Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membumikan Ilmu Ekonomi, Mengawinkan Teori dan Data Empiris

28 September 2018   18:58 Diperbarui: 28 September 2018   19:23 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

henrikkleven.com
henrikkleven.com
Salah satu indikator berlangsungnya revolusi empiris dapat dilihat pada publikasi yang dilakukan oleh ekonom Henrik Kleven dari Princeton University. Ia memaparkan bagaimana para ekonom sektor publik semakin banyak menguji data terhadap pemodelan ekonomi. Ia menggunakan kata kunci "identification", yang pada dasarnya merepresentasikan pengujian data terhadap model, pada paper yang dipublikasi di National Bureau of Economics Research sebagai basis penelitiannya dan menemukan bahwa telah terjadi peningkatan secara tajam, di mana hanya ada 1,2% paper yang menyebut kata tersebut pada tahun 1980-an. 

Hal ini kontras dengan angka 45,8% pada tahun 2017. Dalam paper-nya yang berjudul "Six Decades of Top Economics Publishing: Who and How?", Dan Hamermesh menemukan bahwa telah terjadi perubahan metodologi yang digunakan dalam publikasi pada jurnal ekonomi terkemuka di AS, seperti American Economic Review (AER); Journal of Political Economy (JPE); dan Quarterly Journal of Economics (QJE), dalam enam puluh tahun terakhir. Jumlah publikasi yang menggunakan metodologi teoritis berkurang cukup signifikan. Sementara di sisi lain, publikasi yang menggunakan data empiris semakin bertambah.

davidcard.berkeley.edu
davidcard.berkeley.edu
Fenomena keberlangsungan revolusi empiris ini terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan David Card dan Alan Kruger, di mana mereka menemukan bahwa kenaikan upah minimum tidak serta merta mengakibatkan employment rate yang rendah. Kenaikan upah minimum justru lebih berdampak pada pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang karena berkurangnya jumlah bisnis baru yang muncul serta bertambahnya bisnis yang tutup. 

Penemuan ini 'mendobrak' tradisi dan kepercayaan lama yang menyatakan bahwa kenaikan upah minimum akan mencegah perusahaan untuk mempekerjakan karyawan baru dan atau mendorong pengurangan jumlah karyawan lama.

Krisis finansial global di tahun 2008 telah menggugah kesadaran banyak orang bahwa banyak teori-teori yang diaplikasikan dalam kebijakan publik di dalam ilmu ekonomi gagal menjelaskan fenomena dunia nyata secara tepat. 

Ketergantungan para ekonom dan pembuat kebijakan pada Dynamic Stochastic General Equilibrium (DSGE) ---yakni model yang berdasar pada asumsi rasionalitas dan ekuilibrium--- dalam pembuatan kebijakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena serta dampak kebijakan ekonomi menemukan tembok tebal pada krisis 2008, dimana sebab utama terjadinya krisis adalah karena masifnya irasionalitas dan disekuilibrium. 

Keyakinan atas fondasi teori-teori matematis yang terlihat elegan dan sempurna membuat ekonom malas melihat secara empiris realita yang terjadi di lapangan. Ekonom alpa memperhitungkan peran penting pasar keuangan dalam ekonomi riil serta prevalensi perilaku irasional di kalangan aktor di pasar keuangan.

Namun, sesungguhnya revolusi empiris sendiri tidak terbatas pada penggunaan data empiris dalam pengujian teori saja. Lebih jauh dari itu, fakta empirik dalam bentuk data dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengambilan kebijakan oleh pemerintah, pengembangan teknik pengolahan data, dsb. 

Dalam konteks Indonesia, kita dapat melihat bagaimana penggunaan data empiris mulai didorong dan dipromosikan, seperti pada kerja sama antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Pulse Lab Jakarta dalam proses penambangan data (data mining). 

Revolusi empiris hadir dan menawarkan pengetahuan baru lewat uji coba yang dapat dilakukan secara terus menerus dalam waktu dan tempat yang berbeda sehingga dapat mengakomodasi anomali sekaligus menghindarkan ekonom dari spekulasi-spekulasi teoritis yang dibangun oleh para ekonom terdahulu, tentunya dengan tujuan akhir untuk mendapat jawaban yang sahih dan tepat sasaran.

Meskipun pendekatan induktif ---yang diwakili oleh revolusi empiris--- menawarkan kesegaran dalam ilmu ekonomi, tetapi tidak serta merta menjadikannya lebih unggul ketimbang pendekatan deduktif. Pendekatan induktif memiliki kelemahan pula, yakni pada ketidakmampuannya untuk menjamin validitas sebuah kesimpulan secara umum yang ditarik dari observasi kasus pada skala yang lebih kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun