Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Influencer, Kontestan Baru dalam Arena Baru

6 Januari 2020   19:35 Diperbarui: 10 Februari 2021   08:32 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (shutterstock via kompas.com)

Setiap orang memerlukan informasi untuk menunjang kegiatan mereka dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peningkatan taraf hidup mereka.

Menurut Lasa HS (1998:15), informasi yang dibutuhkan setiap orang terdiri dari empat jenis, yaitu informasi rutin (everyday need), informasi mutakhir (current need),  informasi mendalam (exhaustive need), dan informasi sekilas (catching need). Keempat jenis informasi tersebut merupakan sebuah kebutuhan yang selayaknya dipenuhi.

Akibatnya, informasi menjadi sebuah komoditas yang bernilai tinggi dan memegang peranan penting dalam dunia ekonomi. Menurut (Feather John, 1998}. untuk mendapatkan informasi dengan kualitas yang tinggi, maka informasi tersebut harus memenuhi tiga pilar, yaitu akurasi, ketepatan waktu dan relevansi. Kebutuhan akan informasi ini menciptakan permintaan yang berdampak langsung dengan munculnya industri informasi.

Pertumbuhan teknologi di era ini, terutama dalam bidang informasi dan komunikasi, telah mengalami perubahan secara signifikan. Dengan bantuan teknologi, komunikasi jarak jauh dan persebaran informasi dapat dengan mudah dilakukan. Keberadaan media sosial berperan semakin penting dalam pertukaran informasi, dimana media sosial seakan menjadi alat komunikasi wajib bagi setiap individu.

Kemajuan teknologi mendisrupsi semua industri, terutama industri telekomunikasi, karena harus melakukan digitalisasi. Proses revolusi industri ini serta digitalisasi media massa membutuhkan waktu agar dapat kembali menyesuaikan dengan kondisi pasar.

Pada senggang waktu ini penawaran akan berita dan informasi mengalami kendala karena tidak terdistribusinya supply informasi kepada konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen telah berubah menjadi berbasis internet sedangkan media massa konvensional masih merajalela.

Seiring terhubungnya individu, kebutuhan akan informasi dari seluruh dunia seakan tumbuh pesat. Rasa keingintahuan mengenai peristiwa, aktivitas, gaya hidup, dan kejadian lainnya dari seluruh dunia ada pada diri manusia saat ini.

Semua orang ingin merasa paling up to date atau "kekinian" hingga muncul istilah fear of missing out (FOMO) atau takut dengan tidak mengetahui kondisi terkini. Oleh karena itu, influencer berperan untuk menjadi produsen atau distributor informasi dari seluruh dunia dan membuat tren itu sendiri. Lalu bagaimana pesatnya pertumbuhan influencer terkait dengan peristiwa ini?

Globalisasi dan Digitalisasi Dalam Industri Media Informasi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dahulu, sebelum ada internet media massa konvensional berfungsi sebagai suatu instrumen untuk penyebaran pesan atau informasi ke masyarakat dalam jangkauan yang luas. Saat itu juga terdapat dua jenis instrumen media massa konvensional yaitu media cetak dan media penyiaran.

Sebagai instrumen penyebaran informasi tentu banyak cara yang dapat digunakan, bisa melalui suara, gambar, dan tulisan. Dahulu media massa yang sangat digemari masyarakat adalah surat kabar, radio, dan televisi.

Surat kabar, radio, dan televisi telah menjadi primadona seluruh masyarakat dunia dalam penyebaran informasi. Tidak sembarang orang dapat menyebarkan informasi di media massa tersebut. Diperlukan proses izin yang panjang dan peraturan yang harus dipenuhi untuk mendirikan media massa.

Sebagai contoh, dalam mendirikan stasiun televisi harus memenuhi syarat yang tercantum dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) serta peraturan Lembaga Penyiaran. Selain itu, terdapat badan pengawas seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang berwenang dalam mengawasi segala bentuk informasi yang disebarkan kepada masyarakat.

Perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang berbasis internet menimbulkan penyesuaian yang besar pada segala macam industri, tidak terkecuali industri media massa. Terjadi pergeseran permintaan dari media massa konvensional khususnya media cetak seperti majalah atau koran ke media massa digital di sisi konsumen seiring meluasnya akses internet. Sementara itu, para produsen memerlukan proses penyesuaian dengan penyebaran informasi berbasis digital.

Dengan adanya proses digitalisasi ini, industri media cetak melakukan transformasi dan penyesuaian struktural agar dapat berubah menjadi industri digital. Proses adaptasi industri terhadap kondisi global ini dalam teori bisnis biasa disebut dengan difficulty of termination.

Sebagai contoh, industri yang telah memiliki ribuan karyawan dan mesin untuk memproduksi majalah atau koran akan membutuhkan suatu bentuk adaptasi bentuk produksi untuk menghasilkan produk pada bidang digital. 

Difficulty of termination media massa untuk menyesuaikan dengan pasar digital menimbulkan adanya lack of supply informasi dan berita. Fenomena ini dapat dijelaskan pada kurva di bawah dimana jarak antara jumlah barang yang diminta dan barang yang produksi adalah kekurangan yang diterima oleh konsumen. Lack of supply yang terjadi bukan disebabkan oleh kurangnya pasokan dari produsen namun tidak sampainya  distribusi produk informasi kepada konsumen.

economicshelp.org
economicshelp.org
Pengaruh Konsumen Dalam Industri Komunikasi

Generasi milenial saat ini memiliki peran yang besar dalam transformasi industri informasi dan komunikasi.  Generasi ini hidup lekat dengan perkembangan teknologi sejak dari lahir.

Hal ini menyebabkan generasi milenial menjadi generasi penunjang dan konsumen terbesar media sosial.  Adanya efisiensi yang menjadi tujuan utama perkembangan teknologi menyebabkan generasi millenial dan generasi Z terbiasa dengan hal yang serba praktis dan menarik.

Menurut survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia didominasi oleh generasi Milenial. Hal ini menunjukkan bahwa segmentasi pasar industri digital informasi juga didominasi oleh generasi milenial. Maka dari itu, hasil produk informasi tidak hanya diharuskan untuk melakukan penyesuaian dalam bentuk digital saja, tetapi juga berdasarkan bentuk produk sesuai minat dari sisi konsumen.

Menurut pakar informasi teknologi (IT), Nukman Luthfie, eksistensi remaja di media sosial dibagi menjadi dua kategori yaitu creator dan conversationalist. Creator adalah orang yang membuat konten tertentu di media sosial seperti Instagram, Youtube, dan Twitter. Sedangkan, Conversationalist adalah orang yang menyukai perbincangan seperti di Facebook dan whatsapp.

Kemajuan teknologi mempermudah orang untuk berkarya dan berkreasi sembari memperbanyak medium untuk membuat kreasi seperti foto, video, dan tulisan. Perkembangan ini  juga menyediakan banyaknya sarana untuk menyalurkan hasil kreativitas tersebut.

Saat ini hasil karya juga sangat diapresiasi disamping karakteristik generasi Z sendiri yang haus akan pengakuan. Hal ini memicu perlombaan atau keinginan untuk menciptakan karya dan mendapat pengakuan yang sangat tinggi pada kalangan generasi Z.

Generasi Milenial sangat menyukai hal yang penuh tantangan dan penuh pengalaman. Oleh karena itu, konten influencer saat ini banyak yang menyajikan pengalaman yang tidak banyak dialami orang lain sehingga tingginya peminat milenial pada konten tersebut. Hal tersebut menyebabkan tingginya popularitas influencer saat ini.

Eksistensi Influencer dalam Digital Informasi
Perkembangan teknologi menciptakan adanya aktor dan pemain baru dalam industri informasi.. Salah satunya yaitu profesi sebagai seorang influencer.

Secara definisi sendiri, Influencer adalah orang yang memiliki pengaruh besar pada masyarakat luas. Keberadaan influencer semakin menjamur akhir-akhir ini. Popularitas dan pendapatan yang menggiurkan menjadi penyebab utama banyaknya generasi millenial berlomba-lomba menjadi influencer sehingga menjadi jenis pekerjaan yang baru.

Popularitas influencer mereka dapatkan dari adanya privilige atau keuntungan yang mereka miliki seperti nama besar dan kekayaan yang menjadi modal utama untuk meraih popularitas. Selain itu, popularitas dapat diperoleh dengan membuat konten menarik yang unsur kebenaran maupun hiburannya diakui oleh banyak orang sehingga memperoleh pengikut. Popularitas influencer memperbesar pengaruh mereka pada masyarakat.

Profesi influencer saat ini tidak bisa dikatakan pekerjaan "iseng" atau hanya untuk mengisi waktu luang. Dibutuhkan dedikasi dan pengorbanan untuk mempertahankan eksistensi di media sosial.

Seorang influencer tidak memiliki jam kerja karena bergantung pada media sosial. Sebagaimana tren di internet dan media sosial yang terus berganti sepanjang waktu, influencer harus mampu beradaptasi dengan merubah sesuai dengan tren.

Selain memberikan konten informatif dan hiburan kepada konsumen, influencer memperoleh pendapatan dari endorse barang, subscribe / viewer youtube, promosi berbayar (paid promote). dan undangan menghadiri acara. 

Kepandaian influencer dalam memilih dan menyajikan konten yang ditawarkan pada masyarakat menjadi kunci dari popularitas mereka. Pengalaman hidup seseorang seperti gaya hidup dan pengalaman memiliki suatu barang menjadi materi konten yang sering disajikan.

Konten ini dirasa paling menarik dilihat dari karakteristik konsumen khususnya generasi milenial yang memiliki sifat petualangan dan rasa ingin tahu yang besar terhadap pengalaman seseorang. Konten influencer yang menarik dan mengikuti perkembangan zaman menimbulkan pergeseran minat generasi muda dari berita faktual ke konten influencer tersebut.

Eksistensi influencer sendiri didukung oleh adanya strategi pemasaran baru yang mengandalkan review produk dari influencer atau biasa disebut influencer marketing. Strategi pemasaran dengan ulasan produk (product review). Product review sendiri adalah ulasan atau testimoni dari seseorang (influencer) mengenai produk atau jasa.

Ulasan produk sendiri adalah ini dirasa oleh beberapa manajer pemasaran lebih dipercaya dibandingkan hanya dari iklan. Tren pemasaran saat ini bukan hanya mengenalkan logo karena konsumen lebih percaya experience atau pengalaman.

Peran dari influencer juga dibutuhkan oleh pemerintah. Seperti yang terjadi di Yogyakarta, Humas Kementerian Sekretariat Negara mengundang para pegiat media sosial atau influencer ke Istana Kepresidenan Yogyakarta untuk memaksimalkan interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dengan media sosial.

Selain itu, pemerintah melalui Kemenkominfo juga berencana menjadikan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi influencer pemerintah. Peran influencer diharapkan dapat  memberikan informasi kerja pemerintah dan sebagai menangkal hoaks kepada masyarakat.

Beberapa uraian diatas menjelaskan bagaimana besarnya peran influencer dalam industri komunikasi dan informasi. Influencer seakan menjadi nakhoda dari perkembangan industri informasi dan komunikasi.

Saat ini, konten dari berita faktual juga semakin sering memberitakan kabar dari kehidupan influencer itu sendiri. Tren suatu gaya hidup terkadang juga diciptakan sendiri oleh mereka seperti tren berpakaian hypebeast, jaket jeans, motor vespa, puisi senja, tren makanan, dan tren lainnya. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh kehadiran mereka.

Konsep Nilai Guna dan Teori Permintaan dalam Konten Influencer
Konsep diminishing marginal utility menyatakan bahwa apabila barang dikonsumsi terus menerus, maka nilai guna yang diperoleh darinya akan naik sampai ke titik jenuh sebelum akhirnya menurun. Utilitas atau kepuasan yang dirasakan oleh konsumen cenderung naik karena adanya kreativitas dan inovasi dari influencer.

Sedangkan konten faktual harus sesuai atau valid dengan apa yang terjadi dilapangan. Hal ini menyebabkan adanya fluktuasi minat dalam konten faktual karena tergantung minat dari konsumen itu sendiri. 

Sebagai produsen informasi, influencer memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh produsen media massa kredibel. Kelebihan tersebut yaitu adanya kebebasan untuk beropini atau subjektivitas dalam mengolah konten mereka. Hal ini menyebabkan adanya bumbu tersendiri sehingga konten tersebut terlihat lebih menarik.

Selain itu influencer dapat dengan mudah membuat materi konten sendiri dikarenakan besarnya pengaruh dalam masyarakat. Hal tersebut menyebabkan influencer memiliki kemungkinan kecil untuk kehabisan materi konten berbeda dengan media massa kredibel yang diharuskan membuat materi informasi yang valid dan faktual.

Adanya subjektivitas dalam konten influencer seakan mengatur agar konsumen tidak menemukan titik jenuh dalam mengkonsumsi produk informasi tersebut. Hal ini dikarenakan subjektivitas tersebut menyebabkan konten menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga pertambahan kepuasan (marginal utility) yang dirasakan konsumen terus naik.

Hal ini berbeda dengan konten berita yang disajikan oleh media massa kredibel. Tidak adanya subjektivitas menyebabkan konten terasa lebih datar dan tidak cukup menarik khususnya bagi mayoritas konsumen digital informasi yaitu generasi milenial. Hal ini menyebabkan pertambahan kepuasaan konsumen menjadi cepat untuk menurun.

Teori ekonomi mengatakan bahwa permintaan suatu barang salah satunya dipengaruhi oleh selera atau minat. Pada kasus ini, selera masyarakat dapat diidentifikasi dari tren yang sedang terjadi. Sebagai contoh, saat sedang terjadi tren akan pakaian hypebeast maka banyak bermunculan ulasan influencer mengenai barang hypebeast tersebut dan muncul lagi tren konten baru seperti "berapa harga outfit lo?"

Selain itu, munculnya tren "crazy rich" menyebabkan banyaknya orang yang penasaran mengenai kehidupan dan gaya hidup dari crazy rich. Rasa penasaran ini dimanfaatkan oleh influencer yang menyediakan jasa informasi mengenai gaya hidup mereka seperti ulasan rumah, mobil, jam, dan barang mewah lainnya.

Proses digitalisasi industri informasi yang memerlukan waktu yang cukup lama menimbulkan lack of supply dikarenakan banyaknya industri besar yang mengalami difficulty of termination. Hal ini menimbulkan tidak terpenuhinya permintaan akan konten dan informasi dikarenakan tidak sampainya informasi yang diberikan oleh produsen kepada konsumen. Keberhasilan para Influencer dalam membuat konten akhirnya dapat menggeser selera milenial pada dunia informasi.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Hubungan pergeseran dua kurva permintaan tersebut menunjukkan adanya hubungan substitusi antara berita kredibel dan konten influencer oleh milenial. Pergeseran kurva permintaan media kredibel kedalam dikarenakan menurunnya minat atau selera milenial pada media massa tersebut. 

Pergeseran permintaan konten influencer ke luar diakibatkan karena minat dan selera milenial terhadap konten influencer meningkat sangat pesat. Selain itu, pergeseran kedua kurva permintaan ini juga akibat dari bergesernya kepercayaan generasi milenial kepada tokoh influencer idolanya.

Kesimpulan
Selain sandang, pangan, dan papan, manusia memiliki kebutuhan dasar lainnya yaitu kebutuhan akan informasi. Kebutuhan akan informasi ini digunakan manusia sebagai alat penunjang kehidupan sebagai pedoman hidup maupun untuk bekerja. Adanya permintaan mengenai informasi ini menyebabkan munculnya industri informasi.

Digitalisasi dalam industri informasi dan hiburan memiliki dampak yang besar dari sisi produsen maupun konsumen. Konsumen dapat dengan mudah beradaptasi menggunakan alat berbasis digital dikarenakan adanya efisiensi dan efektifitas yang diterima konsumen sebagai alat penunjang kehidupan.

Sedangkan dari sisi produsen perlu untuk melakukan penyesuaian bentuk industri dikarenakan telah terbentuknya struktur perusahaan yang berorientasi untuk menghasilkan produk konvensional. Adanya perbedaan durasi untuk adaptasi ini menyebabkan adanya lack of supply produk informasi yang diterima konsumen dari produsen. 

Adanya kekurangan pasokan akan informasi ini menyebabkan mudahnya akses industri baru untuk masuk ke dalam pasar industri informasi. Munculnya beberapa platform atau media dalam persebaran informasi digital seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Instagram mempermudah adanya pemeran baru dalam industri informasi.

Di sini munculah selebtwit, selebgram, youtuber dan influencer menjadi produsen informasi yang mengolah konten informasi tersebut sehingga menarik bagi konsumen terutama millenial.

Keberadaan influencer ini menjadikan adanya kontestan baru dalam industri informasi. Adanya kelebihan influencer yang memiliki kebebasan untuk memberi subjektivitas memberi bumbu tersendiri dalam konten mereka. Kelebihan yang tidak dimiliki produsen konvensional atau produsen berita kredibel ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Kelebihan tersebut menciptakan adanya kemudahan influencer untuk menarik minat konsumen pada industri informasi digital yang didominasi oleh milenial dan generasi Z. Hal ini menyebabkan adanya pergeseran permintaan karena adanya perubahan minat dan kepercayaan konsumen kepada konten influencer.

Oleh: Fariz Raffandi Marzuki | Ilmu Ekonomi 2019 | Trainee Kajian 2019

Referensi

Kerry Patterson, Joseph Grenny, David Maxfield, Ron McMillan, Al Switzler. 2007. influencer: the power to change anything. McGraw Hill.

M2 Presswire; Coventry . 2004. SAVVIS Communications: SAVVIS teams with HP to deliver digital media platform; Collaboration to provide secure environment for the digital revolution of the entertainment industry. Diakses 22 November 2019

Mikhailovna & Viktorovich. 2015. Digital technologies in TV and transformation of media market. Diakses 22 November 2019

Hutley, V. 2011. Opportunities and challenges to connecting creators and consumers online. Diakses 22 November 2019

Alex, K. 2000. MEDIA; A Magazine at the Crossroads of Entertainment and Technology. The New York Times. Diakses 22 November 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun