2. Kelola Media Sosial
Media sosial dapat menjadi pemicu kita FOMO terhadap suatu trend. Ketika kita melihat orang lain memiliki sesuatu atau pamer yang dibelinya, kita merasa ingin memilikinya juga. Hal ini memicu kita untuk FOMO dan ingin membeli apa yang dibeli oleh orang lain.
Dalam Bhagavad Gita sloka16.21, Sri Krishna bersabda
"Ada tiga pintu gerbang menuju neraka tersebut---hawa nafsu, amarah dan loba. Setiap orang waras harus meninggalkan tiga sifat ini, sebab tiga sifat ini menyebabkan sang roh merosot."
Sehingga penting untuk menghilangkan pemicu-pemicu terjadinya kebiasaan FOMO. Cara untuk menghilangkan pemicu ini adalah unfollow akun-akun yang membuat kamu merasa tidak nyaman atau iri. Dan hanya mengikuti akun-akun yang menginspirasi dan memotivasi.
3. Fokus pada Proses, Bukan Hasil:
Sebagai pribadi yang sedang belajar, perlu bagi diri kita untuk fokus pada proses. Jangan hanya terpaku pada hasil akhir, tetapi nikmati proses belajar dan berkembang dengan selalu melaksanakan pekerjaan dalam bhakti. Pekerjaan dalam bhakti artinya kita bekerja sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan, dan juga menganggap bahwa pekerjaan ini untuk melayani Tuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sri Bhagavan Krishna dalam Bhagavad Gita 5.7
"Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang mengendalikan pikiran dan indera-indera, dicintai oleh semua orang, dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia tidak pernah terikat."
4. Bangun Hubungan yang Sehat:
Pergaulan adalah kunci kebiasaan kita. Jika seandainya anda bergaul dengan seorang penyembah, maka pemikiran pemikiran penyembah juga akan secara otomatis ada dalam diri anda. Seperti yang terjadi dengan Sri Narada, resi dikalangan para dewa. Ketika ia masih kecil, ia sudah bergaul dengan para resi, sehingga kebiasaan kebiasaan para resi juga ada pada dirinya. Hal ini dijelaskan dalam kitab Bhagavata Purana 1.5.29
"Aku sangat dekat dengan orang-orang bijak itu. Aku bersikap lembut dalam perilakuku, dan semua dosaku terhapuskan dalam pengabdianku kepada mereka. Dalam hatiku, aku memiliki keyakinan yang kuat kepada mereka. Aku telah menaklukkan indera, dan aku benar-benar mengikuti mereka dengan tubuh dan pikiran."