Mohon tunggu...
Hanny Kardinata
Hanny Kardinata Mohon Tunggu... Desainer -

Pendiri situs pengarsipan Desain Grafis Indonesia (dgi.or.id), penulis buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia (2016).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengonstruksi Identitas Diri dengan Narasi

9 Juli 2017   15:35 Diperbarui: 10 Juli 2017   08:15 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fragmen Phaedrus dalam gulungan papirus dari abad ke-2 M. Sumber gambar: WikiCommons.

Cinta erotik yang ditransformasi menjadi jalinan persahabatan yang terbaik, akan mengantar sepasang kekasih ke kehidupan penuh kebahagiaan di mana hasrat hati, gairah persahabatan, dan impuls pada filosofi berkelindan dengan sempurna.

"Every heart sings a song, incomplete, until another heart whispers back. Those who wish to sing always find a song. At the touch of a lover, everyone becomes a poet." ---Plato

@ASEANLitFest

---------

[i] Phaedrus ditulis oleh Plato, merekam dialog antara Plato sebagai protagonis, dengan Socrates, dan Phaedrus, seorang teman berdiskusi dalam beberapa dialog. Phaedrus diperkirakan terbit sekitar 370 SM, kurang lebih pada saat yang sama dengan karyanya yang lain, Republic dan Symposium.[1] Meski seolah-olah tentang cinta, diskusi dalam dialog ini sesungguhnya berpusar pada seni retorika serta bagaimana mempraktikkannya, dan mengenai beragam subyek seperti metempsychosis (tradisi reinkarnasi Yunani) serta cinta erotik. (Wikipedia)

[ii] Symposium adalah naskah filosofis Plato dari sekitar 385-370 SM. Teks ini menggambarkan terselenggaranya sebuah kontes pidato persahabatan yang tidak dipersiapkan lebih dulu, disampaikan oleh sekelompok warga terkemuka (crme de la crme) yang tengah menghadiri sebuah jamuan makan. Termasuk di antaranya, filsuf Socrates, perwira dan politikus Alcibiades, dan penulis drama komedi Aristophanes. Pidato tersebut harus ditujukan untuk memuji Ers, yang merupakan dewa cinta dan nafsu, putra Aphrodite. Dalam Symposium, Ers dilihat sebagai cinta erotik, sebagai fenomena yang mampu menginspirasi keperkasaan, keberanian, perbuatan atau pekerjaan hebat, dan mampu menaklukkan ketakutan alami manusia akan kematian. Ini dipandang sebagai melampaui asal-usul manusia, serta mencapai ketinggian spiritual. (Wikipedia)

---------

Referensi

Nancy Garden. 1982. Annie on My Mind, Farrar, Straus and Giroux.

Annie on My Mind. Wikipedia, en.wikipedia.org (diakses 26 Juni 2017).

Janet Alsup (ed.). 2010. Young Adult Literature and Adolescent Identity Across Cultures and Classrooms. Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun