Mohon tunggu...
Nofrendi Sihaloho
Nofrendi Sihaloho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Magister Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Santo Thomas, Sumatera Utara

Hobi saya membaca buku-buku rohani dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Pemilihan Presiden Indonesia 2024

14 Juni 2024   21:07 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MEMAKNAI PEMILIHAN PRESIDEN INDONESIA 2024 

Sebuah Analisis Filosofis terhadap Fenomena

Pemilihan Presiden di Indonesia 2024 

Abstract 

There are so many glorious values in Indonesia. Indonesian people uphold ethics and respect one another in all their lives. Even though face of the problems of nation, especially phenomenon of presidential election 2024, in fact the man of Indonesia always take place in their unique goal of humanity, namely want to maintain the harmony with God, nature, and harmony in social relationship. Indonesia's glorious values had concluded in Pancasila. Pancasila becomes the identity and the live view of all Indonesian people. Therefore, Pancasila is the base of ethics for presidential election in Indonesia 2024. Through the phenomenon of presidential election in Indonesia 2024, every state's element and all people of Indonesia are invited to live the values of Pancasila. The people of Indonesia need to recognize themselves as human beings who believe in God, man of humanity, unity, populist, and man of social justice. So, all people of Indonesia have to uphold ethics, and whoever the leaders of this state have a duty to bring all people to public welfare and prosperity.

Kata-kata Kunci:  Memaknai Pilpres, Etika, Pancasila, Karakter

Pendahuluan

Sebagai negara demokrasi, kepala negara Indonesia dipilih oleh rakyat. Pemilihan presiden Indonesia 2024 menjadi pemilu ke-19 sejak pemilu pertama yang diselenggarakan pada 1955. Dengan segala dinamika di dalamnya, setiap pemilu memiliki kekhasannya tersendiri yang menunjukkan Indonesia sedang menuju konsolidasi demokrasi. Pada 13 November 2023, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan konferensi pers sekaligus mengumumkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 yang telah ditetapkan KPU. Mereka adalah Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.[1]

Dalam tulisan ini, penulis memuat analisa filosofis terhadap fenomena pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia 2024. Setelah memuat realitas pemilihan presiden dan wakil presiden 2024, tulisan ini mencoba menyajikan pengenalan kepribadian bangsa Indonesia secara umum. Kemudian, dibahas kekuasaan dan moral khususnya dari pemahaman orang Jawa, dan dibahas Pancasila sebagai landasan etika pemilu 2024. Analisa filosofis ini tidak bermaksud memberikan penilaian baik atau buruk terhadap satu pasangan calon. Namun, tulisan ini bertujuan untuk memberikan pandangan-pandangan filosofis nusantara dan kearifan lokal secara umum yang menjadi kekhasan Indonesia, yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk memaknai pemilihan presiden 2024.

 

Realitas Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun