Dari kostum yang mereka kenakan bisa disebut sedikit lebih berbeda dengan demonstrasi awalnya, kali ini seragam organisasi Gepak yg mirip seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) lebih mendominasi dibandingkan demosntrasi awalnya yang lebih banyak menonjolkan ciri berpakaian khas adat Kalimantan. Hingga jam 12.00 wita kondisi berjalan normal namun setelah organisasi Gepak mulai beranjak dari lokasi demonstrasi kondisi mulai berubah karena pergerakan beranjak ke arah Barat Kota Balikpapan dan akan melaui Jalan Minyak dimana daerah tersebut adalah area atau kawasan PT.Pertamina. seperti nama jalannya, kawasan ini tentu merupakan pusat perkantoran PT. Pertamina dan pengolahan PT. Pertamina dan kawasan inilah yang menjadi alasan Kota Balikpapan di juluki sebai Kota Minyak sehingga pihak keamanan pun memberikan perhatian khusus terhadap kawasan ini yang merupakan salah satu asset negara yang nilainya begitu besar.
Pergerakan demonstran Gepak ke arah Balikpapan bagian barat begitu cepat beredar, sehingga suasana kota tiba-tiba berubah hal ini kemungkinan disebabkan karena di wilayah barat balikpapan adalah rumah Ketua LaGaligo dan keturunan Bugis Makassar lebih banyak bermukim di wilayah tersebut, baik yang berasal dari luar kalimantan ataupun dari keturunan Bugis-Paser.
Dengan cepatnya peredaran informasi bahwa Gepak akan mendatangi rumah ketua Lagaligo maka akivitas yang tidak lazim di Kota Balikpapan pun begitu nampak, di Ujung jalan minyak hingga Balikpapan paling barat tiba-tiba saja jadi ramai riuh dan terkesan menegangkan, begitu nampak di setip ujung Gang/lorong/setapak orang berkerumun bagaikan menunggu iring-iringan Presiden era Orde Baru yang akan melewati jalan Letjend. WR Suprapto dan sekitarnya.
kejadian ini berlangsung hingga adzan magrib, dan mereda setelah kedatangan bpk. Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono memberi imbauan, pemahaman dan menenangkan warga bahwa pemerintah dan pihak keamanan terus berusaha memblokade Jalan Minyak agar Gepak tidak melintas dan bertemu dengan kerumunan warga yang memungkinkan terjadinya perang antar Suku.
semoga pemerintah Kota Balikpapan dapat menyelesaikan masalah ini, sebelum ada korban jiwa diantara kedua ormas terutama korban dari warga yang tidak mengetahui, atau tidak terlibat dalam konflik ini
SISI LAIN
ada cerita-cerita yang lucu dan unik dari konflik ini terutama pada warga yang menikah antar suku di Kota Balikpapan, entah itu pernikahan antara keturunan bugis-makassar dengan banjar, dayak, kutai, jawa dll
lain kesempatan saya akan coba berbagi cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H