Mohon tunggu...
Kania Rahmawinata
Kania Rahmawinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hati Hati dengan Paradoks Kebahagiaan

1 November 2023   13:15 Diperbarui: 22 November 2023   23:51 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jatinangor sky by Kania Rahmawinata

Kebahagiaan, konsep yang selalu kita kejar, tetapi kadang-kadang tampak sulit untuk dicapai. Paradoks kebahagiaan adalah kontradiksi dalam upaya manusia untuk mencapai kebahagiaan. Kita seringkali berpikir bahwa kebahagiaan akan datang jika kita mencari kenyamanan dan kepuasan pribadi, namun kenyataannya, itu tidak selalu terjadi begitu saja.

Orang orang yang mengejar kebahagiaan tidak jarang malah merasa "hampa" ketika mencapai tujuan yang awalnya dianggap kebahagiaan, sebab seringkali "senang" disalahfahami sebagai rasa bahagia, Padahal berbeda dan bisa jadi berkebalikan.

Pertama, ada pandangan bahwa mencapai kenyamanan materi adalah kunci kebahagiaan. Orang sering berpikir bahwa memiliki rumah besar, mobil mewah, atau kekayaan finansial akan membawa kebahagiaan. 

Namun, paradoksnya adalah bahwa terlalu banyak fokus pada hal-hal material kadang-kadang justru dapat meningkatkan stres dan ketidakpuasan, karena keinginan tanpa batas atau perbandingan sosial. Kebahagiaan kaitannya dengan terpenuhinya apa yang kita butuhkan, sedang terlalu banyak kesenangan justru membuat semakin tidak bahagia.

Kedua, paradoks kebahagiaan juga muncul ketika kita mencari makna dalam hidup. Penelitian psikologi positif menunjukkan bahwa merasa terhubung dengan tujuan yang lebih besar dan menjalani hidup dengan nilai-nilai yang kita yakini dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan. Ini bisa berarti berkontribusi pada masyarakat, menjalani hidup dengan integritas, atau mengejar tujuan yang bermakna bagi kita.

Kesenangan itu nilainya menurun, merusak bila tidak dibatasi, membuat lalai pada apa yang menjadi prioritas. Saya jadi teringat pada sebuah scene film disney berjudul "soul". Singkatnya, diceritakan seorang paruh baya bernama Joe yang sangat berambisi menjadi musisi jazz, dan ia harus pontang panting mewujudkan cita citanya.

Bahkan di awal film diceritakan Joe ini sudah mati dan harus rela menerima takdirnya. Namun ambisinya terlalu besar untuk itu. Ia akhirnya nekad menerobos portal di alam jiwa yang sangat beresiko hanya agar dia bisa kembali ke alam dunia.

It needs sweat and tears, perjuangan joe untuk kembali hidup di alam dunia. Hingga akhirnya impiannya terwujud dalam satu malam. Ia berhasil menggelar konser musik bersama the dorothea williams Quarlet, yang tiada lain adalah kelompok musik impiannya.

Namun anehnya, disana yang Joe rasakan hanyalah kehampaan. Pada bagian akhir film dorathae menyampaikan sebuah anekdot tentang seekor ikan muda pada Joe. Anekdot itu menceritakan bahwa pada suatu hari ikan muda berenang mendatangi ikan yang lebih tua lalu bilang,

"Aku sedang berupaya mencari samudra."

"Samudra?' tanya ikan yang lebih tua,"

"Kamu sedang berenang di dalamnya."

"Di sini?" tanya si ikan muda.

"Ini hanya air. Yang kumau adalah samudra."

Anekdot ikan itu kira kira punya maksud seperti..

"Aku mendambakan hari ini seumur hidup. Tapi kok rasanya tidak ada yang berubah"

"Mungkin kamu lupa cara bersyukur"

Atau

"Aku mendambakan hari ini seumur hidup. Tapi kok rasanya tidak ada yang berubah"

"Mungkin bukan hal ini yang kamu butuhkan (untuk bahagia)"

Scene yang penuh makna itu menghubungan pikiran saya pada sebuah kutipan:

"Aku harap semua orang menjadi kaya dan tenar, juga mendapatkan semua yang mereka inginkan, agar mereka tahu bahwa itu bukan jawabannya (untuk bahagia)" - Jim carrey

Jadi, di mana seharusnya kita mencari kebahagiaan? Paradoks ini menunjukkan bahwa keseimbangan diperlukan. Kebahagiaan mungkin datang dari mencari kenyamanan dan menikmati kesenangan hidup, tetapi juga dari menjalani hidup dengan tujuan yang lebih besar. Ini adalah perpaduan antara kepuasan pribadi dan makna dalam hidup yang bisa membantu kita mencapai kebahagiaan yang sejati.

Mungkin paradoks kebahagiaan mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati adalah tentang menemukan keseimbangan antara kenyamanan dan makna, serta menghargai momen kecil dalam hidup. 

Sementara mencapai tujuan dan mendapatkan kesenangan mungkin menjadi bagian dari kebahagiaan, kita tidak boleh melupakan pentingnya hubungan sosial, rasa syukur, dan nilai-nilai yang memberi makna pada eksistensi kita. Sehingga, ketika kita menjalani hidup dengan keseimbangan ini, kita mungkin akan menemukan bahwa paradoks kebahagiaan bukan lagi sebuah misteri, tetapi sebuah petunjuk untuk mencapai kebahagiaan yang lebih berarti dalam hidup kita.

oleh: Kania Rahmawinata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun