci dari true grit melalui delapan item pertanyaan yang terdiri dari dua subskala: konsistensi minat dan ketekunan usaha. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu menilai diri sendiri apakah seseorang memiliki true grit atau tidak.

Pertanyaan Penilaian Grit

1. Saya sering menetapkan tujuan tetapi kemudian memilih untuk mencapai tujuan lain.

2. Saya sempat terobsesi dengan ide atau proyek tertentu dalam waktu singkat, namun kemudian kehilangan minat.

3. Saya mengalami kesulitan mempertahankan fokus saya pada proyek yang membutuhkan waktu penyelesaian lebih dari beberapa bulan.

4. Ide dan proyek baru terkadang mengalihkan perhatian saya dari ide dan proyek sebelumnya.

5. Saya menyelesaikan apapun yang saya mulai.

6. Kemunduran tidak mematahkan semangat saya.

7. Saya rajin.

8. Saya seorang pekerja keras.

Penilaian dan Interpretasi

Untuk pertanyaan 1--4, berikan skor 1 poin untuk setiap jawaban "Salah" dan 0 poin untuk setiap jawaban "Benar". Untuk pertanyaan 5--8, berikan skor 1 poin untuk setiap jawaban "Benar" dan 0 poin untuk setiap jawaban "Salah". Skor akhir menunjukkan tingkat grit Anda, dengan skor rata-rata sekitar 5 untuk siswa: 2 untuk konsistensi minat dan 3 untuk ketekunan usaha. Skor di bawah 5 menunjukkan tidak adanya grit.

Pentingnya Evaluasi Diri

Hasil evaluasi diri sangat bermanfaat untuk mengenali diri sendiri, meningkatkan self-awareness, dan menghindari over self-confidence atau underestimate yang dapat menghambat efektivitas perilaku. Evaluasi ini menjadi landasan untuk membangun perilaku efektif di masa depan, terutama dalam menghadapi perubahan yang menuntut pemimpin untuk bekerja lebih cerdas, bukan hanya lebih keras. Dengan pemahaman yang mendalam tentang grit dan penerapannya, pemimpin dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, membangun kepercayaan, dan mencapai tujuan jangka panjang.

Kesimpulan

Grit, yang didefinisikan sebagai semangat dan ketekunan individu untuk mencapai tujuan jangka panjang, adalah atribut penting bagi pemimpin sukses. Self-awareness atau kesadaran diri juga memainkan peran vital, memungkinkan pemimpin memahami diri dan orang lain lebih baik, membangun kepercayaan, dan berinteraksi secara efektif. Contoh nyata dari true grit terlihat pada Sara Blakely yang mengatasi banyak penolakan sebelum akhirnya sukses, serta dalam penelitian Angela L. Duckworth yang menunjukkan grit sebagai prediktor kuat kesuksesan di West Point. Pemimpin legendaris seperti Pat Summitt dan J.K. Rowling juga menunjukkan bahwa ketekunan dan kegigihan adalah kunci keberhasilan mereka. Evaluasi diri melalui indikator grit, seperti yang diungkapkan oleh Richard L. Daft, membantu pemimpin memahami kekuatan dan kelemahan mereka, menghindari overconfidence, dan membangun perilaku efektif untuk meraih tujuan jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun