Untuk memerangi stunting, secara garis besar dibutuhkan dua kunci intervensi yang wajib dilakukan. Pertama, membidik penyebab langsung terjadinya stunting (direct nutrition-specific), yakni ketidakcukupan nutrisi dan infeksi. Intervensi ini diberikan dengan skema memberi asupan suplemen mikronutrien kepada balita, kalsium dan energi kepada ibu hamil, dan mengoptimalkan pemberian ASI pada 24 bulan pertama. Di Indonesia, skema ini biasa digerakkan oleh komunitas lokal seperti Pos Pelayan Terpadu (Posyandu). Namun demikian, senjata pertama ini, menurut riset, tidak optimal. Meski di-scale-up hingga 90%, tingkat stunting hanya diperkirakan turun sebanyak 20%.
Kedua, mendukung program-program nutrition-sensitive intervention. Intervensi ini menyasar persoalan pokok dan paling mendasar terkait nutrisi bayi dan janin. Dalam artian, determinaan penting seperti kecukupan makanan bergizi, akses pada layanan kesehatan (khususnya untuk ibu dan anak), dan lingkungan yang higienis harus dipenuhi. Intervensi juga dapat dilakukan dengan mendorong masyarakat mengonsumsi makanan bergizi, meningkatkan pemahaman masyarakat terkait sanitasi, dan membangun infrastruktur air bersih.
Memerangi stunting adalah pekerjaan jangka panjang dan multidimensional. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk menunggu lebih lama. Semakin lama mengulur waktu, semakin besar biaya yang harus ditanggung. Komitemen yang kuat amat dibutuhkan—bayi yang lahir mulai hari ini tidak boleh menjadi orang yang kerdil fisik dan daya pikirnya. Respons kita terkait masalah ini adalah bagian dari tanggung jawab untuk menyelamatkan perekonomian dan generasi mendatang.
Sebagai penutup, mari kita simak kata seorang penyair kesohor dari Chile pemenang hadiah Nobel, Gabriela Mistral, berikut ini:
“We are guilty of many errors and many faults, but our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life. Many of the things we need can wait. The child cannot. Right now is the time his bones are being formed, his blood is being made, and his senses are being developed. To him we cannot answer ‘Tomorrow,’ his name is today.”
Oleh Zihaul Abdi | Ilmu Ekonomi 2016 | Staf Divisi Kajian KANOPI 2017
Referensi:
http://blogs.worldbank.org/developmenttalk/category/tags/stunting
https://www.unicef.org/ethiopia/3_Nutritionsensitive_interventions_and_programmes_how_can.pdf