Mohon tunggu...
Nofrendi Sihaloho
Nofrendi Sihaloho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Magister Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Santo Thomas, Sumatera Utara

Hobi saya membaca buku-buku rohani dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengembangkan Suara Hati

15 Januari 2025   20:46 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

            Adalah benar bawah dalam suara hati manusia bertemu dengan Yang Mutlak. Terlepas dari agama yang dianut, dalam suara hatinya setiap orang bertemu dengan Yang Mutlak itu. Dengan memilih yang baik karena memang baik dan menolak yang jahat karena memang jahat menjadi bukti bahwa orang taat atau menyerah pada Yang Mutlak. Orang yang tidak taat pada tarikan Yang Mutlak itu dikuasai oleh emosi, nafsu, rasa benci, dan sikap jahat lainnya sehingga suara hatinya menjadi tumpul. Fungsi suara hati adalah mengambil keputusan. Sebagai pengambil keputusan, suara hati tidak boleh dipengaruhi unsur-unsur dari luar yang menggangu, sekalipun sebagian penilaian suara hati dipengaruhi oleh pemahaman manusia yang didapat dari lingkungannya. Artinya, penilaian suara hati harus sesuai dengan kebenaran obyektif. Apa yang menjadi realitas itulah yang disuarakan.  

            Terdapat beberapa prinsip dalam mengambil keputusan yang perlu dibina untuk mengembangkan suara hati. Pertama, suara hati harus benar dan pasti. Tidak ada kebimbangan saat mengambil keputusan. Suara hati tidak cukup baik tetapi harus benar. Tidak semua yang baik itu benar. Sesuatu baik bagi orang tertentu belum tentu menjadi kebenaran obyektif. Kedua, orang yang melakukan keputusan suara hatinya harus bertanggungjawab. Tanggung jawab atas keputusan suara hati membuat orang semakin bebas. Ketiga, apabila suara hati ragu-ragu, maka sebaiknya jangan diambil keputusan. Keputusan yang diambil dalam keragu-raguan akan menyebabkan kekeliruan. Sebaiknya bertanya kepada orang yang lebih kompeten di bidangnya agar mendapat pengetahuan yang  pasti dan keputusan yang akan diambil kembali pun menjadi tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun