Setelah itu, motif yang sudah kita buat diberikan pewarna dengan menggunakan kuas. Pewarna alami bisa didapatkan dari secang dan kunyit. Setelah itu, baru kainnya yang diwarnai dengan cara dicelupkan beberapa kali, yang salah satunya dicelupkan ke air keras. Jadi, harus hati-hati nih dan tangan kita memakai pelindung biar tidak terkena air keras. Setelah dijemur dan kering, kain batik yang sudah jadi bisa diaplikasikan menjadi pakaian, sarung, selendang, jaket, ikat kepala, taplak meja, seprai, sarung bantal, tas, hiasan dinding, dan lain-lain.
Oh ya, biar awet kain batik juga harus dirawat dengan cara mencucinya menggunakan deterjen yang lembut atau sabun khsusus yang dinamakan lerak. Kain batik yang sudah dicuci juga sebaiknya dijemur dengan cara dianginkan, atau tidak langsung kena cahaya matahari.
Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang batik etnik khas Tangsel, atau ingin mengikuti workshop serupa, silahkan datang langsung ke Gallery Sekar Purnama milik Bu Nelty di Jalan Camat Pondok Aren nomor 6-8, Tangerang Selatan. Mari cintai warisan budaya leluhur kita dengan melestarikan batik!
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H