Pada Natal tahun ini tema nasional yang diusung adalah "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem (Luk 2:15). Tema ini diusung oleh Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligreja Indonesia (KWI). Menurut RRI.Com tema Natal tahun ini mengajak umat kristiani untuk kembali merenungkan makna kelahiran Yesus Kristus dan merespons dengan hati yang penuh suka cita. Tema ini sebenarnya sangat relevan dengan para seminaris karena para seminaris umumnya juga harus memiliki semangat menanggapi panggilan Tuhan dengan hati yang penuh sukacita.
Dengan makna historis dan spiritual yang mendalam, Betlehem dihadirkan kembali sebagai pusat perhatian untuk mengajak umat Kristiani menghidupi panggilan Tuhan. Dengan semangat menanggapi panggilan Tuhan seperti sang gembala yang langsung bergegas untuk pergi ke Betlehem di tanah Yudea. Respon para gembala itu dengan tulus hati dan bersemangat ini yang bisa menjadi inspirasi bagi umat Kristiani untuk menyambut Natal tahun ini dengan penuh sukacita. Sebagai seorang seminaris seharusnya kita juga bisa menghidupi semangat menanggapi panggilan dengan sukacita seperti sang gembala.
Tema Natal tahun ini sangat berbeda dengan tema tema Natal yang lalu. Tema Natal 2022 kita diajak untuk bisa kreatif dalam mewartakan dan melaksanakan kasih Tuhan. Tema Natal 2023 kita diajak untuk menggambarkan Natal sebagai perayaan sukacita karena Allah berkenan berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Tema Natal 2024 ini kita diajak untuk bisa menanggapi panggilan Tuhan dengan hati yang penuh sukacita.
Menanggapi panggilan Tuhan tidak hanya terbatas kepada untuk menjadi seorang imam atau rohaniawan, tetapi menanggapi pangilan Tuhan itu bisa kita lakukan dengan banyak hal lainya. Menanggapi panggilan juga bisa berarti untuk berkeluarga, karena dalam Alkitab Allah bersabda untuk beranak cuculah dan bertambah banyaklah dan penuhilah bumi. Walaupun berbeda tujuan dalam menanggapi panggilan Tuhan itu tetapi kita harus menjalaninya dengan sukacita apapun jalan panggilan hidup yang telah kita pilih.
Dengan tema Natal yang sangat bagus ini hendaknya kita semua bisa memaknai natal ini dalam kehidupan sehari hari. Sebagai seorang seminaris diri saya memaknai bahwa dalam kehidupan setiap hari saya harus senantiasa setia dan penuh sukacita dalam proses menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi seorang imam. Memang untuk menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi seorang imam sangatlah susah, banyak tantangan dan ketentuan yang harus dihadapi. Dengan tantangan yang banyak itulah kita diuji apakah panggilan itu murni atau tidak, jika panggilan itu murni maka kesetiaan dan rasa sukacita selalu ada dalam diri, tetapi jika panggilan itu tidak murni maka akan tidak memiliki rasa senang dalam menanggapinya.
Dari sini kita memahami bahwa para gembala yang diberi kabar oleh malaikat Tuhan mereka menanggapi panggilan itu dengan sukacita dan langsung begegas berangkat, karena diiringi dengan rasa sukacita itu para gembala bisa bertemu dengan bayi Yesus. Sebagai seorang seminaris jika kita menjalani hidup panggilan ini dengan rasa sukacita maka waktu 12 tahun perjalanan akan terasa cepat, singkat, dan akhirnya kita sampai kepada tujuan utama kita yaitu untuk menjadi seorang imam yang meneruskan karya pelayanan Tuhan di dunia. Semangat menanggapi panggilan dengan hati sukacita akan membimbing kita kepada kebaikan dan keberhasilan.
Dalam kehidupan sehari hari, kita bisa memaknai tema Natal ini dengan sangat sangat mudah. Sebagai seorang seminaris contoh hal hal kecil dalam menanggapi panggilan Tuhan dengan sukacita yaitu seperti: mengikuti misa harian dengan senang hati dan khusyuk, mengikuti kegiatan pelajaran dengan baik pada saat sekolah, dan melaksanakan kewajiban lain yang harus dikerjakan. Contoh contoh simpel seperti itu sebenarnya kita sudah menanggapi panggilan Tuhan, tetapi dalam proses pelaksanaanya harus dengan hati yang sukacita bukan dengan rasa benci yang ada di dalam hati, dengan melaksanakan hal hal kecil dengan hati sukacita, kita sebenarnya sudah menanggapi panggilan Tuhan dengan spirit sang gembala.
Dengan tema Natal ini kita tidak hanya diingatkan untuk menanggapi panggilan Tuhan dengan sukacita, namun kita juga diimbau untuk menjadi pewarta kabar sukacita kelahiran Yesus Kristus. Menjadi saksi kristus juga tidak hanya terbatas menjadi seorang imam saja, tetapi kita bersama juga bisa mewartakannya dengan sikap kita, perkataan kita, dan tindakan yang mencarminkan kasih dan damai, dengan hal hal sederhana itu kita sudah menjadi saksi Kristus dan membawa kasih dan damai kepada sesama kita.
Sebagai seorang seminaris kita juga bisa mewartakan kabar sukacita Tuhan dengan cara yang mudah. Contoh konkritnya dalam kehidupan yaitu: menjadi lektor ( menjadi seorang lektor sama saja kita sudah mewartakan kabar sukacita Tuhan kepada sesama kita), dengan menjaga sikap kita supaya pada saat di seminari kita bisa bersikap baik dan sopan dalam Bahasa jawanya yaitu harus memiliki tata krama, dengan bersikap baik itu kita sudah membuat suasana yang positif di dalam lingkup angkatan kita, secara tidak langsung kita juga sudah mewartakan kabar sukacita Tuhan. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghidupi tema natal tahun ini, bersemangatlah selalu untuk menanggapi panggilan Tuhan dan jangan lupa lakukanlah dengan hati yang penuh dengan sukacita.
Kesimpulan:
Dari tema Natal tahun ini kita diajak untuk menanggapi pangilan Tuhan dengan sukacita. Menanggapi panggilan Tuhan bisa dengan banyak cara, tetapi jika menjadi seorang seminaris berarti kita menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi seorang calon imam. Sebagai seorang calon imam hendaknya teman teman selalu memiliki semangat panggilan yang berkobar kobar, tentunya tidak mungkin selalu seperti itu, namun dengan niat yang besar maka semangat panggilan itu akan tetap bernyala nyala.
Memaknai tema Natal untuk hidup keseharian di seminari bukan hal yang terlalu sulit. Banyak hal hal kecil yang sudah termasuk dalam menanggapi panggilan, contohnya: pagi hari bangun dan mempersiapkan sekolah, saat jam pelajaran memperhatikan dengan baik, hal hal kecil seperti itu saja sudah masuk dalam kriteria menanggapi panggilan Tuhan. Dalam isi tulisan ini yang terpenting adalah bagaimana teman teman bisa Menanggapi Panggilan Tuhan dengan Spirit Sang Gembala, dimana kita harus menerima panggilan itu dengan hati yang sukacita.
Refleksi:
Panggilan Tuhan adalah sebuah rahasia iman antara seorang pribadi dan Tuhan. Panggilan untuk menjadi seorang imam tidak bisa dipaksakan oleh sesorang. Sebagai orang yang merasa terpanggil dan menanggapinya seharusnya kita bahagia, karena Tuhan sendiri dalam Kitab Suci berkata: Matius 22:14, "Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Dari kutipan ayat ini kita mengetahui bahwa sebenanrnya banyak yang terpanggil, namun sedikit yang dipilih. Sebagai seorang seminaris sebenarnya kita sudah termasuk dalam sedikit orang yang dipilih Tuhan untuk bisa menempuh sekolah di Seminari Mertoyudan, maka jangan sia siakan kesempatan dan kepercayaan Tuhan kepadamu. Tetaplah bersemangat dan bekerjalah di ladang Tuhan, tanamlah banyak benih maka kamu juga kan menuainya di kemudian hari.
Sekian Terimakasih
Sumber: https://www.rri.co.id/cek-fakta/1120594/natal-2024-marilah-sekarang-kita-pergi-ke-betlehem
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H