Mohon tunggu...
Moh Syihabuddin
Moh Syihabuddin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemikiran Islam dan Pemerhati Sosial Budaya

Peminat keilmuan dan gerakan literasi, peduli terhadap permasalahan sosial dan tradisi keislaman masyarakat Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mempertimbangkan Gejolak Perang Cina-India dan Posisi Indonesia

26 Mei 2020   11:43 Diperbarui: 26 Mei 2020   11:39 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nepaliheadlines.com

Dan ketiga, sejarah hubungan dan perjalanan masa lalu. Sejarah bangsa Indonesia telah menoreh banyak kisah perjalanan orang-orang Indonesia ke India dan Cina, atau sebaliknya Cina-India masuk ke Indonesia. Keterbukaan dan persahabatan yang sudah terjalin erat sejak lama ini merupakan kekayaan bangsa yang berharga yang bisa menjalin hubungan Indonesia dengan Cina-India.

Sejak zaman pra-Islam hingga masuknya agama Islam ke Indonesia persahabatan masyarakat Indonesia dengan Cina-India sudah terjalin erat dan sangat mengikat. Orang Indonesia menikah dengan orang India, atau orang Indonesia menikah dengan orang Cina, lalu membentuk keluarga, berpindah agama dan mengubah namanya "yang lebih Indonesia".            

 Dengan ketiga modal yang dimiliki oleh Indonesia inilah pemerintah bisa memposisikan dirinya sebagai "kenetralan aktif" dan "oportunisme yang diperhitungkan" dalam menjalankan politik hubungan internasionalnya terhadap India dan Cina.

Indonesia bisa menjalin persabatan dengan India melalui cara; melakukan pertukaran pelajar, pengajaran toleransi beragama, pendirian pusat perdamaian, atau penelusuran sejarah masa lalu bersama-sama (antar peneliti). Dengan Cina, Indonesia juga bisa mendekat dengan cara menerima produk-produk Cina yang murah, mengirim bahan baku Indonesia yang melimpah, serta kerjasama dibidang deradikalisasi serta penanganan muslim Uighur. Dengan kata lain Indonesia bisa menawarkan apa yang tidak dimiliki oleh Cina dan India, ketika mereka sibuk berperang.

Praktis, ketika kedua negara saling berperang dan menjalin aliansi militer, Indonesia tetap netral sekaligus menjaga jarak untuk tidak mengirimkan tentaranya atau menjadikan wilayahnya sebagai pangkalan militer. Dengan demikian, jika salah satunya ada yang kalah, Indonesia tetap bisa bersahabat dengan yang menang dan membangun kembali yang kalah.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun