Namun, pengaruh pribadi juga memiliki peran dalam perilaku konsumen. Salah satu teori ekonomi yang menyebutkan hal ini adalah The Hedonic Effect, yang dicetuskan oleh Paul Samuelson. The Hedonic Effect berkata seseorang akan memilih untuk membeli barang karena hal-hal emosional dalam dirinya dan demi pemenuhan diri (Vigneron and Johnson, 1999:8).
Hal ini relevan dalam menjelaskan fenomena hypebeast, mengapa mereka tidak mau membeli barang hypebeast palsu meskipun terlihat hampir sama, sebab para hypebeast membeli barang-barang mahal tersebut untuk menjadi bagian dari suatu budaya.Â
Ekonomi hypebeast telah menentang konsep-konsep permintaan, penawaran, dan ekuilibrium tradisional dengan menurunkan supply barang. Dengan demikian, manipulasi ini menjadi sebuah cara untuk meningkatkan willingness to pay masyarakat terhadap barang hypebeast.
Lebih lagi, meskipun teori-teori yang dipakai terdengar sangat tua, ekonomi lagi-lagi menunjukkan kepada kita bahwa dia masih relevan dan tak lekang oleh waktu. Apakah bisnis hypebeast ini akan mati? Mungkin. Akan tetapi, melihat situasi sekarang, masa depan hypebeast masih nampak jauh di depan mata, sehingga sepertinya tren ini tidak akan pergi dalam waktu yang singkat.
Diulas oleh Adrien Wida Devachandra | Trainee Divisi Kajian Kanopi FEB UI 2020 | Ilmu Ekonomi 2020
Sumber tanpa hyperlink:
- Barker, C. (2018, April 12). Artificial scarcity: Are limited edition goods worth their hefty price tags? Retrieved December 17, 2020.
- Chen, J. (2020, September 04). Scarcity Principle Definition. Retrieved December 14, 2020.
- DEFINING STREETWEAR. (2019). Retrieved December 14, 2020.
- Fowler, D. (2018). The hype machine: Streetwear and the business of scarcity. Retrieved December 14, 2020.
- Jordan 4 Retro Travis Scott Purple (Friends and Family). (n.d.). Retrieved December 14, 2020.
- Lestari, R. (2019, August 18). Mengenal Streetwear dan Sustainable Fashion. Retrieved December 14, 2020.
- Muhammad, F. (2019, April 28). Tren Street Wear, Tak Sekadar Gaya Busana Ratusan Juta Rupiah. Retrieved December 14, 2020.
- Rao, R. S., & Schaefer, R. (2013). Conspicuous Consumption and Dynamic Pricing. Marketing Science, 32(5), 786-804. doi:10.1287/mksc.2013.0797
- Uzgoren, E., & Guney, T. (2012). The Snop Effect in the Consumption of Luxury Goods. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 62, 628-637. doi:10.1016/j.sbspro.2012.09.105
- What Does 'Hypebeast' Mean? (n.d.). Retrieved December 14, 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H