Presiden Habibie berjuang untuk memperkuat ekonomi dalam negeri dengan melakukan restrukturisasi perbankan, menerbitkan obligasi bunga tinggi, independensi Bank Indonesia, dan tarif kebutuhan pokok. Pada akhirnya, kestabilan ekonomi nasional berdampak pada bagusnya citra dan potensi investasi indonesia di mata internasional hingga menguatkan nilai tukar rupiah.
Hingga era Jokowi, beberapa paket kebijakan ekonomi yang menjadi strategi penyelesaian masalah ekonomi (terutama investasi), seperti kemudahan birokrasi dan menghilangkan hambatan regulasi, termasuk izin investasi lantas terbit. Selain itu, Presiden Jokowi juga membuat Perpres yang mengatur tentang bidang usaha yang terbuka dan tertutup terhadap penanaman modal. Aturan itu lantas menambahkan daftar bidang usaha yang dapat dimasuki modal asing.
Presiden telah silih berganti, kebijakan mengenai dana asing yang mungkin condong absolut liberalisme hingga sosialisme moderat telah diuji. Lalu bagaimana performa arus dana asing dalam arena ekonomi Indonesia?
Pengaruh FDI terhadap ekonomi
Umumnya, Foreign Direct Investment (FDI) terjadi ketika investor asing mendirikan usahanya di Indonesia, berbeda dari investasi portofolio yang hanya membeli ekuitas perusahaan asing. Sebagai katalis perekonomian, FDI berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi terutama terhadap industri padat karya yang memiliki berorientasi ekspor FDI juga memiliki efek terhadap perkembangan teknologi, inovasi, dan pengetahuan terhadap ekonomi lokal Selain itu, perusahaan FDI dapat menurunkan kemiskinan dari kontribusi pajak yang diberikan ke pemerintah.
FDI akan memiliki dampak pertumbuhan ekonomi yang sustainable ketika melibatkan ekonomi domestik dan menguatkan ekonomi rakyat di perdagangan internasional. Selain itu, tumbuhnya perusahaan FDI harus berdampak dengan ekonomi di sekitarnya. Hal ini dapat difasilitasi dengan kontribusi pajak kepada negara dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Selanjutnya, masuknya arus investasi asing nyatanya memiliki korelasi yang negatif dengan tingkat kemiskinan yang berarti berpengaruh positif dalam menurunkan kemiskinan. Sama seperti sebelumnya, tingkat kemiskinan akan menurun apabila perusahaan meningkatkan produksinya di industri padat karya. Jenis industri ini mendukung pengembangan sumber daya manusia di Indonesia (Raeputrnato, 2017).
Di sisi ketimpangan pendapatan, arus modal asing lebih kuat menurunkan ketimpangan pendapatan di negara berpenghasilan menengah dibandingkan dengan berpenghasilan rendah maupun tinggi. Di region Asia Pasifik, pada jangka panjang arus modal juga menurunkan kesenjangan pendapatan. Hal ini juga didukung oleh adanya keterbukaan ekonomi atau perdagangan internasional yang berpengaruh positif dalam menurunkan ketimpangan pendapatan.
Lalu, bagaimanakah dinamika di Indonesia?