Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Polemik Pengendalian Senjata di Amerika: Memahami Kekuatan Ekonomi di Baliknya

15 Juli 2022   19:14 Diperbarui: 29 Juli 2022   23:50 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi senjata rakitan. (Foto: KOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI) 

"This isn't inevitable. These kids weren't unlucky! This only happens in this country, and nowhere else. Nowhere else do little kids go to school thinking that they might be shot that day. Nowhere else does that happen except here in the United States of America, and it is a choice! It is our choice to let it continue. What are we doing?!" - Sen. Chris Murphy

Pada tanggal 24 Mei 2022, 19 anak dan dua guru dibunuh oleh seorang pria berusia 18 tahun menggunakan senapan AR-15 di Robb Elementary School, Texas. 

Penembakan tersebut merupakan penembakan sekolah yang paling mematikan sejak kejadian penembakan 20 anak-anak dan enam orang dewasa di Sandy Hook Elementary School, Connecticut pada tahun 2012. 

Kejadian memilukan di Robb Elementary School langsung menuai banyak seruan dari masyarakat, para advokat, maupun pembuat kebijakan di Amerika Serikat untuk segera menuntaskan permasalahan penembakan massal. 

Ketika membahas mengenai penembakan massal, pembicaraan yang selalu diangkat adalah upaya pengendalian senjata api. 

Namun, perdebatan mengenai pengendalian senjata sudah sangat sering dibahas di dunia perpolitikan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Amerika Serikat, bahkan cenderung menjadi "membosankan". 

Hal tersebut dikarenakan permasalahannya selalu mengikuti tiga pola yang berulang: penembakan karena penggunaan senjata api yang tidak bertanggung jawab.

Masyarakat mendorong pengetatan pengendalian senjata, lalu pemerintah tidak dapat melakukan apa-apa. Permasalahan ini didominasi pembahasan dari sisi politiknya.

Tetapi bagaimana sebetulnya pengaruh dan implikasi ekonomi dibalik kontroversi ini? 

Esai ini bertujuan untuk mengulas isu yang ada menggunakan pendekatan ekonomi: menganalisa pengaruh industri senjata api terhadap politik, mengukur kekuatan ekonomi dibalik industri senjata api, dan menghitung eksternalitas negatif dari industri senjata api.

Menilik Situasi Penembakan dan Kepemilikan Senjata di Amerika Serikat

Adegan mengerikan penembakan massal kerap menghantui pikiran bangsa Amerika Serikat . Pada tahun 2009 sampai dengan 2020, telah terjadi 279 penembakan massal di AS, yang mengakibatkan 1.576 orang tewas dan 1.046 orang terluka (Everytown, 2021). 

Setiap berita terbaru menambah kekhawatiran masyarakat atas kekerasan yang dapat terjadi kapan saja. 

Namun, secara mengejutkan, angka tersebut hanya menggambarkan satu jenis penembakan yang pada kenyataannya berkontribusi sebagian kecil dari kekerasan senjata di negara tersebut. Lebih dari 99 persen kematian senjata di AS ternyata berasal dari penembakan selain penembakan massal (Everytown, 2021). 

Pada tahun 2020 saja, terdapat sejumlah 45.222 kematian akibat senjata api, dan tahun ini yang paling banyak tercatat -- mewakili peningkatan 14 persen dari tahun sebelumnya, 25 persen dari lima tahun sebelumnya dan 43 persen dari satu dekade sebelumnya (CDC, 2022). 

Pembunuhan dengan senjata api, khususnya, telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, 19.384 pembunuhan bersenjata yang terjadi pada tahun 2020 adalah yang terbanyak sejak tahun 1968. (CDC, 2022). 

Angka kematian akibat penembakan yang tinggi seringkali diasosiasikan dengan jumlah kepemilikan senjata api yang tinggi. 

Berdasarkan survei Small Arms pada tahun 2018, AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki lebih banyak senjata pribadi daripada manusia, sekitar 120 senjata api per 100 penduduk. 

Yaman, sebuah negara yang masih terjebak dalam peperangan, menjadi yang kedua tertinggi dengan 53 per 100 penduduk. Angka kepemilikan senjata api di Amerika serikat sangat kontras dengan negara-negara seperti Jepang dan Indonesia yang memiliki angka kurang dari satu.

Dalam situasi sekarang, ada dua kubu terhadap isu ini: pro-kepemilikan senjata api dan pro-pengendalian senjata api. Fakta-fakta diatas digunakan oleh kelompok pro-pengendalian senjata api untuk berargumen bahwa kepemilikan senjata api harus diperketat. 

Di sisi lain, pihak pro-kepemilikan senjata api mengatakan bahwa dengan adanya penembakan massal, justru setiap orang harus memiliki senjata untuk menangkalnya. 

Hal ini sering kita dengar, "the only way to stop a bad guy with a gun is a good guy with a gun", sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Wayne LaPierre, Wakil Presiden Eksekutif National Rifle Association (NRA).

Perdebatan yang Sengit: Bagaimana Sebuah Organisasi dan Industri Memengaruhi Politik

Source: KANOPI FEB UI 2022
Source: KANOPI FEB UI 2022

Perdebatan mengenai kepemilikan senjata sudah terjadi sejak lama. Namun, sampai sekarang, pemerintahan AS belum pernah mencapai sebuah konsensus kebijakan atau yang biasa disebut dengan bipartisan vote. 

Kegagalan dalam mencapai bipartisan vote sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi di AS, dengan terpecahnya agenda antara partai Republik dan Demokrat. 

Menurut Adam Winkler, seorang profesor hukum tata negara di UCLA School of Law, National Rifle Association (NRA) telah menunjukkan kemampuan untuk mengayunkan pemilihan utama yang mendukung kandidat pro-senjata api. NRA adalah sebuah organisasi yang menyatakan dirinya sebagai organisasi hak sipil terlama di Amerika. 

Asosiasi NRA merupakan organisasi paling kuat yang melobi pemerintah dan DPR terkait hak kepemilikan senjata di AS (BBC News Indonesia, 2022). 

Pada tahun 1977, badan ini membentuk Komite Aksi Politik untuk menyalurkan dana kepada legislator. Dalam pengaruhnya terhadap anggota Kongres untuk mengambil kebijakan terkait senjata api, NRA diberikan anggaran yang cukup besar.

Setiap tahunnya, produsen senjata menyumbangkan jutaan dolar kepada NRA melalui program-program mitra korporat. NRA tidak mengungkapkan jumlah uang yang didapat dari sumbangan ini. 

Tetapi, sebuah laporan dari Violence Policy Center memperkirakan jumlah uang yang disumbang berkisar antara 20-60 juta dolar, dari tahun 2005-2013. 

NRA menghasilkan jutaan dolar lebih banyak dengan memberikan ruang iklan ke perusahaan senjata dalam publikasi seperti American Rifleman. 

Tetapi yang paling ekstrim, beberapa perusahaan menyumbangkan sebagian dari setiap penjualan senjata langsung kepada NRA. Pada tahun 2015, Stum Ruger meluncurkan kampanye yang menyumbangkan $2 kepada NRA untuk setiap senjata yang mereka jual. 

Selain dari itu, NRA juga menuangkan uang ke dalam persaingan politik. Pada tahun 2017, NRA menghabiskan setidaknya $4,1 juta untuk melobi, yang jumlahnya telah meningkat dibandingkan pada tahun 2016 (The Guardian, 2018). NRA menggunakan uang tersebut untuk membantu kandidat favoritnya terpilih.

Di satu sisi, para kandidat Republik bisa dibilang melakukan rent-seeking. 

Seseorang dikatakan melakukan rent-seeking ketika mereka mencoba memperoleh keuntungan bagi diri mereka sendiri melalui arena politik (Krueger, 1974). Para rent-seeker biasa melakukannya dengan mengimplementasikan peraturan khusus yang menghambat pesaing mereka.

Hal tersebut membuat pengesahan dan pengajuan Undang-Undang sulit karena NRA secara konsisten memberikan dana kepada kandidat Republik setiap adanya pemilihan umum.

Dikarenakan sebagian besar Republik mendukung kebebasan kepemilikan senjata api, sulit bagi suatu kandidat untuk menyuarakan apa pun yang berkaitan dengan pengendalian senjata tanpa kekuatan politik mereka "terancam".

"Soft Power" dibalik Hak Kepemilikan Senjata

Perusahaan AS yang memproduksi, mendistribusikan, dan menjual senjata api, amunisi, dan perlengkapan olahraga menembak merupakan bagian besar dari ekonomi negara tersebut. 

Perusahaan-perusahaan senjata api AS mempekerjakan sebanyak 169.523 orang di negara tersebut dan menghasilkan 206.296 pekerjaan tambahan di industri pemasok dan pendukung (NSSF, 2022). 

Industri tersebut juga berkontribusi pada perekonomian AS secara keseluruhan. Faktanya, pada tahun 2021 industri senjata api dan amunisi berkontribusi terhadap total aktivitas ekonomi sebesar $70,52 miliar di negara tersebut (NSSF, 2022). 

Namun, dampak ekonomi dari industri senjata mengalir lebih luas di dalam perekonomian AS, karena menghasilkan bisnis bagi perusahaan yang tampaknya tidak terkait dengan senjata api. 

Banyak orang bekerja di industri yang beragam seperti perbankan, ritel, akuntansi, pengerjaan logam, bahkan di percetakan, dan semuanya bergantung pada industri senjata api dan amunisi untuk kehidupan mereka.

Singkatnya, salah satu alasan mengapa AS tidak dapat menyelesaikan masalah kekerasan senjata api adalah karena industrinya sudah terlalu integral dalam perekonomian negaranya.

Eksternalitas Negatif dari Industri Senjata?

Hal pertama yang dibutuhkan agar pasar bekerja dengan baik adalah ketersediaan informasi yang cukup bagi seluruh aktor pasar. 

Namun, selama bertahun-tahun, hanya ada sedikit informasi mengenai senjata api, meskipun senjata api merupakan produk yang besar di AS. Menurut David Hemenway, Direktur Harvard Injury Control Research Center, kesenjangan data senjata api yang besar telah berkembang selama 25 tahun terakhir.

Faktor kedua agar pasar bekerja dengan baik adalah minimnya atau tidak adanya eksternalitas negatif. Mirisnya, senjata api memiliki eksternalitas negatif yang sangat besar. 

Senjata api yang dibeli di awal memang mayoritas diperoleh secara legal (Statista, 2022). Tetapi diperkirakan bahwa 350.000 senjata dicuri setiap tahun di AS. Dalam banyak kasus, pemilik senjata tidak dituntut untuk bertanggung jawab dalam menyimpannya dengan benar. 

Terlebih lagi, produsen senjata api juga seringkali dilindungi. Industri senjata api dapat dibandingkan dengan industri rokok karena keduanya telah menyebabkan kerusakan kesehatan masyarakat yang sangat besar, dan keduanya merupakan produk konsumen yang diproduksi secara massal. 

Tetapi perbedaan besar antara keduanya adalah bahwa industri tembakau dapat digugat dan adanya perkembangan penelitian tentang bahaya rokok membuat masyarakat dapat mengambil kesimpulan yang objektif mengenai penggunaan rokok.

Industri senjata api diberi perlindungan unik, dimana peraturan yang ada membuat pihak lain lebih sulit untuk menuntut mereka (Economic Times, 2022). 

Dengan informasi dan eksternalitas yang negatif seperti itu, pasar senjata api memiliki ancaman terhadap kesejahteraan masyarakat. 

Apa Langkah Selanjutnya bagi Amerika Serikat?

Kontroversi mengenai kepemilikan dan pengendalian senjata di Amerika Serikat merupakan suatu masalah yang sangat kompleks. 

Ada banyak sekali faktor ekonomi dan politik yang turut mengarahkan jalur perdebatan, diisi dengan konflik kepentingan, lobi industri, dan bahkan kekuatan ekonomi yang tidak terlihat di kasat mata.

Terlepas dari segala keuntungan ekonomi yang dihasilkan dari transaksi jual beli senjata, industri senjata api tetap dapat menghasilkan eksternalitas negatif, yang membuat masyarakat AS buta akan kegunaan dan keamanan dari produk yang mereka miliki. 

Namun, segala pembahasan politik dan ekonomi ini tidak dapat menutupi fakta bahwa biaya sosial dari penggunaan senjata api yang "lepas tangan" terlalu besar untuk ditanggung oleh siapapun. 

Para pembuat kebijakan Amerika Serikat harus dapat mengatasi isu ini dengan pemikiran yang rasional, bahwa nyawa seorang anak tidak dapat ditukar dengan keuntungan ekonomis apapun. 

Maka dari itu, Amerika Serikat sebagai bangsa perlu memikirkan kembali: Apakah hal sesederhana pengecekan latar belakang yang ketat dalam pembelian senjata menjadi keputusan yang benar?

---

Diulas oleh: Unix Bryan Sadikin | Ilmu Ekonomi 2021 | Staf Divisi Kajian Kanopi FEB UI 2022

---

Daftar Pustaka

BBC News Indonesia. (2022, May 27). Siapa kelompok pendukung kepemilikan senjata api di AS dan mengapa mereka begitu kuat? BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-61522259

Black, T. (2022, May 25). Americans Have More Guns Than Anywhere Else in the World and They Keep Buying More. Bloomberg.com. https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-05-25/how-many-guns-in-the-us-buying-spree-bolsters-lead-as-most-armed-country

Das, S. M. (2022, June 9). For any market to work well, we need good data and no externalities --- the US gun industry evades both: David Hemenway. The Economic Times. https://economictimes.indiatimes.com/news/et-evoke/for-any-market-to-work-well-we-need-good-data-and-no-externalities-the-us-gun-industry-evades-both-david-hemenway/articleshow/92112159.cms

Everytown Research & Policy. (2021, June 4). Mass Shootings in America. Everytown Research & Policy. https://everytownresearch.org/maps/mass-shootings-in-america/

Gramlich, J. (2022, February 3). What the data says about gun deaths in the U.S. Pew Research Center; Pew Research Center. https://www.pewresearch.org/fact-tank/2022/02/03/what-the-data-says-about-gun-deaths-in-the-u-s/

Henderson, D. R. (2019). Rent Seeking - Econlib. Econlib. https://www.econlib.org/library/Enc/RentSeeking.html

Lopez, G. (2017, October 2). America's unique gun violence problem, explained in 16 maps and charts. Vox. https://www.vox.com/policy-and-politics/2017/10/2/16399418/america-mass-shooting-gun-violence-statistics-charts

MacBride, E. (2018, November 25). America's Gun Business Is $28B. The Gun Violence Business Is Bigger. Forbes. https://www.forbes.com/sites/elizabethmacbride/2018/11/25/americas-gun-business-is-28b-the-gun-violence-business-is-bigger/?sh=275620483ae8

NSSF. (2019). Firearms and Ammunition Industry Economic Impact * NSSF. NSSF. https://www.nssf.org/government-relations/impact/

Rushe, D. (2018, May 4). Why is the National Rifle Association so powerful? The Guardian; The Guardian. https://www.theguardian.com/us-news/2017/nov/17/nra-gun-lobby-gun-control-congress

Snook, S. (2017, October 15). Economic impact should not deter US gun control efforts | GRI. Global Risk Insights. https://globalriskinsights.com/2017/10/economic-impact-gun-control/

Statista Research Department. (2019). U.S. mass shootings by legality of weapons 2019 | Statista. Statista; Statista. https://www.statista.com/statistics/476461/mass-shootings-in-the-us-by-legality-of-shooters-weapons/

Times, T. N. Y. (2022, May 30). What to Know About the School Shooting in Uvalde, Texas. The New York Times. https://www.nytimes.com/article/uvalde-texas-school-shooting.html

Vox. (2018, March 24). How the NRA hijacks gun control debates - YouTube. Www.youtube.com. https://youtu.be/qcJeOphUtek

https://www.everytown.org/issues/lack-of-gun-industry-accountability/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun