Setiap pemain diperbolehkan untuk meminta uang sebesar $5-$14 dengan peraturan di mana pemain yang meminta uang lebih kecil dari lawannya akan mendapat uang yang dia minta dengan tambahan $10, sementara lawan yang meminta uang lebih besar akan mendapat persis sesuai dengan jumlah yang dia minta.Â
Peneliti menggunakan kriteria penilaian yang disebut strategic sophistication: semakin kompleks proses pengambilan keputusan, maka semakin besar pula nilai yang akan mereka dapatkan dengan k-0 sebagai nilai terendah dan k-4 sebagai nilai tertinggi (Balafoutas et al, 2021).Â
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan subjek yang tidak terpapar teori konspirasi, pemain yang terpapar teori konspirasi menunjukkan perilaku pengambilan keputusan yang lebih kompleks secara signifikan. Mereka juga lebih mudah untuk percaya bahwa lawan mereka menyimpan strategi yang licik dan rumit untuk membuat mereka mendapatkan uang yang lebih sedikit.Â
Ironisnya, tindakan ini justru membuat mereka mengambil risiko yang lebih besar dan mendapatkan hasil yang lebih rendah. Dengan kata lain, dengan mengambil keputusan dengan tingkat kerumitan yang lebih tinggi, subjek yang terpapar teori konspirasi malah membesar-besarkan kemampuan dari lawan mereka untuk mengambil keputusan terbaik.Â
Hal ini konsisten dengan sifat teori konspirasi sendiri yang dipenuhi dengan cocoklogi dan pernyataan yang berlebihan.
Lebih lanjut, kepercayaan terhadap teori konspirasi tidak terbatas hanya pada dunia manusia, melainkan juga alam gaib. Subjek yang mudah percaya terhadap konspirasi dan alam gaib cenderung lebih mudah untuk mendukung kelompok dengan afiliasi politik ekstrem dan level altruisme yang lebih rendah (Sunstein & Verneule, 2009; Uscinski & Parent, 2014).Â
Hal ini diperparah dengan fakta bahwa orang yang sudah terpapar suatu teori konspirasi memiliki kecenderungan untuk mencari tahu teori konspirasi lainnya, sehingga memperberat kondisi mereka yang sulit untuk percaya terhadap kebenaran mainstream lagi. Terlepas dari dampak yang dirasakan, pertanyaan sesungguhnya justru adalah mengapa mereka percaya?
Dibutuhkan untuk Kebutuhan
Latar belakang sosial ekonomi menjadi salah satu alasan mengapa seseorang lebih mudah untuk percaya terhadap teori konspirasi. Teori konspirasi memberikan pelarian bagi masalah kesulitan ekonomi yang dihadapi individu dengan memberi mereka makna dalam hidup dan bisa menjadi jangkar yang kuat bagi pencarian identitas.Â
Sang individu menganggap kepercayaannya terhadap teori konspirasi sebagai "pengalaman transformatif" di mana ia menemukan keunikan dirinya. Keterlibatan dalam teori konspirasi juga berfokus pada orang-orang yang masih memerlukan pertumbuhan secara pribadi, ekonomi dan sosial.Â