Berapa PDB per kapita sebuah negara sekarang jika tidak ada satupun dari para pekerja saat ini mengalami stunting saat balita?Â
Hasilnya menunjukkan rata-rata negara di dunia kehilangan 7% GDP per kapita yang seharusnya mereka nikmati jika dapat mencegah persoalan stunting lebih awal. Angka yang lebih tinggi bahkan ditunjukkan di wilayah Asia dan Afrika, yakni 9-10%.
Berangkat dari data ini, kita sepakat bahwa stunting adalah persoalan serius. Akan tetapi, bila ditanggulangi lebih awal dengan well-designed policy, dampak negatifnya bagi perekonomian dapat diminimalisasi, meskipun hasilnya baru akan dirasakan di kemudian hari. Oleh karena itu, diperlukan intervensi untuk mengurangi stunting. Semakin efektif intervensi yang dilakukan, semakin efisien biayanya dan semakin besar manfaat ekonominya.
Kehilangan Generasi Unggul
Salah satu tantangan pembangunan yang menjadi tugas sejarah generasi sekarang adalah menyiapkan generasi penerus yang unggul. Akan tetapi, stunting dapat menghambat hadirnya manusia-manusia baru, generasi pengganti, yang unggul secara kualitas tersebut. Oleh sebab itu, investasi untuk modal manusia harus lebih difokuskan pada perbaikan gizi dan kesehatan anak usia dini.Â
Studi membuktikan waktu terbaik untuk berinvestasi pada modal manusia (human capital) adalah saat usia dini. Investasi pada anak usia di bawah tiga tahun (batita) memiliki tingkat pengembalian lebih tinggi dibanding investasi pada usia lainnya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa setiap satu dolar yang digunakan untuk investasi dalam rangka mengurangi stunting pada tiga tahun pertama kelahiran bayi, diperkirakan mampu menghasilkan pengembalian sebesar 18 dolar.
Alasannya sederhana, usia 0-3 tahun adalah periode krusial bagi perkembangan otak anak, baik secara kognitif seperti memahami angka dan simbol maupun secara sosial. Ketidakhadiran nutrisi yang cukup pada anak disebabkan oleh kondisi ekonomi orangtua yang tidak mampu mencukupinya. Dampaknya, mereka memiliki kesempatan lebih kecil untuk memperbaiki status ekonomi ketika tumbuh dewasa.
Satu hal lagi yang patut dicatat adalah stunting secara jasmani dapat berimbas pada apa yang disebut sebagai kekerdilan daya pikir. Menurut Boediono (2016), stunting juga dapat terjadi pada alam pikir manusia. Gejala adanya kekerdilan daya pikir ini penting untuk diwaspadai, dan barangkali justru lebih penting daripada kekerdilan jasmani, apabila kita percaya bahwa jasmani manusia digerakkan oleh ruhaninya.
Berangkat dari fakta ini, benang merah yang dapat ditarik adalah memaksimalkan intervensi dengan memberi asupan gizi cukup pada anak usia golden age akan lebih menguntungkan dibanding upaya intervensi apapun di usia lain, seperti pendidikan dan pelatihan kerja. Namun, tampaknya realita ini masih tidak cukup meyakinkan sejumlah pembuat kebijakan, khsusnya di Indonesia. Indikator paling sederhana dapat dilihat dari struktur alokasi anggaran. Proporsi alokasi untuk kesehatan ternyata empat kali lebih kecil dibanding alokasi untuk pendidikan.
Intervensi