Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adat Ngasa, Jadikan Jalawastu Desa Wisata

21 Oktober 2017   22:52 Diperbarui: 21 Oktober 2017   23:55 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upacara Adat Ngasa yang setiap satu tahun sekali diselenggarakan oleh masyarakat Jalawastu Desa Cisereuh Kecamatan Ketanggungan telah dikenal sampai ketingkat Nasional. Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 silam Pemkab Brebes telah mementaskan seni tradisi ngasa ini di TMII (Taman Mini Indonesia Indah).

Setelah Pemerintah Kabupaten Brebes memperhatikan kesenian Ngasa tersebut, akhirnya banyak masyarakat yang penasaran dengan kesenian ini. Hingga tak ayal setiap tradisi ini diselenggarakan  setiap Selasa Keliwon pada mangsa kesanga (Kesembilan dalam kalender Jawa) setiap tahunnya selalu ramai pengunjung. Upacara adat ini pun dalam penyelenggaraanya selalu  di tempat khusus yaitu ditempat masyarakat sekitar memanjatkan do'a kepada Tuhan , tempat tersebutlah yang terkenal dengan nama pasarean gedong.

Banyak sekali masyarakat yang sangat penasaran dengan tradisi ini,karena faktanya penulis sendiripun baru mengetahui tradisi ini setelah tradisinya terkenal ramai di masyarakat. Penulis mencoba berkunjung langsung ke Kampung Jalawastu tersebut , namun sayang tak bisa menjumpai tradisi ngasa yang memang hanya di selenggarakan satu tahun sekali tersebut.

Ketika penulis masuk ke Jalawastu entah kenapa penulis  langsung inget sama suku Badui di Banten Jawa Barat. Aura mistis dan bau minyak wangi sangat berbaur dengan udara sejuk nan asri. Terlebih di Jalawastupun  tidak ada satupun  rumah yang menggunakan semen, genting, apalagi keramik karena ternyata itu adalah pantangan.

inspirasi.co
inspirasi.co
Selain mengingatkan penulis pada suku badui, penulispun jadi ingat dengan Biksu Budha di Film Shoilin yang pantang memakan makanan yang bernyawa.

Masyarakat Jalawastu yang sangat ramah tersebutpun  ternyata pantang memakan makanan yang bernyawa. Selain tidak boleh memakan makanan yang bernyawa ternyata merekapun memiliki pantangan tidak boleh menanam tanaman khas Brebes yaitu bawang merah, tanaman lain yang tidak boleh ditanam oleh masyarakat Jalawastu adalah kedelai.

Jika masyarakat pedesaan umumnya bertani dan beternak, namun ternyata di Jalawastu memelihara hewan ternak itu tidak boleh sembarangan. Karena ternyata kerbau, domba, dan angsa tidak boleh dipelihara di tempat ini.

Masyarakat adat Jalawastu percaya jika pantangan tersebut dilanggar maka akan terjadi bencana alam.

Menurut masyarakat sekitar upacara adat ngasa merupakan perwujudan syukur kepada Batara Windu Buana yang merupakan pencipta alam. Batara mempunyai utusan yang disebut Burian Panutus. Burian selama hidup tidak pernah menanak nasi, ia hanya makan jagung dan umbian. Iapun tidak pernah memakan makanan yang bernyawa. Semua itu dilakukannya sebagai bentuk penghambaannya kepada Batara.

Oleh karena itu saat upacara Adat Ngasa diselenggarakanpun baik masyarakat sekitar maupun pengunjung hanya akan medapat makanan perjamuan nasi jagung dan umbian, nasi dari beras adalah salah satu pantangan adat Jalawastu. Bahkan tempat nasinyapun tidak boleh menggunakan piring atau gelas yang terbuat dari kaca, karena kacapun adalah pantangan yang tidak boleh digunakan oleh masyarakat adat tersebut.  Yang diperbolehkan hanyalah piring dan gelas yang terbuat dari seng, plastik, atau dedaunan.

Dalam upacara Ngasa akan ada beberapa kesenian lain yang menyertainya, yaitu seperti Perang Centong  yang merupakan  peperangan antara Gandawangi dan Gandasari yang menggambarkan keangkaramurkaan dan kebaikan.

Tari Nenandur  yang menggambarkan aktivitas warga Jalawastu sebagai petani.

Anak-anak bergembira menari lincah ceria , berterbangan lepas tanpa beban yang digambarkan dengan tari Manuk Dadali.

Tari Dendongpun tak luput untuk menggambarkan para ibu yang sedang menumbuk padi di lesung.

Sementara itu lima orang pemuda memainkan tari rotan gila , dikenal masyarakat Jalawastu yang berbahasa sunda tersebut dengan sebutan tari Hoe Gelo (Hoe : Rotan / Gelo: Gila). Hoe gelo ini menunjukan kegembiraan pemuda setelah panen serta mengasah kekuatan setelah makan hasil bumi.

Tradisi ini merupakan Tradisi sedekah gunung, hakekatnya adalah bentuk sanjungan puji syukur kepada Tuhan  atas segala limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada masyarakat, serta sebagai tarekat untuk memohon pengampunan-Nya agar dilindungi dari segala marabahaya.

Usai dari Kampung Budaya Jalawastu, sebelum pulang kita bisa mampir dulu melihat berbagai pemandangan indah disekitar lokasi, seperti curug indah yang ramai dikunjungi para wisatawan lokal. 

Curug tersebutpun memang sangat indah terlebih dihiasai banyak bebatuan, disamping itu disekitar sungainyapun sudah dikenal sejak penulis kecil akan adanya mata air panas. Mata air tersebutlah yang pertama kali penulis ketahui , bahwa dibumi ini ada mata air yang mengeluarkan air dengan suhu yang panas.

Lokasi curug dan air panas tersebut memang lumayan jauh dari pemukiman, meski dibeberapa tempat warga sekitar telah memasang petunjuk jalan, namun tanpa dimintapun aka nada masyarakat yang mau mengantar kita uketempat tersebut dengan senang hati.

Itulah salah satu keitimewaan masyarakat di Desa ,rata-rata dari mereka senang membantu siapapun sekalipun orang yang baru dilihatnya sekalipun.

Semoga Kampung Adat Jalawastu Desa Cisereuh Kecamatan Ketanggungan Brebes,bisa menjadi Reverensi liburan kawan-kawan . . .

Baca Juga : Jalan Menuju Kampung Jalawastu Mulai Diperbaiki

Salam Kepedulian

Detatang - Kamal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun