Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Sudah Jatuh Tertimpa Tangga", Balada Nestapa Pekerja Informal

5 Mei 2023   18:45 Diperbarui: 11 Mei 2023   16:50 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertumbuhan Manufaktur dan GDP Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis 1997/1998 Sumber: American Indonesian Exchange Foundation 

Kemalangan ini semakin ditimpa dengan laju pertumbuhan industri manufaktur yang kian menurun setiap tahunnya. 

Fenomena penurunan kontribusi sektor manufaktur yang bahkan sebelum mencapai puncaknya menunjukkan Indonesia masuk ke deindustrialisasi prematur.

Pertumbuhan Manufaktur dan GDP Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis 1997/1998 Sumber: American Indonesian Exchange Foundation 
Pertumbuhan Manufaktur dan GDP Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis 1997/1998 Sumber: American Indonesian Exchange Foundation 

Laju Pertumbuhan PDB Industri Manufaktur Indonesia Sumber: American Indonesian Exchange Foundation
Laju Pertumbuhan PDB Industri Manufaktur Indonesia Sumber: American Indonesian Exchange Foundation

Fenomena deindustrialisasi prematur merugikan berbagai hal, khususnya tenaga kerja. Sektor manufaktur sebagai sektor yang padat nilai tambah dan tinggi produktivitasnya lambat laun mulai menurun laju pertumbuhannya. 

Alhasil, penawaran kerja pada sektor manufaktur berkurang dan tidak dapat menyerap seluruh permintaan kerja. 

Di sisi lain, pertumbuhan produktivitas sektor jasa yang lambat tidak dapat menjadi alternatif absolut dalam mengatasi dampak fenomena ini. Pekerja yang tidak terserap oleh kedua sektor tersebut kini dihadang oleh dua pilihan: menganggur atau bekerja di sektor informal.

Apabila disandingkan dengan kedua situasi tersebut, memilih bekerja di sektor informal merupakan pilihan yang bijak. Tentunya, hidup dengan adanya pemasukkan akan menjadi jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. 

Pemikiran ini kemudian mendorong 'mereka' untuk pindah ke sektor informal, yakni sektor jasa dan kewirausahaan dengan nilai tambah yang kecil. 

Fenomena ini sekaligus menekankan bahwa motivasi seseorang berbisnis pada sektor informal bukanlah untuk menjadi kaya, melainkan sebagai cara mereka untuk bertahan (survival).

Transformasi Sektor Informal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun