Migrasi Sebagai Sebuah Solusi?
Migrasi dapat mengisi kekurangan pasokan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja kasar di Eropa. Pasalnya, para migran umumnya berada pada usia produktif dan tidak memiliki pekerjaan di negara asal.Â
Data menunjukkan bahwa antara tahun 1997 dan 2011, sekitar 75% pekerjaan yang dibuat di Inggris diisi oleh pekerja yang berasal dari luar Inggris. Di sebagian besar negara OECD, para migran juga berkontribusi lebih banyak dalam pajak dan kontribusi sosial daripada yang mereka terima dalam bentuk tunjangan.
Kehadiran para migran juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat fertilitas di Eropa. Hal ini disebabkan tren penurunan fertilitas umumnya terjadi pada penduduk asli. Meskipun solusi ini hanya akan efektif dalam jangka pendek saja, dikarenakan adanya proses adaptasi budaya negara tujuan oleh para migran serta mahalnya biaya memiliki anak di Eropa.
Selain dampak positif, migrasi juga mendatangkan dampak negatif bagi negara yang dikunjungi. Perbedaan budaya, agama, bahasa, dan gaya hidup memunculkan konflik antara pendatang dengan penduduk lokal.Â
Para migran yang umumnya berasal dari negara berkembang juga telah membawa penurunan standar kualitas hidup di Benua Eropa. Hal ini kemudian membuat banyak munculnya kelompok anti-migran di Eropa. Studi di Italia juga menunjukkan bahwa imigrasi bukanlah solusi tunggal untuk mengatasi masalah penuaan populasi.
Adanya alternatif solusi lain yang ditawarkan oleh teknologi lebih dipercaya kelompok anti-migran untuk mengatasi masalah penuaan populasi di Eropa. Pengembangan bioteknologi seperti bayi tabung, inseminasi buatan, serta donor sel telur dan embrio telah berhasil mengatasi masalah infertilitas.Â
Bahkan pada kasus ekstrem, teknologi kloning yang dikembangkan oleh ilmuwan, diyakini mampu menghilangkan masalah penuaan populasi pada dunia modern. Namun, sayangnya solusi dari teknologi ini tidak akan efektif jika budaya infertilitas oleh penduduk lokal di Benua Eropa tetap terjadi. Maka dari itu, migrasi tetap diperlukan untuk menghindari penurunan penduduk usia produktif di Eropa.
Penelitian OECD mengenai apakah para migran membawa manfaat atau beban bagi negara tempat mereka bermigrasi, menunjukkan bahwa dampak mereka tergantung pada keterampilan dan kondisi pasar kerja di negara-negara tempat mereka bermigrasi. Studi tersebut menunjukkan bahwa pekerja migran mengisi di sektor ekonomi yang tumbuh dan menurun dengan cepat.Â
Studi lain juga menunjukkan bahwa imigran dari European Economic Area (EEA) berkontribusi lebih besar dari penduduk asli dalam pendapatan perekonomian Inggris. Selain itu, anak-anak imigran dari luar EEA akan mengurangi rasio ketergantungan dan meningkatkan ekonomi Inggris di masa mendatang. Sehingga secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa selama masa hidup imigran cenderung menjadi penyumbang neto bagi perekonomian di Inggris.7
Di samping itu, pemerintah negara-negara maju juga perlu meregulasi migrasi agar dapat mengoptimalkan manfaat yang ditimbulkan. Pembatasan jumlah migran, pemberian akses pendidikan dan pelatihan bagi para migran, serta standardisasi dapat menjadi langkah-langkah agar migrasi tidak menimbulkan kerugian bagi negara-negara maju di Eropa.