Beda halnya ketika kita bersahabat dengan orang yang telah sukses merintis usahanya dari nol hingga akhirnya ia punya banyak asset dan karyawan, seandainya kita pesimispun lambat laun cerita dan kepribadiannya akan merubah kita menjadi manusia penuh dengan rasa optimis serta semangat karya dan kerja tinggi.
Sahabat Mengajarkan Makna Hidup yang Sebenarnya
Indahnya persahabatan , berbagai kenangan indah bersama para sahabat sering membuat mata ini berkaca-kaca, hati terasa sakit saat mengingatnya.
Berbagai kenangan kebersamaan yang indah dan solid telah membuat kita sadar bahwa itu hanya bisa kita kenang dan ingat tanpa bisa bersama.
Sahabat-sahabat kita yang dulu bersama tak jarang yang kini jauh dengan kita, bahkan yang lebih menyakitkan kita tak tahu kabarnya sekalipun.
Penulis sangat bahagia sejak adanya media sosial, karena setidaknya beberapa sahabat dapat penulis temui, ya meski hanya melalui media sosial namun itu sudah sedikit membantu mengobati rasa rindu, atau setidaknya bisa mengetahui kabar mereka. Kabar mereka, istri dan suami mereka, bahkan anak-anak mereka.
Namun tak sedikit yang membuat penulis sangat sedih, sering penulis ingin ke Jakarta , terutama ke daerah Perkantoran Sky Line, dan Hayam Wuruk Plaza. Tujuannya bukan untuk mencari pekerjaan namun ingin mengenang kenangan indah bersama sahabat.
Ingin rasanya mencari mereka kembali , untuk kemudian bisa komunikasi seperti dulu namun sayang itu hanya ada dalam angan, karena mereka tak mungkin bisa ditemui di tempat kami bekerja dulu.
Hati hanya bisa sedih ketika mengingat mereka , perjuangan bersama mereka, suka dan duka yang dijalani bersama mereka. Setidaknya ada puluhan orang sahabat penulis, yang jika mngingat namanya hati terasa sakit menahan rindu bertemu.
Saat mengingat merekalah akhirnya penulis sadar sepenuhnya akan hakikat hidup yang sebenarnya, bahwa kita manusia dipertemukan untuk kemudian dipisahkan.
Bukan hanya dengan sahabat , keluarga kita bahkan dengan raga kita sekalipun.