Selain itu tentu jiwa wirausaha akan tumbuh dengan kita menjadi petani. Pada dasarnya pekerjaan petanipun merupakan salah satu bentuk dari wirausaha. Namun wirausaha yang saya maksud tentu cakupannya sangat luas.
Seorang petani akan mampu meningkatkan harga jual produknya jika ia mampu memutus matarantai distribusi. Bayangkan jika kita bisa menjadi agen untuk suatu produk tertentu yang bahan utamanya dari hasil pertanian, tentu selain bertani kita bisa mendapat penghasilan lain buah dari kerjasama ini. Atau bahkan kita juga bisa membuat produk sendiri dari hasil pertanian kita, apalagi jika sampai mampu memasok hasil pertanian penduduk sekitar, luar biasa...
Menurut saya kenapa para petani susah berkembang usahanya?
Karena sebagian besar petani bekerja hanya untuk mencukupi kebutuhan, tanpa adanya impian dan tekad yang mengarah untuk pengembangan. Dan yang paling penting mudahnya mereka berpuas diri, hingga akhirnya berbangga diri. Ini bukan berarti saya mengajarkan kufur, atau hal negative lainnya. Syukur itu wajib, namun kemajuan goal dalam usaha apapun itupun harus. Dengan berbagai perencanaan, maka usaha akan semakin terarah dan berkembang, bahkan daya juang akan menjadi tumbuh berlipat.
Buktinya ketika memiliki suatu rencana besar, seperti menikahkan anak, atau membuat rumah banyak petani yang mengembangkan usaha sebelumnya sehingga hasilnya cukup untuk memenuhi rencana tersebut. Indah rasanya jika kita semua selalu memiliki goal-goal besar dalam setiap usaha kita. Karena dengan goal tersebut Insya Allah perekonomian kita, dan Bangsa akan terangkat.
Semua Orang Bisa Jadi Petani
"Yang penting kalau mau jadi petani harus siap segalanya. Bukan hanya berpikir suksesnya saja, tapi harus berpikir saat gagal. Ketika ada kegagalan jangan putus asa, teruslah menenam kembali, yakinlah nanti kegagalan itu diganti dengan keberhasilan-keberhasilan berikutnya," begitulah sedikit penggalan amanat ibunda tercinta.
Orangtua memang tak tega melihat saya bertani dari dulu, alhasil saya tertinggal jauh dari teman-teman seusia yang begitu sudah sangat terampil. Namun ini tetap saya jadikan motivasi agar kelak bisa punya penghasilan besar, hingga akhirnya punya modal khusus yang disediakan untuk modal pekerja agar tak harus mencangkul dan mikul sendirii. Selama ada do'a orangtua kenapa pesimis, toh restu mereka tanda Allah merestui kita.
Motivasi besar saya untuk menjadi petani saya dapatkan setelah menikah. Meski adat kebiasaan disini rumahpun dibuatkan orangtua, saya tak begitu mengharapkan akan hal itu. Bahkan saat mertua sangat ingin membuatkan saya kios untuk usahapun, batin saya agak tidak terima. Karena sungguh betapa sangat bahagia dan indahnya jika kita bisa membeli apapun dari hasil kerja keras sendiri kawan...
Apalagi kalau sudah menikah, bagi saya mencari nafkah itu kewajiban. Bukankah Allah lebih menyukai yang wajib dari pada yang sunah? Dan pahalanyapun lebih besar yang wajib. Jika hati kita begitu tentram saat bisa sedikit berbagi rizki pada fakir miskin atau orang-orang yang membutuhkan lainnya, apalagi jika kita bisa memberi nafkah wajib buat keluarga kita. WAJIB KAWAN BUKAN SUNAH. Tentu pahalanya akan sangat lebih besar.