Namun, beberapa studi kini menunjukkan bahwa tidak hanya human capital saja, kemampuan non-kognitif—seperti passion, karakter, dan preferensi—juga berperan dalam performa suatu pekerjaan (Bühler, Sharma, & Stein, 2020).
Passion berperan sebagai suatu stimulan karena mampu membangun antusiasme dan kecintaan untuk meraih tujuan (Pradhan, Panda, & Jena, 2017).
Tak hanya itu, passion juga mampu meningkatkan kemampuan kognitif (atau kemampuan intelektual) dari seorang pekerja untuk menyalurkan keahlian relevan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa banyak kesalahan (Fredrickson, 1998).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Ho, Wong, & Lee (2021), ditunjukkan bahwa passion mampu menambah masing-masing 5,5 dan 4,8 persen terhadap varians dari variabel perhatian (attention) dan daya serap (absorption) pekerja akan pekerjaan yang dilakukan.
Dalam kata lain, ditemukan bahwa passion berpengaruh positif terhadap tingkat keterlibatan (job engagement) seorang individu dan meningkatnya performa dalam bekerja.
Oleh karena itu, sayangnya ketika memutuskan untuk berkarier tidak sesuai passion, produktivitas Anda dapat menjadi tidak optimal jika dibandingkan dengan ketika bekerja sesuai passion. Ketika seseorang mulai merasa tidak bersemangat dengan pekerjaannya, tingkat kinerja mereka akan menurun, dan pada akhirnya mereka lebih memilih untuk berpindah pekerjaan (Robbins & Wilner, 2001).
Pada saat inilah, pemilihan karier yang mengutamakan kebahagiaan dan kepuasan mungkin akan dipertimbangkan di atas ketidakpastian akan stabilitas finansial.
Pada akhirnya, ekonomi adalah sebuah ranah ilmu yang menganalisa bagaimana manusia membuat pilihan. Pemilihan karier bagi generasi muda—terutama di negara dengan kebudayaan kolektivistik seperti Indonesia tidak terlepas dari pengaruh orang tua dan bagaimana individu tersebut melihat prospek akan masa depannya.
Meskipun passion mampu memberikan kebahagiaan dari bekerja, perilaku manusia yang cenderung menghindari kerugian (loss averse) mendorong dipilihnya pekerjaan yang “standar” dan konvensional karena jaminan stabilitas finansial yang mampu diberikannya dalam ruang ketidakpastian akan masa depan.
Seiring dengan berjalannya waktu, apabila kurangnya semangat akan pekerjaan yang dimiliki mulai menurunkan kinerja, tidak menutup kemungkinan seorang individu pada akhirnya akan memilih pekerjaan sesuai passion di luar pekerjaan yang konvensional.
Ranadya Ainaya Putri | Ilmu Ekonomi 2022 | Vice Manager Divisi Kajian KANOPI FEB UI 2024/2025