Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Strategi Fiskal Indonesia Melawan Resesi 2020, Pedang Bermata Dua?

17 November 2019   19:14 Diperbarui: 18 November 2019   08:29 3366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global dan Volume Perdagangan Global Serta Risiko Global (dok. Kanopi FEB UI)

Kemenkeu percaya bahwa konsumsi harus menjadi kekuatan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia karena konsumsi mencakup sebesar 56% dari PDB Indonesia yang berarti bahwa ia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, sangat penting bagi mereka untuk meningkatkan konsumsi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tahun depan. 

Cara yang Kemenkeu lakukan untuk merealisasikan hal tersebut yaitu  memberi banyak insentif kepada perusahaan untuk tetap berinvestasi demi mengurangi biaya produksi supaya mereka tetap merekrut banyak orang, dan akhirnya mempertahankan daya beli masyarakat Indonesia.

Contohnya, investasi di atas Rp1 triliun diberikan Tax Holiday dimana perusahaan tersebut diberi pengurangan pajak penghasilan (PPh) sebesar 20%-100% selama 10-25 tahun, sementara investasi di antara Rp500 miliar sampai Rp1 triliun diberi jangka waktu selama 5-15 tahun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Untuk daerah di luar KEK, investor pun tetap mendapatkan (mini) Tax Holiday dengan minimal Rp 100 Miliar sebesar 50% selama 5 tahun saja. Tujuannya untuk menjadikan Indonesia, khususnya KEK, sebagai daya tarik investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Selain insentif KEK, pemerintahan Jokowi memperkenalkan insentif baru yaitu Super Deduction. Insentif berupa pengurangan pajak penghasilan sebanyak maksimal 200% dari pengeluaran pelatihan akan diberikan kepada investor jika mereka memberikan pelatihan vokasional kepada pekerjanya. 

Dengan dua insentif tersebut, pemerintah mengurangi biaya perusahaan dengan banyaknya insentif pajak dengan harapan perusahaan tetap mempertahankan pekerja-pekerjanya sehingga mereka tetap memiliki disposable income untuk konsumsi sehingga mempertahankan pertumbuhan PDB.

Selain itu, pemerintah juga berusaha untuk menaikkan daya tarik investasi baik domestik maupun dari luar. Investasi merupakan kontribusi terbesar kedua setelah konsumsi yang 31.25% terhadap PDB secara keseluruhan.

Dengan membuat kebijakan pro-investasi, pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan domestik untuk melakukan investasi lain dan perusahaan asing untuk masuk ke Indonesia, sehingga menghasilkan arus foreign direct investment (FDI). 

Niat ini sejatinya diterapkan saat Indonesia memperkenalkan KEK pada tahun 2009 dan dengan resesi mendatang, pemerintah semakin menggencar penggunaan KEK tersebut. Selain itu, pemerintah memberikan pembebasan Bea Masuk barang impor mentah selama 3 tahun. 

Hal ini secara teori merupakan kebijakan yang baik berhubung potensi FDI saat ini besar mengingat banyak pabrik dari China ingin merelokasi untuk memotong biaya seiring berkecamuknya perang dagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun