Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seperti Apakah Sosok Nenek Terhebat di Dunia Itu

3 Januari 2018   21:50 Diperbarui: 3 Januari 2018   22:08 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek terhebat di Dunia : Pernahkah sobat bertemu dengan seorang nenek terhebat di dunia ? Jika kebetulan sobat belum pernah bertemu dengan sosok tersebut, sepertinya tepat sekali jika sobat berkunjung ke halaman ini. Hal ini dikarenakan dalam postingan kali ini, penulis akan menuliskan tentang sosok Nenek terhebat di Dunia.

Namun sebelum membahas lebih jauh tentang siapakah sosok nenek terhebat di dunia tersebut, penulis ingin mengetahui pendapat sobat semua tentang seperti apakah sebenarnya nenek terhebat menurut versi sobat itu ?

Apakah menurut sobat nenek terbaik itu yang senantiasa menyayangi anak cucunya?

Atau bahkan yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk anak cucunya,mulai dari pelayanan fisik,bahkan sampai pemberian harta benda?

Tahukah sobat penulis sering merasa sedih,melihat sosok nenek yang terkadang diperlakukan layaknya seorang pembantu. Senantiasa dibebankan tanggung jawab untuk mengurus cucu-cucunya, memang itu adalah hal yang wajar namun jika ada timbal balik perhatian dari anak cucunya tersebut.

Namun kenyataannya justru sering berbalik, sang nenek bukannya mendapat perhatian dan kasih sayang, namun justru sering mendapatkan balasan yang berbalik 360 derajat. Dimulai dari sering dimarahi, bahkan sering dibebankan pekerjaan yang teramat berat di usia senjanya.

Yang tak kalah menyakitkan adalah dari kebanyakan harapan para cucu untuk sang nenek,bukan malah berharap neneknya senantiasa sehat,dan memanfaatkan sisa-sisa umurnya dengan memberikan perkakuan dan kasih sayang terbik untuknya. Justru tak jarang yang hanya sibuk memikirkan harta warisan peninggalan nenek kelak, hingga tak ayal mereka akan melarang mati-matian jika sang nenek hendak menjual beberapa hartanya untuk memenuhi berbagai keperluan.

Inilah penomena yang banyak terjadi di dunia ini. Seakan manusia banyak yang lupa dari rahim siapakah ayah ibunya terlahir ? Merekapun seakan lupa bahwa betapa besar jasa seorang nenek untuk mereka selama ini.

Kelihatannya wajar memang jika seorang nenek memberikan harta warisan untuk anak cucunya, bahkan sampai senantiasa menyayangi anak cucunya.

Betapapun kasih sayang dan baiknya nenek sobat semua penulis yakin itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan nenek terhebat di dunia yang penulis miliki.

Menyayangi anak cucu yang berasal dari rahimnya sendiri adalah hal yang biasa, namun bagaimana jika yang disayangi bukan dari rahimnya. Bahkan penulis selama ini belum pernah bertemu dengan seorang nenek yang kasih sayangnya bisa melebihi kasih sayang nenek penulis ini.

Sejak ibu penulis dilahirkan, dalam masa anak-anaknya beliau belum pernah tahu seperti apa rupa ayah ibunya. Hal ini dikarenakan ayah ibunya telah meninggal dunia sejak beliau masih bayi.

Namun kendati demikian ibu penulis tak pernah kehilangan kasih sayang orangtua,hal ini dikarenakan sejak bayi tersebut ibu sudah diangkat sebagai anak oleh ibu Wiri (60) , dimana bagi penulis dialah nenek terbaik di dunia ini.

Kasih sayangnya bagi ibu penulis bahkan bisa melebihi kasih sayang seorang ibu asli. Meski bukan terlahir dari rahimnya ia tetap menyayangi ibu penulis, bukan hanya sampai menikah dan dibuatkan rumah,serta diberikan beberapa bidang tanah, yang lebih berharga dari itu nenek senantiasa menyayangi ibu, bahkan sampai pada kami anak-anaknya.

Sejak penulis kecil, yang membuat penulis manja adalah nenek. Hal ini dikarenakan setiap memiliki keinginan apapun, neneklah yang senantiasa berusaha memberikan apa yang penulis inginkan. Lebih dari itu kasih sayangnya tak pernah berhenti, menyayangi ibu dan anak-anaknya. Jujur penulis belum menemukan sosok nenek sebaik ini.

Penulis disunat,atau saat adik dan penulis menikah nenek senantiasa membantu moril dan matrial. Tak heran saat hendak ke KUA penulis mencium keningnya,sebagai lambang kasih sayang dan memohon restu.

Lebih dari itu setelah menikah nenek bahkan punya rencana ingin memberikan sebidang tanah untuk penulis. Mungkin bagi sebagian orang itu adalah kesempatan emas untuk mendapatkan kekayaan. Tapi penulis yang sadar betul bahwa sejak lahir penulis sudah merepotkan nenek, bahkan bukan cuma penulis dan adik yang beliau urus, lebih dari itu wanita yang paling penulis cintai di dunia ini, wanita yang telah memperjuangkan hidup dan matinya untuk melahirkan penulis,dialah ibu penulis yang dari bayinya sudah nenek rawat seperti merawat anaknya sendiri.

Penulis yang sudah dewasa merasa sudah sepantasnya membahagiakan nenek dan ibu bukan justru terus merepotkannya. Bagi penulis kerja keras,membangun bisnis dari nol, kemudian bisa membeli tanah dan barang lain dengan uang sendiri adalah hal yang sangat membanggakan. Rasanya lebih baik tanah itu dijual untuk membiayai hidup kakek dan nenek yang mulai renta dari pada diberikan pada penulis yang masih muda ini.

Yang ada dalam pikiran penulis saat ini bukan harta benda jika mengingat nenek dan ibu. Namun bagaimana memberikan ibu yang terbaik, membahagiakan dan membuatnya senang. Masalalu ibu sering membuat penulis takut, jangan sampai ibu tak merasakan kasih sayang dari anak kandungnya, sudah cukup rasanya ibu tidak pernah merasakan kasih sayang ayah ibunya.

Begitupun dengan nenek, jasa besarnya untuk ibu dan anak-anaknya takan bisa dibeli dengan harta sebanyak apapun. Oleh karena itu memberikan kasih sayang terbaik untuknya adalah suatu kewajiban bagi ibu dan kami anak-anaknya.

Semoga tulisan ini senantiasa mengingatkan penulis dan adik penulis akan siapa kita sebenarnya?

Bagaiamana besarnya jasa orang-orang yang ada disekitar kita?

Sehingga dengannya semoga senantiasa mampu mengingatkan dikala lupa,bahwa kita harus benar-benar berusaha memberikan kasih sayang dan perhatian terbaik untuk mereka, dua wanita luar biasa dalam hidup kami.

Harapan lain semoga siapapun yang telah membaca jadi semakin sayang sama ibu dan neneknya. Tidak terlalu memikirkan warisan lagi, kita sudah sangat merepotkan mereka. Saatnyalah kita bahagiakan mereka.

Insya Allah dengan mental dan prinsip seperti itu rizki kita akan di mudahkan-Nya.

Sehingga kita akan bisa menjadi manusia yang mampu memberi bukan hanya menuntut untuk diberi.

Semoga tulisan ini Berguna

Salam Kepedulian

Detatang - Kamal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun