Banyak aktivitas berubah di masa pandemi termasuk kegiatan belajar yang lebih bertumpu pada gawai. Meski segala kemudahan diberikan teknologi digital dalam melaksanakan pembelajaran daring, namun melatih anak menulis dengan tangan tetap perlu dilakukan.
Menulis merupakan kegiatan yang cenderung kompleks karena berkaitan dengan berbagai kemampuan yang meliputi persepsi visual-motor dan kemampuan konseptual yang dibentuk dari kemampuan kognitif sehingga kemampuan menulis tidak bisa berdiri sendiri dan alangkah lebih baik dalam mengembangkan kemampuan menulis anak perlu adanya bimbingan dari guru dan orang tua.
Dalam mengawali kegiatan menulis, hal utama yang perlu menjadi perhatian lebih adalah kemampuan atau keterampilan anak dalam memegang alat tulis dan posisi duduk yang benar.
Membiasakan menulis saat belajar membuat anak lebih paham akan materi yang disampaikan dengan baik. Selain itu, menulis juga merupakan bentuk penyaluran emosi dan ekspresi anak dalam memahami pembelajaran, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, dan meningkatkan kemampuan motorik halus karena melibatkan otot-otot kecil dengan menggunakan jari tangan dalam memegang pensil, menulis, maupun menggambar.
Keterampilan motorik halus membutuhkan kontrol otot ukuran kecil namun tetap memerlukan ketelitian yang tinggi karena ketika menulis anak akan berusaha untuk dapat mengoordinasi mata, gerakan tangan, dan telinga agar tetap fokus. Menulis dengan tangan juga bisa membuat anak mengingat sesuatu yang ia tulis dalam jangka waktu yang lama.
Tetapi tidak bisa dipungkiri, kegiatan menulis dianggap hal yang melelahkan oleh sebagian anak apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Namun tidak perlu khawatir karena ada beberapa metode menyenangkan yang dapat digunakan orang tua di rumah untuk melatih menulis kepada anak.
Pertama. Berbantuan media gambar. Dengan menggunakan media gambar seperti komik atau poster yang dapat meningkatkan motivasi anak dalam menulis karena visual yang disajikan mampu menarik perhatian anak dengan berbagai gambar berwarna sehingga anak tidak mudah merasa bosan.
Kedua. Menebalkan tulisan yang tipis. Metode ini biasa disebut trace the dot di mana anak menulis dengan mengikuti pola titik atau garis yang telah disediakan.Â
Secara perlahan, anak akan terbiasa untuk menulis dan mengenal huruf bahkan suku kata yang ditulis. Orang tua dapat membuat pola sendiri secara manual tergantung kebutuhan anak.
Ketiga. Bermain suku kata. Anak akan mengenal dan mengetahui berbagai macam suku kata yang akan menambah pembendaharaan kata anak. Mulai dari kata yang menyangkut hal yang anak suka kemudian ke topik lainnya.
Terlepas dari semua metode yang diterapkan untuk melatih anak menulis, peran orang tua merupakan kunci utama keberhasilan dalam membiasakan anak menulis di rumah saat pandemi seperti sekarang. Pendampingan orang tua perlu dilakukan untuk melihat perkembangan menulis anak dari waktu ke waktu.Â