Jiwa terenyuh . . .
Raga tersungkur . . .
Mata begitu deras mengalir . . .
Bak mata air yang memancar . . .
Jantung berdetak . . .
Udara bagai irama tiada henti . ..
Terus ku hirup . . .
Entah sampai kapan ?
Esok atau lusa semua pasti berakhir . . .
Dalam hamparan sajadah . . .
Di tempat yang begitu indah . . .
Sujud ini penuh dengan penyesalan . . .
Akan waktu yang selalu di sia-siakan . . .\
Dosa menumpuk kesalahan menjadi kebiasaan . . .
Ibadah sedikit kesombongan dan keangkuhan di besarkan . . .
Kulihat tangan,kaki dan semua raga . . .
Semua akan berlalu dan pasti ditinggalkan . . .
Teringat akan hidup yang penuh keserakahan . . .
Angan panjang, ambisi menumpuk harta keduniaan . . .
Jabatan dan wanita menjadi dambaan . . .
Duhai diri apa sebenarnya yang kau cari ?
Tidakah kau lihat orang-orang disekitarmu yang sudah mati ?
Tumpukan hartanya menjadi kesia-siaan . . .
Jabatannya hanya menjadi kenangan . . .
Duhai diri segera bergegaslah . . .
Perbanyak ibadah dan amal baik perbuatan . . .
Tumpukan harta dan jabatan, jadikan jalan keridhoan Tuhan . . .
Agar beban pertanggung jawaban tak berat dirasakan . . .
Suara Hati Detatang - Kamal
Ditulis di Karangbokong Kamal, Larangan, Brebes
Dalam hujan yang di hiasai kilatan petir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H