Eksistensi influencer sendiri didukung oleh adanya strategi pemasaran baru yang mengandalkan review produk dari influencer atau biasa disebut influencer marketing. Strategi pemasaran dengan ulasan produk (product review). Product review sendiri adalah ulasan atau testimoni dari seseorang (influencer) mengenai produk atau jasa.
Ulasan produk sendiri adalah ini dirasa oleh beberapa manajer pemasaran lebih dipercaya dibandingkan hanya dari iklan. Tren pemasaran saat ini bukan hanya mengenalkan logo karena konsumen lebih percaya experience atau pengalaman.
Peran dari influencer juga dibutuhkan oleh pemerintah. Seperti yang terjadi di Yogyakarta, Humas Kementerian Sekretariat Negara mengundang para pegiat media sosial atau influencer ke Istana Kepresidenan Yogyakarta untuk memaksimalkan interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dengan media sosial.
Selain itu, pemerintah melalui Kemenkominfo juga berencana menjadikan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi influencer pemerintah. Peran influencer diharapkan dapat  memberikan informasi kerja pemerintah dan sebagai menangkal hoaks kepada masyarakat.
Beberapa uraian diatas menjelaskan bagaimana besarnya peran influencer dalam industri komunikasi dan informasi. Influencer seakan menjadi nakhoda dari perkembangan industri informasi dan komunikasi.
Saat ini, konten dari berita faktual juga semakin sering memberitakan kabar dari kehidupan influencer itu sendiri. Tren suatu gaya hidup terkadang juga diciptakan sendiri oleh mereka seperti tren berpakaian hypebeast, jaket jeans, motor vespa, puisi senja, tren makanan, dan tren lainnya. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh kehadiran mereka.
Konsep Nilai Guna dan Teori Permintaan dalam Konten Influencer
Konsep diminishing marginal utility menyatakan bahwa apabila barang dikonsumsi terus menerus, maka nilai guna yang diperoleh darinya akan naik sampai ke titik jenuh sebelum akhirnya menurun. Utilitas atau kepuasan yang dirasakan oleh konsumen cenderung naik karena adanya kreativitas dan inovasi dari influencer.
Sedangkan konten faktual harus sesuai atau valid dengan apa yang terjadi dilapangan. Hal ini menyebabkan adanya fluktuasi minat dalam konten faktual karena tergantung minat dari konsumen itu sendiri.Â
Sebagai produsen informasi, influencer memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh produsen media massa kredibel. Kelebihan tersebut yaitu adanya kebebasan untuk beropini atau subjektivitas dalam mengolah konten mereka. Hal ini menyebabkan adanya bumbu tersendiri sehingga konten tersebut terlihat lebih menarik.
Selain itu influencer dapat dengan mudah membuat materi konten sendiri dikarenakan besarnya pengaruh dalam masyarakat. Hal tersebut menyebabkan influencer memiliki kemungkinan kecil untuk kehabisan materi konten berbeda dengan media massa kredibel yang diharuskan membuat materi informasi yang valid dan faktual.
Adanya subjektivitas dalam konten influencer seakan mengatur agar konsumen tidak menemukan titik jenuh dalam mengkonsumsi produk informasi tersebut. Hal ini dikarenakan subjektivitas tersebut menyebabkan konten menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga pertambahan kepuasan (marginal utility) yang dirasakan konsumen terus naik.