“Wealth–not chiefly the product of the individual, but largely the joint product of the community,”
Andrew Carnegie, seorang industrialis dan filantropis, tak lupa juga merupakan salah satu orang Amerika terkaya sepanjang sejarah, memberikan pandangannya terkait hal yang paling membuat haus manusia di dunia–harta.
Selama 50 tahun terakhir dalam periode neoliberalisme, kekayaan nasional Amerika Serikat mencapai tingkat yang tak pernah disangka-sangka.
Federal Reserve melaporkan kekayaan nasional di AS telah mencapai $126,08 triliun pada tahun 2019, ini berarti dua kali lipat dari kekayaan nasional pada tahun 2012 yaitu sebesar $60,09 triliun.
Namun, terlepas dari peningkatan yang dramatis, semakin banyak kekayaan Amerika yang jatuh ke tangan sebagian kecil penduduknya.
Sebagian besar sejarawan ekonomi telah sepakat bahwa sebelum tahun 1970, angka miliarder di Amerika Serikat bahkan tidak mencapai lima individu, tetapi di antara tahun 1982 dan 1987, jumlah miliarder di Amerika Serikat meningkat dari 15 individu menjadi 44 individu.
Analisis ekonomi makro dari literatur-literatur ilmiah dan jurnalisme acapkali menghubungkan peningkatan harta miliarder ini dengan mekanisme atau pendorong institusional tertentu yang saling terkait.
Meskipun faktor-faktor pendorong ini menyulut pemahaman kita tentang perkembangbiakan harta miliarder di tingkat ekonomi makro, bagaimana dengan analisisnya di tingkat ekonomi meso?
Di sektor mana kekayaan miliarder paling terkonsentrasi? Pendorong institusional mana yang paling berkontribusi terhadap kesuburan harta para miliarder, dan seperti apa karakteristiknya?
Untuk menjelaskan peningkatan jumlah miliarder selama periode neoliberalisme, pertama-tama diperlukan analisis ekonomi AS pada tingkat makroekonomi.