[caption caption="Explore The Amazing Land - florestourism.com"][/caption]Ketika pertama kali mendengar rencana digelarnya event tahuan “Tour De Flores”, pikiran saya menggelayut jauh. Lamunan saya langsung mengarah pada salah satu negara yang pernah saya kunjungi, yakni Thailand (Bangkok). Hilir-mudik dan seliweran para wisatawan menjadi objek lamunan saya.
Saat menginjakkan kaki pertama kali di Bangkok Agustus 2014 yang lalu, saya terkesima ketika memasuki ruangan imigrasi di Bandara Don Mueang (Bangkok). Antrian di belasan loket untuk vereifikasi keimigrasian dipenuhi ratusan wajah asing dan hampir tak terlihat wajah penduduk lokal (Thai People). Meski tidak tahu persis asal negaranya, dari warna kulit dan postur tubuhnya saya tahu pasti mereka datang dari Eropa, Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Tidak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak kecil juga terlihat penuh sesak.
Pemandangan yang lebih mencengangkan lagi terlihat di Bandara Internasional Suvarnabhumi (Bangkok). Hilir-mudik ribuan wajah asing yang datang dan hendak pergi dari negara itu terlihat jelas di bandara ini. Konstruksi bandara yang terbuka (tidak disekat) untuk semua loket kedatangan dan penerbangan ke seluruh dunia memungkinkan kita dapat menyaksikan dengan jelas kesibukan bandara yang penuh sesak dengan para pelancong itu.
Hilir-mudik ratusan bahkan ribuan pelancong mancanegara sungguh terasa ketika saya mengunjungi beberapa objek wisata di Bangkok seperti wisata budaya (religi) Wat Arun (Candi Budha) dan Wat Pho (Candi Budha Berbaring), wisata belanja dan kuliner di Siam Paragon, wisata alam (wisata air) Chao Phraya dan wisata hiburan Petpong.
Kembali ke Tour De Flores. Misi Tour De Flores untuk mengangkat pariwisata Flores ke pentas dunia dan visinya untuk mempromosikan dan mengangkat pariwisata Flores, mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata prioritas, mendukung Flores Tourism Authority (FTA), mengajak masyarakat Indonesia dan dunia mengunjungi destinasi wisata Flores melalui balap sepeda berskala internasional, mengajak masyarakat dunia menyaksikan aneka atraksi musik, tari dan budaya Flores bagi saya sungguh merupakan visi dan misi yang sangat mulia.
Terlepas dari bagus-tidaknya pelaksanaan event ini ke depan, bagi saya event ini merupakan tonggak baru dan titik start untuk mengangkat pariwisata Flores yang sangat eksotik itu ke pentas dunia. Saya patut berbangga dan berterima kasih kepada para inisitor event penting dan besar ini.
Dalam tulisan sederhana ini saya tidak membahas rencana pelaksanaan event ini. Saya lebih tertarik untuk melihat dampak yang akan timbul dari event ini dan apa yang mesti dilakukan masyarakat Flores termasuk pemerintahan daerah untuk menyambut event ini serta meletakkan landasan yang tepat untuk pengembangan pariwisata dan pengembangan sektor-sektor lain sebagai dampak yang ditimbulkan oleh event ini.
Dampak yang Bakal Timbul
Mungkin saya terlampau optimis, tapi saya yakin event tahunan ini akan membawa dampak yang luar biasa baik langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung antara lain:
Pertama, mulai dikenalnya Flores dengan segala keunikan dan keindahannya oleh para peserta Tour De Flores yang menurut informasi datang dari Eropa, Amerika, Afrika, dan dari negara-negara di Asia. Trayek 743 km dari Larantuka hingga Labuan Bajo yang terbagi dalam 5 etape memberikan tantangan tersendiri bagi para peserta lomba. Jika trayek ini menjadi trayek favorit mereka, akan terjadi peningkatan peserta pada tahun-tahun berikutnya.
Kedua, membanjirnya kunjungan ke Flores baik dari dalam maupun luar negeri untuk menyaksikan perhelatan ini. Kunjungan diharapkan terus meningkat tiap tahun seiring dengan terus meningkatnya peserta lomba balapan sepeda internasional ini.
Ketiga, suskesnya penyelenggaraan lomba tahunan ini memberikan efek bola salju terhadap meningkatnya sebaran informasi tentang event ini dan keeksotisan alam dan budaya Flores ke penjuru dunia.
Keempat, meningkatnya tingkat hunian hotel di kota-kota menjadi tempat start, persinggahan, puncak acara event ini.
Suksesnya event tahunan ini akan memberikan dampak tidak langsung terhadap masyarakat Flores secara keseluruhan. Dampaknya antara lain:
Pertama, meningkatkan pendapatan masyarakat pada beberapa sektor yang terkait langsung dengan event ini seperti sektor jasa transportasi terutama penerbangan, jasa hotel, dan penginapan.
Kedua, sektor kuliner akan juga mendapat imbas dari event ini. Buah-buahan dan makanan tradisional serta souvenir akan mengalami peningkatan pembeli.
Ketiga, perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah akan semakin terarah pada sektor-sektor yang terkait dengan event ini seperti infrastruktur jalan, bandara, dan promosi pariwisata.
Saya kira masih banyak dampak yang bisa ditimbulkan dari perhelatan internasional ini.
Yang Mesti Dilakukan Masyarakat Flores
Perhelatan internasional Tour De Flores tinggal beberapa saat lagi. Masyarakat Flores dan juga pemerintah daerah harus menyambut event ini dengan baik. Apa yang mesti dilakukan masyarakat Flores agar event ini berjalan dengan baik dan terus dilaksanakan tiap tahun?
Pertama, meningkatkan kesadaran dan menjadikannya sebuah budaya bahwa “Tamu adalah Raja”. Di semua daerah wisata, pemahaman ini sangatlah penting dan mahal harganya. Flores akan menjadi tujuan wisata yang digemari tidak hanya karena keelokan dan keeksotisan alam dan budayanya tapi juga dan jauh lebih penting adalah “hospitasiltas, keramahtamahan dan memperlakukan tamunya sebagai raja. Sebagai raja, tamu harus dihormati, dilayani, dihargai, didahulukan, dan diutamakan di mana saja mereka berada. Ini penting dan harus benar-benar disadari dan ditanamkan oleh semua orang tua, tokoh masyarakat, agama dan budaya serta pemerintah. Setiap orang Flores harus menyadari dan melaksanakan ini dengan sungguh-sungguh jika ingin Flores menjadi salah satu destinasi wisata favorit. Ini harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar.
Kedua, pemerintah dan juga pihak swasta segera mempersiapkan fasilitas berstandar internasional dan berkelas untuk menyambut wisatawan papan atas seperti hotel berbintang, fasilitas hiburan berkelas, rumah makan dan sarana transportasi yang nyaman serta homestay. Termasuk infarastruktur yang baik untuk menjangkau wilayah-wilayah tujuan wisata.
Ketiga, pemerintah daerah harus menjadi pelopor untuk terus mengeksplorasi tujuan wisata baru yang belum terjamah seperti wisata religi (bekas gereja dan benteng Protugis di Pulau Ende, Kewa dan Lena), wisata agro, wisata bahari, wisata alam dan lain-lainnya.
Keempat, mengembangkan sektor-sektor lain seiring peningkatan kunjungan wisatawan seperti sektor pertanian dan peternakan untuk menunjang sektor pariwisata.
Jika event tahunan Tour De Flores ini berjalan sesuai rencana bukan tidak mungkin misi dan visi yang digagas oleh para inisiator akan menjadi kenyataan. Semuanya akan jauh lebih berdampak jika masyarakat Flores bisa memanfaaftkan momentum ini dengan baik. Masyarakat dan juga pemerintah daerah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut para “raja-raja” wisatawan dari berbagai negara di dunia.
Impian saya semoga 4 atau 5 tahun ke depan, bandara-bandara di Flores penuh sesak dengan wisatawan mancanegara seperti di Bandara Dong Muang dan Swarna Bhumi - Bangkok. Lebih dari itu, ekonomi masyarakat Flores lebih maju sebagai dampak dari kunjungan para wisatawan. Tentu, Tour De Flores sebagai event tahunan harus terus dijaga keberlangsungannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H