Masyarakat adalah semua orang yang berpengaruh dalam hidup kita, termasuk keluarga. Seseorang pertama sekali belajar tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dari orangtua. Pengetahuan tentang yang baik dan yang tidak baik awalnya didapat dalam keluarga. Setelah itu, dalam lingkungan yang lebih luas dalam masyarakat seseorang semakin mendapat pemahaman akan hal itu. Baik itu dalam lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan, pekerjaan, ajaran-ajaran agama yang dianut, maupun norma-norma hukum negara yang wajib ditaati.
Super Ego
Super ego adalah perasaan moral spontan di dalam batin manusia. Super ego menyatakan diri dalam perasaan malu dan bersalah yang muncul secara otomatis dalam diri manusia bila melanggar suatu norma yang telah dibatinkan.
Ideologi
Ideologi yang dimaksud adalah segala ajaran tentang makna kehidupan dan bagaimana manusia harus hidup serta bertindak. Menganut sebuah ideologi berarti bersedia untuk melaksanakannya. Suatu ideologi menuntut agar orang mengesampingkan penilaiannya sendiri dan bertindak sesuai dengan isi ajaran ideologi tersebut.
Kemutlakan Suara Hati
Tuntutan suara hati bersifat mutlak. Mutlak bararti tanpa bersyarat. Â Imperatif kategoris (istilah yang digunakan oleh Immanuel Kant) berlaku bagi suara hati. Hal yang mutlak dalam suara hati adalah tuntutan untuk tidak pernah menyeleweng dari apa yang disadari sebagai kewajiban. Kemutlakan tuntutan suara hati tidak berarti suara hati pasti benar. Artinya, tuntutan terhadap suara hati tidak dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi, senang-tidak senang, pendapat orang lain, atau perasaan sendiri.
Kekeliruan Suara Hati
Walaupun tuntutan suara hati bersifat mutlak, tetapi apa yang disadari seseorang sebagai kewajiban moral yang dihadapi bisa saja keliru. Kepekaan dan ketajaman suara hati dalam menilai situasi moral yang dihadapi tergantung dari pemahaman dan kesadaran moral yang dimilikinya. Berbagai aspek dapat mempengaruhi kepekaan dan ketajaman suara hati; latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial, budaya, dan sebagainya.
Dengan kata lain, kekeliruan suara hati dapat terjadi karena pemahaman dan kesadaran moral yang diwarisi seseorang dari lingkungannya secara obyektif keliru atau ia sendiri yang keliru dalam memahami apa yang dia warisi. Selain itu, kekeliruan suara hati terjadi karena seseorang bebas dari nafsu-nafsu yang masih menguasai dirinya.
Rasionalitas Suara Hati