Finansialisasi dan Rentierism
Dari analisis sektoral ini, dapat disimpulkan bahwa finansialisasi merupakan kontributor yang sangat relevan terhadap kekayaan miliarder. Perusahaan-perusahaan di sektor keuangan menggunakan “utang”, “sekuritisasi”, “capital mobility”, dan “financial intermediation” untuk mencapai dominasi terhadap ekonomi AS.
Financial shift ini merebak di perekonomian AS selama periode neoliberalisme, dimana perusahaan-perusahaan di sektor lain bergeser dari kegiatan produktif ke kegiatan keuangan non-produktif.
Dinamika ini tercermin pula dalam sektor otomotif. Sebelum tahun 1980-an, fungsi utama perusahaan pembiayaan dalam perusahaan otomotif seperti General Motors dan Ford yaitu menyediakan akses kredit kepada para pelanggan untuk meningkatkan penjualan mobil.
Namun, mulai tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan ini memperluas portofolio mereka dengan memasukkan pinjaman hipotek, pasar simpan pinjam, asuransi, perbankan, dan pembiayaan komersial hingga sektor-sektor lain pun mengikuti jejak ini.
Tak dapat dipungkiri, finansialisasi sangat berkontribusi terhadap peningkatan jumlah miliarder, konsentrasi kekayaan, dan ketidaksetaraan di sektor-sektor non-keuangan.
Sektor keuangan, teknologi, serta F&B juga terlibat sebagai pendorong rentierism. Sifat ekstraktif dari sektor keuangan ini lah yang menjadi indikasi dari rente, di mana perusahaan menerima rente dengan membatasi akses terhadap modal dan mengumpulkannya dalam bentuk bunga, keuntungan modal, dan dividen dari aset keuangan.
Jumlah merger dan akuisisi yang berlebihan di subsektor perbankan turut menyebabkan terjadinya konsentrasi sehingga bank-bank memiliki kontrol yang lebih besar atas akses terhadap modal dan akhirnya mendapatkan rente yang lebih tinggi.
Kultur Pemegang Saham dan Kapitalisme Kroni
Obsesi masyarakat terhadap akumulasi modal menciptakan lingkungan yang permisif terhadap proliferasi kekayaan miliarder. Inilah yang menjadi ciri dari adanya kultur pemegang saham.
Faktor ini memungkinkan bank-bank besar di sektor keuangan untuk mendominasi bank-bank kecil dengan adanya kekebalan hukum, lalu mereka mengizinkan perusahaan-perusahaan teknologi untuk menuai keuntungan dari penelitian yang didanai oleh para pembayar pajak sambil menggunakan teknologi yang sama untuk mengeksploitasi para buruh. Sikap permisif terhadap tindakan-tindakan ini pada akhirnya semakin membuka jalan bagi lebih banyak miliarder.