Kita punya tenaga, kita punya tangan dan kaki, serta pikiran. Sungguh itu modal yang sudah lebih dari kata cukup untuk kita bisa menjadi pribadi-pribadi mandiri yang bisa memberi. Bukan berharap diberi. Yang paling utama dari itu, kita punya keyakinan yang kepada Tuhan. Dengan hal inilah, maka setiap aral rintangan akan terasa ringan, hingga akhirnya kita bisa benar-benar meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Mari kita belajar pada pribadi Abdurrahman bin Auf dimana saat hijrah dari Mekkah ke Madinah beliau tak membawa harta sepeserpun. Dalam perjalanannya beliau pernah ditawari berbagai macam harta benda, seperti rumah, unta bahkan istri. Namun dengan mental kemadiriannya, beliau menolak semua tawaran tersebut dengan halus. Kepada orang-orang yang telah menawarinya berbagai materi keduniaan, beliau hanya meminta di tunjukan jalan menuju pasar.
Sesampainya di pasar beliau kemudian menjadi kuli di sana. Namun berkat kerja keras dan izin Allah akhirnya di hari kedua beliau sudah menjadi makelar. Bahkan saat beliau sudah bekerja selama 40 hari disana, beliau sudah memiliki dana yang cukup untuk meminang seorang gadis Anshor. Sejarah telah membuktikan bahwa saat beliau meninggal dunia peninggalan hartanya lebih dari empat tryliun rupiah. Fantastis, sebuah prestasi gemilang meski hanya diawali dari penghasilannya sebagai kuli pasar.
 Inilah yang seharusnya kita tiru. Dengan mental kemandirian dan kerja keras yang diiringi keyakinan yang kuat kepada Tuhan maka akan dapat dengan mudah mengantarkan kita menunju gerbang kemandirian baik secara finansial maupun secara mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H