Adegan mengerikan penembakan massal kerap menghantui pikiran bangsa Amerika Serikat . Pada tahun 2009 sampai dengan 2020, telah terjadi 279 penembakan massal di AS, yang mengakibatkan 1.576 orang tewas dan 1.046 orang terluka (Everytown, 2021).Â
Setiap berita terbaru menambah kekhawatiran masyarakat atas kekerasan yang dapat terjadi kapan saja.Â
Namun, secara mengejutkan, angka tersebut hanya menggambarkan satu jenis penembakan yang pada kenyataannya berkontribusi sebagian kecil dari kekerasan senjata di negara tersebut. Lebih dari 99 persen kematian senjata di AS ternyata berasal dari penembakan selain penembakan massal (Everytown, 2021).Â
Pada tahun 2020 saja, terdapat sejumlah 45.222 kematian akibat senjata api, dan tahun ini yang paling banyak tercatat -- mewakili peningkatan 14 persen dari tahun sebelumnya, 25 persen dari lima tahun sebelumnya dan 43 persen dari satu dekade sebelumnya (CDC, 2022).Â
Pembunuhan dengan senjata api, khususnya, telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, 19.384 pembunuhan bersenjata yang terjadi pada tahun 2020 adalah yang terbanyak sejak tahun 1968. (CDC, 2022).Â
Angka kematian akibat penembakan yang tinggi seringkali diasosiasikan dengan jumlah kepemilikan senjata api yang tinggi.Â
Berdasarkan survei Small Arms pada tahun 2018, AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki lebih banyak senjata pribadi daripada manusia, sekitar 120 senjata api per 100 penduduk.Â
Yaman, sebuah negara yang masih terjebak dalam peperangan, menjadi yang kedua tertinggi dengan 53 per 100 penduduk. Angka kepemilikan senjata api di Amerika serikat sangat kontras dengan negara-negara seperti Jepang dan Indonesia yang memiliki angka kurang dari satu.
Dalam situasi sekarang, ada dua kubu terhadap isu ini: pro-kepemilikan senjata api dan pro-pengendalian senjata api. Fakta-fakta diatas digunakan oleh kelompok pro-pengendalian senjata api untuk berargumen bahwa kepemilikan senjata api harus diperketat.Â
Di sisi lain, pihak pro-kepemilikan senjata api mengatakan bahwa dengan adanya penembakan massal, justru setiap orang harus memiliki senjata untuk menangkalnya.Â
Hal ini sering kita dengar, "the only way to stop a bad guy with a gun is a good guy with a gun", sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Wayne LaPierre, Wakil Presiden Eksekutif National Rifle Association (NRA).