Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seperti Apakah Sosok Nenek Terhebat di Dunia Itu

3 Januari 2018   21:50 Diperbarui: 3 Januari 2018   22:08 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak ibu penulis dilahirkan, dalam masa anak-anaknya beliau belum pernah tahu seperti apa rupa ayah ibunya. Hal ini dikarenakan ayah ibunya telah meninggal dunia sejak beliau masih bayi.

Namun kendati demikian ibu penulis tak pernah kehilangan kasih sayang orangtua,hal ini dikarenakan sejak bayi tersebut ibu sudah diangkat sebagai anak oleh ibu Wiri (60) , dimana bagi penulis dialah nenek terbaik di dunia ini.

Kasih sayangnya bagi ibu penulis bahkan bisa melebihi kasih sayang seorang ibu asli. Meski bukan terlahir dari rahimnya ia tetap menyayangi ibu penulis, bukan hanya sampai menikah dan dibuatkan rumah,serta diberikan beberapa bidang tanah, yang lebih berharga dari itu nenek senantiasa menyayangi ibu, bahkan sampai pada kami anak-anaknya.

Sejak penulis kecil, yang membuat penulis manja adalah nenek. Hal ini dikarenakan setiap memiliki keinginan apapun, neneklah yang senantiasa berusaha memberikan apa yang penulis inginkan. Lebih dari itu kasih sayangnya tak pernah berhenti, menyayangi ibu dan anak-anaknya. Jujur penulis belum menemukan sosok nenek sebaik ini.

Penulis disunat,atau saat adik dan penulis menikah nenek senantiasa membantu moril dan matrial. Tak heran saat hendak ke KUA penulis mencium keningnya,sebagai lambang kasih sayang dan memohon restu.

Lebih dari itu setelah menikah nenek bahkan punya rencana ingin memberikan sebidang tanah untuk penulis. Mungkin bagi sebagian orang itu adalah kesempatan emas untuk mendapatkan kekayaan. Tapi penulis yang sadar betul bahwa sejak lahir penulis sudah merepotkan nenek, bahkan bukan cuma penulis dan adik yang beliau urus, lebih dari itu wanita yang paling penulis cintai di dunia ini, wanita yang telah memperjuangkan hidup dan matinya untuk melahirkan penulis,dialah ibu penulis yang dari bayinya sudah nenek rawat seperti merawat anaknya sendiri.

Penulis yang sudah dewasa merasa sudah sepantasnya membahagiakan nenek dan ibu bukan justru terus merepotkannya. Bagi penulis kerja keras,membangun bisnis dari nol, kemudian bisa membeli tanah dan barang lain dengan uang sendiri adalah hal yang sangat membanggakan. Rasanya lebih baik tanah itu dijual untuk membiayai hidup kakek dan nenek yang mulai renta dari pada diberikan pada penulis yang masih muda ini.

Yang ada dalam pikiran penulis saat ini bukan harta benda jika mengingat nenek dan ibu. Namun bagaimana memberikan ibu yang terbaik, membahagiakan dan membuatnya senang. Masalalu ibu sering membuat penulis takut, jangan sampai ibu tak merasakan kasih sayang dari anak kandungnya, sudah cukup rasanya ibu tidak pernah merasakan kasih sayang ayah ibunya.

Begitupun dengan nenek, jasa besarnya untuk ibu dan anak-anaknya takan bisa dibeli dengan harta sebanyak apapun. Oleh karena itu memberikan kasih sayang terbaik untuknya adalah suatu kewajiban bagi ibu dan kami anak-anaknya.

Semoga tulisan ini senantiasa mengingatkan penulis dan adik penulis akan siapa kita sebenarnya?

Bagaiamana besarnya jasa orang-orang yang ada disekitar kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun